sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Terkait INF, Rusia masih buka pintu negosiasi bagi AS

AS menyatakan menarik diri dari INF pada 1 Februari 2019. Tidak lama, Rusia pun mengambil langkah serupa.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 13 Feb 2019 17:25 WIB
  Terkait INF, Rusia masih buka pintu negosiasi bagi AS

Pada 1 Februari 2019, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan akan menarik diri dari perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty. Proses penarikan dimulai selama enam bulan ke depan.

Traktat INF merupakan perjanjian nuklir masa Perang Dingin dengan Rusia yang disahkan kedua negara pada 1988. Perjanjian itu memang tidak berjalan mulus dalam lima tahun terakhir.

Dalam pidato kenegaraannya pada 5 Februari, Donald Trump mengonfirmasi penarikan diri AS dari perjanjian tersebut.

Penarikan diri itu didasarkan oleh tuduhan AS yang mengklaim bahwa Rusia telah melakukan sejumlah pelanggaran dengan menguji dan mengembangkan rudal 9M729 yang dilarang oleh traktat INF.

Rusia membantah klaim yang mereka nilai tidak berdasar dan tanpa bukti.

Pada 2 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapi pernyataan AS melalui pidato yang disiarkan melalui televisi. Dalam pidato tersebut, Putin mengumumkan bahwa Rusia akan mengikuti langkah AS dan turut menarik diri dari traktat INF.

"Presiden Putin mengatakan bahwa Rusia, sadar akan perannya dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia, tidak akan menggunakan rudal jarak menengah atau jarak pendek di negara mana pun selama AS tidak melakukan langkah serupa," jelas Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam konferensi pers di kediamannya di Jakarta, Rabu (13/2).

Rusia menilai keluarnya AS dari traktar INF dapat mengancam keamanan dunia. Karena tidak lagi terikat oleh kewajiban perjanjian tersebut, AS kini dapat secara terbuka merancang, memproduksi, dan menggunakan sistem persenjataan yang dilarang traktat INF.

Sponsored

"Tentu saja perjanjian INF sangat penting sebagai salah satu pilar sistem kendali senjata di dunia. Pembongkaran dapat membahayakan sistem kendali senjata global secara keseluruhan," imbuhnya.

Vorobieva menekankan bahwa selama bertahun-tahun, Rusia secara konsisten menginisiasi pembicaraan dengan AS terkait penyelesaian permasalahan traktat INF. Namun, AS selalu menolak ajakan untuk mencari solusi.

Hingga kini pun Rusia masih membuka pintu negosiasi.

"Jika AS dapat merevisi kebijakan destruktif mereka dan kembali taat pada perjanjian INF, Rusia akan selalu terbuka untuk dialog yang didasarkan pada rasa saling menghormati dan mempertimbangkan kepentingan masing-masing negara," ujar Vorobieva.

Dia mengaku bahwa pihak AS telah menawarkan ide alternatif lain sebagai ganti traktat INF, tetapi sejauh ini ide tersebut belum dituangkan menjadi proposal konkret.

"Jika mereka memiliki proposal tentang solusi lain, kami siap berdiskusi. Seperti yang saya selalu tekankan, kami terbuka untuk berunding jika mereka juga bersedia," kata dia.

Berita Lainnya
×
tekid