sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Beli saham pakai utang, apa boleh dilakukan?

Investasi saham sejatinya bisa dimulai dari dana yang minim dan tidak perlu berutang.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 18 Jan 2021 18:32 WIB
Beli saham pakai utang, apa boleh dilakukan?

Media sosial Indonesia baru-baru ini diramaikan oleh perbincangan seputar aktivitas jual beli saham menggunakan utang. Perbincangan tersebut tercatat dimulai sejak 15 Januari 2021.

Pasalnya, beberapa individu mengaku telah berutang dan membeli saham dalam jumlah yang besar. Salah satunya mengatakan telah melakukan pinjaman online ke 10 aplikasi dan mendapatkan pinjaman Rp170 juta. Uang tersebut lalu digunakan untuk membeli saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) sebanyak 500 lot.

Investor lainnya mengakui membeli saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) menggunakan uang arisan dan titipan ibu-ibu PKK. Namun, portofolio sahamnya di KAEF turun hampir 25%.

Seperti diketahui, saham Kimia Farma sejak awal tahun hingga 13 Januari 2021 telah naik 443,93% ke harga Rp6.500 per saham. Namun, harga saham emiten farmasi BUMN tersebut tercatat terus turun dan berada di level Rp5.275 per saham, Senin (18/1).

Selain kedua saham tersebut, salah satu warganet juga mengakui telah menggadaikan tanah dan BPKB mobil untuk membeli saham PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA). Sejak awal tahun hingga 11 Januari 2021, saham IRRA tercatat telah naik 92,36% dari level Rp1.700 per saham, ke Rp3.700 per saham. 

Saham ini mulai ambles 6,76% pada hari perdana vaksinasi Covid-19, yaitu 13 Januari 2021, ke level Rp3.450 per saham. Saat ini, saham IRRA tercatat terus anjlok ke harga Rp2.790 per saham.

Financial Educator dan Periset Lifepal Aulia Akbar mengatakan, investasi saham sejatinya bisa dimulai dari dana yang minim dan tidak perlu berutang. Menurutnya, meski berutang bisa memudahkan untuk menambah modal investasi atau trading, tetapi hal itu memunculkan risiko yang besar.

Dia menyarankan pemula tidak melakukan hal tersebut. Aulia pun menyarankan, metode pembelian berkala bisa sangat membantu investor yang memiliki modal minim.

"Anggap saja, Anda membeli saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebanyak 1 lot di harga Rp33.000 per saham, lalu di bulan selanjutnya, kembali beli dalam jumlah lot yang sama tapi harganya sudah naik jadi Rp34.000 per saham. Anda akan mendapat rata-rata dari pembelian yang dilakukan setiap bulan," tulis Aulia dalam risetnya, Senin (18/1).

Sponsored

Sebelum berinvestasi, lanjutnya, investor harus menentukan tujuan investasinya. Pastikan pula kondisi kesehatan finansial memadai.

"Artinya, jika memiliki utang jumlahnya masih wajar, memiliki dana darurat yang sesuai kebutuhan, memiliki ketersediaan aset lancar minimal 15% dari kekayaan bersih dan memiliki proteksi," tuturnya.

Dia pun mengingatkan investor untuk mengingat baik-baik tujuannya membeli saham. Seorang trader akan melakukan transaksi dalam jangka pendek.

Sementara investor menggunakan dananya membeli saham dengan pertimbangan kinerja perusahaan akan memiliki prospek cerah. Di masa depan, investor akan menjual sahamnya yang dibeli dengan nilai tinggi.

"Jika tujuannya untuk jangka pendek, atau sebatas menambah penghasilan bulanan, carilah sumber pendapatan lain lewat kerja freelance atau berinvestasilah di instrumen rendah risiko yang memberikan pendapatan tetap," ucap dia.

Berita Lainnya
×
tekid