sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wanita terkaya di Afrika terseret skandal korupsi

Isabel merupakan anak dari mantan Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos yang memerintah pada 1979-2017.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 21 Jan 2020 14:01 WIB
Wanita terkaya di Afrika terseret skandal korupsi

Isabel dos Santos, wanita terkaya di Afrika asal Angola, diduga menyedot ratusan juta dolar uang negara ke rekeningnya di luar negeri. Dugaan tersebut terkuak pascakebocoran sebuah dokumen.

Dirilis pada Minggu (19/1), dokumen yang disebut Luanda Leaks itu didasarkan pada lebih dari 715.000 email, kontrak, dan audit yang diperoleh dari penyelidikan Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional (ICIJ) dengan sejumlah organisasi media di seluruh dunia.

ICIJ menerangkan bahwa penyelidikan mereka memakan waktu delapan bulan dan melibatkan lebih dari 100 jurnalis. 

Isabel merupakan anak dari mantan Presiden Angola José Eduardo dos Santos. Dia dituding memanfaatkan koneksi keluarga demi mengamankan sejumlah kesepakatan di bidang pertanahan, minyak, berlian, serta telekomunikasi.

Pemerintah Angola bersumpah akan menggunakan segala cara untuk memulangkan Isabel untuk menghadapi pengadilan terkait temuan Luanda Leaks.

Jaksa Penuntut Umum Angola Helder Pitra Gros pada Senin (20/1) mengatakan bahwa negara itu akan menggunakan seluruh cara yang memungkinkan dan mengaktifkan mekanisme intenasional untuk membawa Isabel kembali ke negara itu.

"Kami akan menggunakan semua cara yang mungkin dan mengaktifkan mekanisme internasional untuk membawa Isabel dos Santos kembali," tutur Gros.

Isabel meninggalkan Angola dan menetap di Inggris dan Lisbon setelah ayahnya mengundurkan diri sebagai presiden pada 2018.

Sponsored

Dia tengah menjalani penyelidikan kriminal oleh pihak berwenang Angola terkait kasus korupsi terpisah yang juga melibatkan suaminya, Sindika Dokolo. Akibat penyelidikan tersebut, pada Desember, Jaksa Penuntut Umum di Angola membekukan rekening bank dan aset milik Isabel dan suaminya.

Miliarder berusia 46 tahun itu secara konsisten membantah bahwa kesuksesan bisnisnya adalah hasil dari nepotisme dan korupsi.

Isabel, yang kekayaan bersihnya pada 2019 diestimasi menyentuh US$2,2 miliar, menggambarkan langkah pemerintah Angola sebagai pembalasan dendam bermotivasi politik tanpa dasar yang jelas.

"Ini adalah serangan yang terkonsentrasi dan terkoordinasi dengan baik ... untuk menciptakan persepsi yang salah tentang bisnis saya," jelas dia kepada Al Jazeera.

Dia mengklaim Luanda Leaks merupakan bagian dari kampanye bermotivasi politik oleh pemerintah Angola untuk mendiskreditkannya.

"Laporan ICIJ didasarkan pada banyak dokumen dan informasi palsu, ini adalah serangan politik terkoordinasi dari pemerintah Angola," twit dia.

Isabel menegaskan, kekayaannya adalah hasil kerja keras dan bukan berasal dari dana negara.

"Saya membangun perusahaan, berinvestasi, dan menciptakan lapangan kerja. Dari sinilah kekayaan saya berasal," twit dos Santos.

Kepala Corruption Watch Andrew Feinstein mengatakan, Luanda Leaks menunjukkan bagaimana rakyat Angola menjadi korban dari gaya hidup mewah Isabel.

"Setiap kali dia muncul di sampul majalah ternama atau menjadi tuan rumah salah satu pesta glamor di Prancis, dia sebenarnya menginjak-injak aspirasi rakyat Angola," kata Feinstein.

Dalam KTT Investasi Inggris-Afrika di London pada Senin, seorang delegasi Angola membantah klaim Isabel yang menyebut tindakan pemerintah sebagai "witch hunt".

Presiden Dewan Aipex, badan invetasi Angola, Antonio Henriques da Silva mengatakan bahwa para investor ingin melihat ketegasan pemerintah Angola dalam menangani praktik-praktik yang dianggap tidak etis.

"Ini adalah orang yang mengambil keuntungan dari posisinya," ujar da Silva, merujuk pada tindakan Isabel. "Jika uang itu diinvestasikan bagi masyarakat, bagi orang-orang yang tidak memiliki akses ke pendidikan atau kesehatan di Angola, itu dapat menyelamatkan nyawa banyak orang."

Pada Jumat (17/1), surat kabar Portugal, Expresso, melaporkan bahwa pihak berwenang di Monako juga tengah menyelidiki Isabel dan ayahnya terkait kasus pencucian uang.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Spotlight on Corruption Susan Hawley menekankan, penting bagi pemerintah Inggris untuk segera mengidentifikasi aset-aset Isabel di negara itu sebagai langkah antisipasi potensi permintaan bantuan dari pihak berwenang Angola.

Isabel disebut memiliki sejumlah properti mewah di pusat London dan menghabiskan banyak waktu di Inggris.

Bank Eurobic umumkan putus hubungan

Buntut Luanda Leaks, bank asal Portugal, Eurobic, pada Senin menyatakan bahwa mereka telah mengakhiri hubungan komersial dengan semua entitas yang dikendalikan Isabel. Eurobic tidak merinci lebih lanjut apa implikasi dari pemutusan hubungan tersebut.

Eurobic sendiri tengah dalam penyelidikan bank sentral Portugal terkait hubungannya dengan Isabel, yang merupakan pemegang 42,5% sahamnya.

Di Portugal, Isabel memegang saham signifikan di sejumlah perusahaan penting, termasuk perusahaan telekomunikasi NOS. (The Guardian, BBC, Reuters, dan Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid