sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Taiwan gelar pernikahan sesama jenis perdana

Taiwan mengukir sejarah pekan lalu ketika menjadi yang pertama di Asia melegalkan pernikahan sesama jenis.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 24 Mei 2019 13:15 WIB
Taiwan gelar pernikahan sesama jenis perdana

Dalam momen penting bagi hak-hak LGBTQ di Asia, Taiwan telah mengadakan pernikahan resmi sesama jenis pertama, sepekan setelah parlemen mengesahkannya.

Mengenakan jas berwarna senada, Shane Lin dan March Yuan menjadi pasangan pertama yang tiba pada Jumat (24/5) di kantor pemerintah di Taipei, untuk menandatangani surat nikah mereka.

Pasangan selanjutnya adalah penulis naskah Li Ying-Chien dan kekasihnya, seorang kartunis dengan nama pena Cynical Chick.

Taiwan mengukir sejarah pekan lalu ketika menjadi yang pertama di Asia melegalkan pernikahan sesama jenis.

Sekitar 300 pasangan sesama jenis, setengah dari mereka di Taipei, diperkirakan mendaftarkan pernikahan mereka hari ini.

Bagi aktivis veteran hak-hak pasangan sesama jenis Chi Chia-wei, pernikahan yang berlangsung hari ini adalah puncak dari perjuangan panjang tiga dekade dalam upaya membujuk pemerintah untuk mengubah UU.

Chi adalah sosok yang mengajukan petisi ke Mahkamah Konstitusi Taiwan, yang mengarah pada putusan 2017 bahwa menolak hak pasangan sesama jenis untuk menikah adalah tidak konstitusional.

Menghadapi tenggat waktu pengadilan yang kian dekat, parlemen akhirnya mengesahkan RUU pada 17 Mei, yang memungkinkan pasangan sesama jenis untuk membentuk "serikat permanen yang eksklusif" dan klausul lain yang akan memungkinkan mereka mengajukan pendaftaran pernikahan ke lembaga pemerintah.

Sponsored

"Saya merasa sangat bahagia bahwa pasangan sesama jenis akhirnya bisa mendaftar dan terdaftar sebagai pasangan satu sama lain. Saya merasa terhormat untuk menyaksikan pendaftaran pernikahan pada hari ini," tutur Chi kepada kantor berita AFP.

Perpecahan

Dalam satu dekade terakhir, Taiwan telah menempatkan dirinya di garda depan hak-hak penyuka sesama jenis di Asia. Namun, masalah ini menjadikan masyarakat terpolarisasi.

Pasca-putusan pengadilan, kelompok konservatif dan keagamaan memenangkan serangkaian referendum pada November lalu, di mana pemilih secara komprehensif menolak mendefinisikan pernikahan sebagai apapun selain menyatunya antara pria dan wanita.

Anggota parlemen konservatif mengedepankan RUU saingan yang menawarkan sesuatu yang lebih dekat dengan serikat sesama jenis yang terbatas, namun langkah tersebut gagal karena parlemen memilih mengesahkan UU pernikahan sesama jenis.

Bagaimanapun, UU baru masih memiliki batasan yang tidak didapat oleh pasangan heteroseksual.

Pasangan sesama jenis saat ini hanya dapat mengadopsi anak biologis pasangan mereka dan hanya dapat menikahi orang asing dari negara-negara di mana pernikahan sesama jenis juga diakui.

Kelompok-kelompok hak asasi pasangan sejenis mengatakan mereka bersedia menerima kesetaraan parsial untuk saat ini dengan harapan memenangkan pertempuran hukum di kemudian hari atas sejumlah masalah seperti adopsi, ibu pengganti atau surogasi dan menikahi orang asing.

Para penentang bersumpah "menghukum" Presiden Tsai Ing-wen dan para politikus yang mendukung undang-undang pernikahan sesama jenis dalam pemilihan umum Januari 2020, ketika Taiwan akan memilih presiden baru dan parlemen baru.

Sumber : Al Jazeera

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid