sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Serangan udara Israel di Gaza kembali tewaskan warga Palestina

Jet tempur Israel menyerang sasaran di Gaza sebagai tanggapan atas serangan roket yang diluncurkan militan Palestina di wilayah Israel.

Hermansah
Hermansah Rabu, 03 Mei 2023 22:29 WIB
Serangan udara Israel di Gaza kembali tewaskan warga Palestina

Pejabat kesehatan Palestina menyebutkan, serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan seorang pria berusia 58 tahun dan melukai lima lainnya pada Rabu (3/5). Hal itu terjadi setelah menurunnya aksi kekerasan terbaru antara Israel dan militan Palestina di daerah kantong.

Jet tempur Israel menyerang sasaran di Gaza sebagai tanggapan atas serangan roket yang diluncurkan oleh militan Palestina di wilayah Israel pada Selasa (2/5). Namun setelah matahari terbit, kekerasan tampak mereda karena kedua belah pihak mengisyaratkan ingin menghindari konflik yang lebih luas.

Tetapi, meletus lagi ketika seorang tahanan terkemuka Palestina meninggal dalam tahanan Israel setelah mogok makan selama 87 hari. Kematian Khader Adnan, 45, seorang pemimpin kelompok militan Jihad Islam Palestina yang mempopulerkan aksi mogok makan sebagai bentuk aktivisme yang efektif, bergema di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza, di mana ia dihormati sebagai pahlawan nasional.

Protes meletus di pos pemeriksaan militer Israel dan pemogokan umum menutup toko di seluruh wilayah. Warga Palestina dan kelompok HAM menyalahkan Israel atas kematiannya, menuduh otoritas penjara melakukan kelalaian medis.

Militan Palestina di Gaza menembakkan 100 roket ke Israel selatan pada Selasa malam, melukai serius seorang pekerja asing di sebuah lokasi konstruksi. Militer Israel mengatakan, pesawat tempurnya menyerang terowongan, lokasi produksi senjata, dan instalasi militer milik kelompok militan Hamas yang berkuasa di Gaza.

Israel mengirim pecahan peluru menembus rumah Hashil Mubarak yang berusia 58 tahun di Kota Gaza, kata putranya Hatem. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, saat atap mereka runtuh, pecahan logam menghantam dada Mubarak dan membunuhnya. Mubarak dilarikan ke rumah sakit dan tidak bisa diresusitasi.

“Kami sedang tidur di rumah dengan aman dan sehat ketika kami mendengar ledakan dari sebuah misil,” kenang Hatem ketika para pelayat memenuhi masjid lingkungannya dan bergiliran membungkuk untuk mencium kening ayahnya.

“Dia mati syahid,” katanya.

Sponsored

Setelah beberapa jam tenang, militer Israel mengumumkan bahwa penduduk di kota-kota selatan tidak perlu lagi berada di dekat tempat perlindungan bom. Juru bicara Hamas Hazem Qasem kemudian berterima kasih kepada militan Palestina karena "menghadapi agresi Israel dan mengakhiri putaran konflik."

Utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland, menyambut baik “pemulihan ketenangan” setelah kekerasan selama 12 jam. “Jika upaya kami gagal, kami akan berisiko berada di tengah eskalasi mematikan lainnya,” katanya.

Tetapi tidak semua orang menyambut ketenangan itu. Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir, mengecam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, atas apa yang dia gambarkan sebagai respons yang lemah terhadap tembakan roket dari Gaza. Partai Ben-Gvir, yang disebut Kekuatan Yahudi mengumumkan, bahwa anggotanya akan memboikot semua pemungutan suara parlemen pada Rabu sebagai protes.

Netanyahu membalas Ben-Gvir, dengan mengatakan bahwa hanya perdana menteri, menteri pertahanan, dan pasukan keamanan yang ditugaskan untuk menangani "peristiwa keamanan yang sensitif dan kompleks" di Israel.

"Jika ini tidak dapat diterima oleh Menteri Ben-Gvir, dia tidak harus tetap di pemerintahan," kata partai Likud Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Lonjakan kekerasan terjadi pada saat ketegangan  meningkat di Tepi Barat yang diduduki di bawah pemerintahan paling kanan Israel dalam sejarah. Pada Rabu, pasukan keamanan Israel menghancurkan rumah keluarga dua warga Palestina yang melakukan serangan mematikan terhadap warga Israel pada musim gugur lalu.

Israel mempertahankan kebijakannya selama puluhan tahun untuk meratakan rumah keluarga penyerang sebagai pencegahan. Praktik tersebut telah lama menuai kritik dari kelompok hak asasi manusia yang menyebutnya sebagai hukuman kolektif, yang dilarang oleh hukum internasional. Beberapa juga mempertanyakan keefektifannya dalam mencegah serangan di masa depan, dengan mengatakan penghancuran semacam itu hanya memperburuk ketegangan dan memicu kebencian di komunitas Palestina.

Militer mengatakan mereka memasuki kota Haris di Tepi Barat utara dan menghancurkan rumah Mohammed Souf yang berusia 18 tahun, yang membunuh tiga warga Israel dalam serangan penusukan dan penabrakan mobil November lalu sebelum dibunuh. Militer juga meratakan rumah Younes Hilan, yang ditangkap karena dicurigai menikam seorang pria Israel pada Oktober.

Juga di Tepi Barat pada Rabu, pasukan Israel menembak dan melukai seorang warga Palestina di luar kota Bethlehem. Keadaan insiden itu tidak segera jelas.

Pertempuran Israel-Palestina telah meningkat selama setahun terakhir. Sekitar 250 orang Palestina tewas oleh tembakan Israel dan 49 orang tewas dalam serangan Palestina terhadap Israel.

Sumber : Associated Press

Berita Lainnya
×
tekid