

Kucing liar di sudut-sudut kota, kenapa Istanbul begitu ramah kucing?

Di sudut gang berbatu kawasan Balat yang penuh warna, seekor kucing berbulu oranye duduk di atas jok motor tua. Di sekelilingnya, piring-piring kecil berisi makanan dan mangkuk air ditaruh dengan hati-hati oleh pemilik toko setempat. Beberapa langkah dari situ, seekor kucing hitam-putih bersantai di jendela masjid sambil menatap lalu-lalang manusia dengan mata setengah tertutup.
Di Istanbul, ini bukanlah pemandangan langka. Kota yang berdiri di dua benua ini bukan hanya rumah bagi jutaan manusia, tetapi juga puluhan ribu kucing liar yang hidup bebas, dicintai, dan dirawat seolah-olah mereka warga resmi kota.
Istanbul dikenal sebagai salah satu kota paling ramah kucing di dunia. Menurut perkiraan Pemerintah Kota Metropolitan Istanbul (IMM), terdapat lebih dari 125.000 kucing liar yang berkeliaran di jalan-jalan, taman, masjid, hingga balkon-balkon rumah. Uniknya, mereka tidak dianggap gangguan, melainkan bagian dari identitas kota. Bahkan, dalam survei yang dilakukan oleh Istanbul Planning Agency pada 2023, 83% warga menyatakan bahwa keberadaan kucing liar memberi "keseimbangan spiritual" dalam kehidupan sehari-hari yang padat dan penuh tekanan.
Namun, hidup berdampingan dengan puluhan ribu kucing bukan tanpa tantangan. Masalah kesehatan, sanitasi, dan populasi yang terus bertambah sempat menjadi perhatian utama. Pada awal 2000-an, kasus infeksi parasit zoonosis dan keluhan warga soal bau dan kebersihan mulai meningkat. Ditambah lagi, tidak semua kucing mampu bertahan hidup di jalan. Banyak yang sakit, terluka, atau mati karena kecelakaan lalu lintas.
Menyadari bahwa kasih sayang saja tidak cukup, pemerintah kota mulai mengambil pendekatan sistematis. Istanbul meluncurkan program "Smart Animal Care" yang mencakup layanan steril gratis, vaksinasi massal, dan pembangunan stasiun makan-minum otomatis di berbagai titik kota. Beberapa di antaranya dilengkapi sensor dan sistem pendingin agar makanan tidak basi, bahkan bisa diakses dengan menukar botol plastik bekas — langkah kecil menuju kesadaran lingkungan.
Pemerintah juga bekerja sama dengan relawan dan komunitas lokal seperti Hayvan Hakları Federasyonu (Federasi Hak-Hak Hewan) yang bertugas mengidentifikasi titik-titik rawan bagi kucing, menyediakan tempat perlindungan sementara, dan mengevakuasi kucing yang sakit. Selain itu, setiap distrik memiliki pusat perawatan hewan yang menerima laporan warga secara daring, menjadikan bantuan untuk kucing jalanan lebih mudah dan terstruktur.
Yang membuat kisah Istanbul semakin unik adalah keterlibatan emosional warga. Di beberapa lingkungan, kucing memiliki nama, akun media sosial, bahkan diadakan pemakaman kecil saat mereka mati. Pada 2020, sebuah film dokumenter berjudul Kedi menjadi viral karena menyoroti kehidupan tujuh kucing jalanan Istanbul dan hubungan mereka dengan manusia — menegaskan bahwa hubungan ini bukan sekadar kasih sayang, tapi warisan budaya yang dijaga lintas generasi.
Dalam satu wawancara, Walikota Ekrem İmamoğlu pernah berkata, "Kalau Anda ingin tahu bagaimana moral sebuah kota, lihat bagaimana mereka memperlakukan yang paling lemah dan tak bersuara — kucing kami adalah salah satu indikatornya."
Sejarawan dan penulis Zafer Bilgi, berbicara kepada Anadolu Agency (AA) tentang keberadaan kucing secara historis di kota itu, menyatakan bahwa kucing merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya kota tersebut.
Bilgi mencatat bahwa setelah penaklukan Istanbul pada 29 Mei 1453, "külliyes" (kompleks) dibangun di tujuh bukit dan bahwa Fatih Sultan Mehmet juga membangun külliye di tengah tujuh bukit, tempat kucing-kucing telah berkembang biak sejak saat itu.
Bilgi juga menyebutkan bahwa catatan dari 500 tahun yang lalu menunjukkan bahwa Masjid Bayezid dibangun setelah menentukan bagaimana pendapatan untuk memberi makan hewan-hewan yang tinggal di dekatnya akan dipastikan untuk melindungi hak-hak mereka.
Ia juga menjelaskan bahwa pada masa pemerintahan Sultan Murad III, Deklarasi Hak Hewan Universal pertama diterbitkan dan rasa belas kasihan dan belas kasih terhadap kucing membuat mereka menjadi bagian dari budaya kota tersebut.
"Pada tahun 1500-an, melindungi kucing dan anjing melalui deklarasi dan dekrit ini bukan hanya masalah hukum atau dekrit, tetapi juga merupakan cerminan kepekaan masyarakat. Ada pepatah di Istanbul: 'Orang suci, orang gila, dan kucing Beyazıt tidak pernah absen.' Kucing sebenarnya adalah cerminan kasih sayang dan belas kasih," jelasnya.
Bilgi berbagi bahwa catatan sejarah menyebutkan Ismail Saib Sencer, mantan direktur Perpustakaan Negara Beyazıt di Fatih, yang memiliki sekitar 40 kucing dan menghabiskan sepertiga gajinya untuk merawat mereka.
Ia juga menyoroti tradisi "mancacı" dari era Ottoman, di mana orang-orang, setelah berdoa, akan membawa hati dan, sebagai imbalan atas biaya, memberi makan kucing dan anjing, mirip dengan pedagang biji burung masa kini. Praktik ini, katanya, berakar kuat dalam budaya perkotaan Istanbul, meskipun tidak dapat dikaitkan sepenuhnya dengan periode Ottoman.
Bilgi menekankan bahwa kucing telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Istanbul selama lebih dari 500 tahun, dan mendapatkan tempat yang aman di kota tersebut.
Ia menjelaskan bahwa kucing-kucing ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota tersebut – bagian dari keluarga, terapi, dan praktik spiritualnya. Kasih sayang dan belas kasihan yang ditunjukkan kepada mereka oleh masyarakat terlihat jelas, karena mereka telah menjalani kehidupan yang damai dan panjang di sudut-sudut kota yang paling aman. Tidak seperti kota-kota lain, di mana kucing ras diperlakukan dengan penghormatan khusus, Istanbul memperlakukan semua kucing secara setara. Di Istanbul, seekor kucing dianggap sebagai tamu, yang merupakan perwujudan dari pepatah, "Cintailah ciptaan demi Sang Pencipta." (dailysabah,etc)


Tag Terkait
Berita Terkait
Hati-hati, kecemasan ekstrem pada kucing bisa jadi tanda penyakit
Jenis anjing yang ramah terhadap manusia
Kenapa pemilik dan anjing peliharaan cenderung mirip?
Balada Ed, zebra peliharaan yang kabur tetapi jadi bahan candaan netizen

