sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sekjen UNCTAD: G20 Bali Compendium jadi penyelamat investasi di tengah krisis global

Krisis dan guncangan juga membuat peningkatan investasi SDG batal terjadi.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Senin, 14 Nov 2022 14:56 WIB
Sekjen UNCTAD: G20 Bali Compendium jadi penyelamat investasi di tengah krisis global

Secretary General of United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Rebeca Grynspan menyampaikan G20 Bali Compendium hadir di waktu yang tepat, yakni di tengah dunia saat ini di tengah beragam krisis, ketimpangan kesejahteraan yang parah, dan ketidakstabilan global yang kronis.

“Negara-negara hampir tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi guncangan eksternal seperti bencana alam, kondisi darurat pada kesehatan masyarakat seperti Covid-19, kenaikan suku bunga acuan, dan perang,” kata Grynspan dalam pidatonya di acara “The Introduction to G20 Bali Compendium & The Launch of Sustainable Investment, Bali, Senin (14/11).

Guncangan-guncangan eksternal tersebut bagi Grynspan telah mempersempit margin negara untuk berinvestasi. Padahal investasi justru lebih dibutuhkan dalam kondisi saat ini ketimbang sebelumnya untuk bersiap menghadapi perubahan iklim dan pulih secara inklusif, guna mencapai Sustainable Development Goals (SDG).

“Saat kami mengadopsi agenda 2030 pada tahun 2015, kesenjangan investasi sudah tinggi yaitu US$2,5 triliun. Namun dengan perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan perang di Ukraina,  kesenjangan investasi sekarang mendekati US$4 triliun,” ujarnya.  

Krisis dan guncangan juga membuat peningkatan investasi SDG batal terjadi. Maka, hadirnya G20 Bali Compendium menurut Grynspan memberikan tawaran solusi cerdas untuk tantangan investasi yang akan dihadapi dunia, karena berisi pengalaman yang dapat dipelajari berbagai negara dan membuktikan bahwa satu solusi tidak dapat berlaku di seluruh negara, melainkan harus menyesuaikan kondisi masing-masing negara yang berbeda.

“Dengan Compendium, kami berupaya membantu para pembuat kebijakan, tidak hanya mempromosikan investasi dalam pembangunan berkelanjutan, tapi juga mempromosikan jenis investasi yang tepat untuk pembangunan berkelanjutan,” tutur Grynspan.

Selain itu, investasi yang dilakukan juga diharap bisa memberikan keuntungan bersama, bukan hanya bagi segelintir pihak.

Grynspan menyebutkan, investasi berkelanjutan harus menghadirkan pembangunan yang benar-benar berkeadilan, tangguh, dan inklusif bagi semua. Hal ini membutuhkan strategi kebijakan dan inisiatif investasi yang mendukung peningkatan kapasitas produksi lokal, mempromosikan nilai tambah, dan menciptakan hubungan yang signifikan antara perusahaan internasional dan domestik khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Sponsored

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan UNCTAD terus berupaya untuk mengatasi hambatan investasi yang dihadapi semua negara, seperti hal asimetri struktural sistem keuangan internasional (SKI) yaitu penurunan pembiayaan pembangunan multilateral sebagai persentase dari PDB di Global South.

“Tidak adanya struktur mekanisme multilateral terkait hal itu. Kurangnya Environmental, Social, and (Corporate) Governance (ESG) menuju pasar berkembang serta penurunan dan akumulasi cadangan devisa di negara-negara berkembang. Pelarian modal di masa penuh tekanan, peningkatan suku bunga, dan dampaknya pada investasi dan hasil jangka pendek dalam pasar keuangan, semuanya ini adalah bagian dari masalah promosi investasi dan karenanya juga harus menjadi bagian dari solusi,” pungkas Grynspan.

Menurut Grynspan, Indonesia merupakan negara yang berhasil menarik investasi asing karena berhasil memobilisasi sumber daya alam negeri, mengembangkan basis industrinya dalam mengatasi ketergantungan komoditas menjadi mitra yang tepat untuk menulis Compendium.  

Berita Lainnya
×
tekid