sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bagaimana stres dan emosi dapat memicu migrain?

Mencatat berbagai peristiwa menegangkan dalam buku harian migrain dapat membantu menentukan jenis stres yang memicu migrain. 

Alia Kirana
Alia Kirana Selasa, 17 Okt 2017 17:34 WIB
Bagaimana stres dan emosi dapat memicu migrain?

Kamu tengah mengalami rasa sakit yang hebat atau sensasi berdenyut di satu sisi kepala? Jika ya, besar kemungkinan kamu sedang mengalami migrain.

Migrain dapat terjadi karena berbagai hal, seperti makanan, cuaca, olahraga, bau, hormon, dan lainnya. Stres dan emosi juga dapat memicu migrain. Para ilmuwan percaya bahwa ketika seseorang sedang berada di bawah tekanan, kadar molekul dan hormon tertentu bisa naik atau turun. Pada beberapa orang, perubahan ini bisa memicu migrain. Bahkan stres dapat menjadi pemicu langsung migrain.

Melansir WebMD, studi menunjukkan bahwa banyak jenis stres atau emosi yang berhubungan dengan migrain. Kegelisahan, ketegangan, keterkejutan, dan bahkan kegembiraan adalah beberapa contoh utama. Pada beberapa orang, migrain muncul justru saat stres mereda. Migrain yang muncul pada kesempatan itu kadang-kadang disebut sakit kepala akhir pekan atau letdown migraine. Sebab, migrain muncul pada hari Sabtu atau Minggu yang santai di rumah, setelah berada di dalam tekanan di tempat keja selama seminggu penuh.

Di samping itu, ada beberapa situasi stres yang bisa memicu migrain antara lain kecemasan, ketegangan, kegugupan, masalah perkawinan atau hubungan asmara, pengangguran, masalah keuangan atau pendapatan rendah, serta trauma masa kecil termasuk perceraian orang tua, penganiayaan fisik, atau masa inap di rumah sakit. Migrain juga dapat muncul karena perubahan dalam hidup seperti memiliki bayi, berpindah pekerjaan, atau pindah ke rumah baru, dan rutinitas atau perjalanan baru. Kurang tidur dan stres karena lingkungan sekitar, seperti suara keras atau cahaya lampu yang menyilaukan juga dapat menimbulkan migrain. Bahkan migrain itu sendiri bisa menyebabkan stres, yang pada akhirnya memicu lebih banyak sakit kepala di kemudian hari.

Lantas bagaimana kamu tahu bahwa stres merupakan penyebab migrain yang tengah dialami?

Penelitian menunjukkan bahwa peristiwa yang menegangkan atau hari yang sangat menegangkan sering terjadi, selama 2-3 hari sebelum serangan migrain. Untuk melihat apakah ini benar, kamu perlu mencatat di dalam buku harian migrain. Selama beberapa bulan, ini dapat membantu menemukan pola saat mengalami sakit kepala dan membantu untuk menentukan jenis stres yang memicu migrain. 

Kamu juga dapat melacak melalui hal-hal seperti, saat mulai muncul sakit kepala, di mana berada? Berapa lama sakit kepala itu berlangsung? Apakah pengobatannya berhasil? 

Selain itu, kamu dapat melacak jenis dan porsi makanan yang dimakan, vitamin atau suplemen yang dikonsumsi, olahraga, kegiatan sosial dan pekerjaan, rincian siklus menstruasi, perasaan setiap hari dan tingkat stres, serta jumlah waktu tidur.

Sponsored

Jika memang benar bahwa migrain terjadi karena stres akibat situasi di atas, maka kamu perlu mengubah pola hidup. Kamu harus mengonsumsi makanan sehat, olahraga selama 30 menit setiap hari, waktu tidur cukup, minta dukungan dari keluarga dan teman. Terakhir, tersenyumlah dan tertawalah untuk meredakan ketegangan. Selamat mencoba.

Berita Lainnya
×
tekid