Ukraina lanjutkan persiapan ekspor gandum usai serangan di Odesa
Namun, pengiriman akan terganggu apabila serangan rudal Rusia di Odesa adalah tanda datangnya serangan-serangan lainnya.

Ukraina terus berupaya kembali mengekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam di bawah kesepakatan yang bertujuan mengurangi kekurangan pangan global. Namun, pengiriman akan terganggu apabila serangan rudal Rusia di Odesa adalah tanda datangnya serangan-serangan lainnya.
Dikutip dari Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengecam serangan pada Sabtu (23/7) sebagai "barbarisme" yang menunjukkan Moskow tidak dapat dipercaya untuk mengimplementasikan kesepakatan yang dicapai untuk membuka kembali ekspor gandum sehari setelah mediasi Turki dan PBB.
Militer Ukraina mengatakan, bahwa rudal Rusia tidak mengenai area penyimpanan biji-bijian pelabuhan atau menyebabkan kerusakan yang signifikan. Kyiv mengatakan persiapan untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian sedang berlangsung.
"Kami melanjutkan persiapan teknis untuk peluncuran ekspor produk pertanian dari pelabuhan kami," kata Menteri Infrastruktur Oleksandr Kubrakov seperti dikutip dari Reuters, Senin (25/7).
Menurut militer Ukraina, dua rudal Kalibr yang ditembakkan dari kapal perang Rusia menghantam area stasiun pompa di pelabuhan dan dua lainnya ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara.
Sementara, Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah menyerang kapal perang Ukraina dan toko senjata di Odesa dengan rudal presisi tinggi.
Penasehat ekonomi Zelenskiy, Oleh Ustenko mengatakan, kegiatan ekspor gandum akan mengalami hambatan jika serangan kembali terjadi. Menurut Ustenko, Ukraina dapat mengekspor 60 juta ton biji-bijian selama sembilan bulan ke depan, tetapi akan memakan waktu hingga 24 bulan jika operasi pelabuhannya terganggu.
Ustenko memperingatkan, serangan di Odesa mengisyaratkan bahwa itu mungkin di luar jangkauan dari kesepakatan yang sudah dicapai.
"Serangan kemarin menunjukkan bahwa itu pasti tidak akan berhasil seperti itu," kata Oleh Ustenko kepada televisi Ukraina.
Untuk diketahui, kawasan pelabuhan Odesa di Ukraina dilaporkan mendapat serangan rudal Rusia pada Sabtu (23/7). Dilansir dari CNN, juru bicara administrasi militer Odessa, Serhii Bratchuk mengatakan dua rudal menghantam infrastruktur pelabuhan.
Serangan tersebut terjadi sehari setelah Ukraina dan Rusia menandatangani perjanjian di Istanbul, Turki untuk menyalurkan jutaan ton gandum Ukraina ke pasar global, Jumat (22/7).
Rusia, Ukraina, anggota NATO Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menandatangani kesepakatan penting untuk membuka ekspor gandum dan pupuk Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam.
Kesepakatan tersebut bertujuan untuk membantu mencegah kelaparan dengan menyalurkan lebih banyak gandum, minyak bunga matahari, pupuk dan produk lainnya ke pasar global, termasuk untuk kebutuhan kemanusiaan dengan harga lebih rendah.
Kesepakatan itu berlaku selama 120 hari, dan PBB berharap kesepakatan dapat diperbarui, kecuali perang telah berakhir pada saat itu. Pekerjaan akan segera dimulai untuk membentuk tim inspeksi dan staf Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul yang diawasi oleh anggota dari keempat pihak dalam perjanjian.
Sumber: Reuters dan CNN

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Pertarungan capres di lumbung suara Jawa Barat
Sabtu, 23 Sep 2023 06:06 WIB
Riak-riak di tubuh PSI: "Bagi saya, PSI tak lagi istimewa..."
Jumat, 22 Sep 2023 06:29 WIB