close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
"Seorang Magang Didaulat Ke Freemasonry," dari ilustrasi ritual Freemasonik abad ke-19. Foto Universal History Archive-Universal Images Group via Getty Images
Dunia
Jumat, 17 November 2023 13:10

Vatikan tegaskan larangan umat Katolik menjadi Freemason

Loji Masonik biasanya merupakan perkumpulan khusus laki-laki, yang dikaitkan dengan simbol dan ritual misterius.
swipe

Vatikan telah mengonfirmasi larangan bagi umat Katolik untuk menjadi Freemason. Alasan iman Katolik dan Freemason tidak sejalan.

“Keanggotaan aktif dalam Freemasonry oleh umat beriman dilarang, karena tidak dapat didamaikan antara doktrin Katolik dan Freemasonry,” kata kantor doktrin Vatikan dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh media Vatikan, Rabu (15/11), seperti dikutip Reuters.

Freemason adalah sebuah perkumpulan rahasia berusia berabad-abad yang telah lama dipandang bermusuhan oleh Gereja Katolik dan diperkirakan memiliki keanggotaan global hingga enam juta orang.

Departemen tersebut, yang dikenal sebagai Dicastery of the Doctrine of the Faith (DDF), mengeluarkan pendapatnya, tertanggal 13 November dan ditandatangani oleh Paus Fransiskus, sebagai tanggapan terhadap seorang uskup dari Filipina yang khawatir dengan meningkatnya jumlah Freemason di negaranya.

Kantor yang sama mengatakan pekan lalu bahwa kaum transgender dapat dibaptis, menjadi wali baptis, dan menjadi saksi di pernikahan Katolik.

Surat tentang Freemason mengutip deklarasi tahun 1983, yang ditandatangani oleh mendiang Paus Benediktus XVI, yang saat itu menjabat sebagai kepala doktrin Vatikan, yang menyatakan bahwa umat Katolik "dalam asosiasi Masonik berada dalam keadaan dosa besar dan tidak boleh menerima Komuni Kudus".

Loji Masonik biasanya merupakan perkumpulan khusus laki-laki, yang dikaitkan dengan simbol dan ritual misterius. Mereka juga terkadang dikaitkan dengan teori konspirasi yang menyatakan adanya pengaruh yang tidak semestinya terhadap urusan dunia.

Menurut United Grand Lodge of England, Freemasonry modern "adalah salah satu organisasi sosial dan amal tertua di dunia", yang berakar pada tradisi tukang batu abad pertengahan.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka memiliki 180.000 anggota laki-laki, dan dua kelompok perempuan di Inggris memiliki 5.000 anggota lagi, dan memperkirakan keanggotaan Freemasonry global berjumlah sekitar enam juta.

Daftar tersebut mencantumkan mendiang suami Ratu Elizabeth, Pangeran Philip, mantan Perdana Menteri Winston Churchill, mendiang aktor Peter Sellers, mantan manajer sepak bola Inggris Alf Ramsey, dan penulis Rudyard Kipling dan Arthur Conan Doyle sebagai Freemason terkenal dari masa lalu.

“Pada tingkat doktrinal, harus diingat bahwa keanggotaan aktif dalam Freemasonry oleh umat beriman dilarang karena ketidaksesuaian antara doktrin Katolik dan Freemasonry,” bunyi dokumen DDF, mengutip “Deklarasi Asosiasi Masonik” tahun 1983 oleh Kardinal Joseph Ratzinger, yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI.

“Oleh karena itu, mereka yang secara formal dan sadar terdaftar di Loji Masonik dan telah menganut prinsip-prinsip Masonik termasuk dalam ketentuan Deklarasi tersebut di atas. Langkah-langkah ini juga berlaku untuk setiap ulama yang terdaftar di Freemasonry,” lanjut dokumen tersebut, dilansir Fox News.

Klarifikasi tersebut diminta oleh Uskup Julito Cortes dari Filipina, yang menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya minat terhadap perkumpulan rahasia di negaranya.

Freemasonry, perkumpulan rahasia terbesar di dunia dengan jutaan anggota yang tersebar di hampir setiap negara di dunia, mendirikan Grand Lodge pertamanya di Inggris pada tahun 1717.

Perkumpulan ini bersumpah akan kerahasiaan, persahabatan, dan persaudaraan di antara anggotanya dan telah mengumpulkan banyak sekali katalog ritual, pakaian upacara dan sinyal rahasia antar-mason. Kebijakan estetis ini sering kali menggunakan gambaran Kristen meskipun digunakan untuk ritual non-Kristen.

Freemason biasanya diharapkan untuk mengaku percaya pada "makhluk tertinggi" tetapi tidak diwajibkan untuk percaya pada dewa tertentu.

Anggota Gereja Katolik tidak diperbolehkan untuk bergabung atau berafiliasi dengan kelompok Freemasonry karena ajaran organisasi tersebut yang bersifat deistik dan non-Kristen tentang keilahian.

Selain itu, sifat rahasia dan ritualistik dari kelompok Freemason sering menimbulkan tuduhan dari para pemimpin Katolik tentang penyembahan berhala dan perlawanan rahasia terhadap agama Kristen.

Namun, asosiasi Freemason jauh dari seragam, dan budaya Masonik sangat berbeda antara berbagai ritus, sekte, loji, dan badan nasional Freemasonry. Gereja Katolik telah berperang paling agresif dengan badan-badan Masonik di benua Eropa, yang lebih bernuansa ideologis.

Freemasonry di Amerika Serikat dan Inggris, meski masih terkait dengan kelompok-kelompok di luar negeri, dilaporkan lebih berfokus pada sosial dan profesional.

Freemasonry dianggap sebagai pelanggaran ekskomunikasi pada tahun 1738 oleh Paus Klemens XII, yang menyebut perkumpulan rahasia itu "bejat dan sesat".

Dokumen tahun 1983 yang dibuat oleh Kardinal Ratzinger saat itu yang dikutip dalam dokumen terbaru Vatikan menyatakan bahwa "penilaian negatif terhadap asosiasi Masonik tetap tidak berubah karena prinsip-prinsip mereka selalu dianggap tidak dapat diselaraskan dengan doktrin Gereja dan oleh karena itu keanggotaan di dalamnya tetap dilarang."(reuters,foxnews)

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan