Dari mana mula kesadaran? Sebuah eksperimen selama tujuh tahun menghasilkan wawasan baru tentang kesadaran dan menantang dua teori ilmiah, yakni integrated information theory (IIT) atau teori informasi terintegrasi dan global neuronal workspace theory (GNWT) atau teori ruang kerja neural global.
Penelitian itu dikerjakan sekelompok peneliti yang diterbitkan di jurnal Nature baru-baru ini dengan judul “Adversarial testing of global neuronal workspace and integrated information theories of consciousness.”
IIT berpendapat, kesadaran muncul ketika informasi dalam sebuah sistem—seperti otak—sangat terhubung dan terintegrasi. Selama informasi tersebut tetap terintegrasi, informasi itu akan dirasakan secara sadar.
Sedangkan GNWT berpendapat, jaringan area otak menyoroti informasi penting di otak—membawa informasi itu ke permukaan pikiran kita—dan menyebarkannya secara luas begitu masuk ke kesadaran, yang menghasilkan pengalaman sadar.
Studi ini, dikutip dari AOL, mempertemukan dua kelompok peneliti dengan keyakinan yang sangat berbeda tentang kesadaran. Satu pihak mendukung IIT, pihak lainnya mendukung GNWT. Kedua tim bergabung bersama ilmuwan yang independen untuk menguji gagasan mereka menggunakan eksperimen besar.
Eksperimen ini melibatkan 256 peserta. Setiap peserta melihat gambar visual yang jelas selama durasi yang berbeda-beda, sedangkan para ilmuwan merekam aktivitas otak mereka. Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap, mereka menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) atau pencitraan resonansi magnetik fungsional, magnetoencephalography (MEG) atau magnetoensefalografi, dan intracranial electroencephalography (iEEG) atau elektroensefalografi intrakranial.
Dilansir dari situs Allen Institute, penelitian menunjukkan koneksi fungsional antara neuron di area visual awal otak—area yang memproses penglihatan, yang berada di bagian belakang otak—dan area frontal otak.
“Hal ini membantu kita memahami bagaimana persepsi terhubung dengan pemikiran,” tulis Allen Institute.
Temuan ini mengurangi penekanan pada pentingnya korteks prefrontal dalam kesadaran, menunjukkan bahwa meski korteks tersebut penting untuk penalaran dan perencanaan, kesadaran itu sendiri mungkin lebih terkait dengan pemrosesan sensorik dan persepsi.
“Dengan kata lain, kecerdasan berkaitan dengan ‘melakukan’, sedangkan kesadaran berkaitan dengan ‘menjadi’,” tulis Allen Institute.
Studi ini pun menemukan, bagian belakang otak sangat penting untuk mempertahankan detail spesifik dari apa yang kita lihat, seperti orientasi. Sementara bagian depan otak juga terlibat, terutama dalam mengidentifikasi kategori umum dari suatu objek, bagian ini mungkin bukan pusat utama untuk semua detail visual.
Profesor filsafat di Universitas Monash, Tim Bayne dalam The Conversation menulis, beberapa temuan sejalan dengan prediksi dari salah satu teori, tetapi hasil lainnya justru menimbulkan tantangan.
Sebagai contoh, tim peneliti gagal menemukan sinkronisasi berkelanjutan dalam korteks posterior (bagian belakang dari korteks serebral, yaitu bagian otak yang terletak di belakang lobus frontal), seperti yang diprediksi IIT. Di saat yang sama, GNWT menghadapi tantangan karena tidak semua isi kesadaran dapat didekode dari korteks prefrontal (bagian otak yang terletak di bagian paling depan lobus frontal), serta kegagalan menemukan pengaktifan neural saat stimulus pertama kali disajikan.
“Jelas tidak ada satu eksperimen pun yang dapat secara meyakinkan membantah salah satu teori. Teori-teori ini terlalu berbeda dalam asumsi dan tujuan penjelasannya, serta metode eksperimental yang tersedia masih terlalu kasar untuk memungkinkan satu teori secara konklusif mengungguli teori lainnya,” ujar profesor ilmu saraf kognitif dan komputasional di Universitas Sussex, Anil Seth dalam situs Allen Institute.
“Meski begitu, temuan dari kolaborasi ini tetap sangat berharga. Banyak yang telah dipelajari tentang kedua teori tersebut dan tentang di mana serta kapan informasi tentang pengalaman visual dapat didekodekan dari otak.”
Menurut AOL, walau hasilnya tidak sepenuhnya mendukung kedua teori tersebut, tetapi penelitian ini telah memberikan dampak besar. Pertama, penelitian ini menunjukkan teori-teori utama tentang kesadaran dapat diuji secara langsung.
Kedua, penelitian tersebut mengungkapkan bagaimana menggabungkan sains dengan perbedaan pendapat dapat memajukan sains dengan lebih cepat dan adil.
Selain itu, memahami bagaimana dan di mana kesadaran muncul di otak bisa meningkatkan perawatan bagi pasien dengan cedera otak parah. Studi menunjukkan, sekitar 25% pasien yang tampak tidak responsitf mungkin masih sadar—yang oleh para ilmuwan disebut sebagai kesadaran tersembunyi. Maka, mengetahui daerah otak mana yang paling penting dapat membantu mendeteksi kesadaran tersembunyi ini dan memandu keputusan medis.
“Kesadaran tetap menjadi salah satu misteri terbesar sains. Meskipun teori dapat memberikan petunjuk, otak sering kali menentang ekspektasi,” tulis AOL.