sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Panduan mengatur keuangan bila terjadi resesi karena Covid-19

Jagalah likuiditas keuangan dengan menyediakan uang tunai baik cash maupun tabungan yang cukup. 

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 30 Mar 2020 08:22 WIB
Panduan mengatur keuangan bila terjadi resesi karena Covid-19

Ekonomi Indonesia bakal mendung. Dalam kondisi pandemi coronavirus atau Covid-19 awal tahun ini, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan bisa mencapai 5% mungkin saja tak tercapai. 

Bahkan bayang-bayang krisis ekonomi berpeluang terjadi pada tahun 2020, mengulang kondisi seperti tahun 1998 dan tahun 2008. Meskipun pada tahun ini, krisis yang terjadi bukan karena faktor financial system.

Indonesia mungkin tidak sendiri mengalami penurunan ekonomi. China, sebagai negara pertama yang mengalami pandemi Covid-19 semula menargetkan pertumbuhan ekonomi di 6,1% setelah diterjang Covid-19 ekonomi negara tembok besar diperkirakan hanya tumbuh antara 1,3% hingga 4,8%. 

Negara tetangga yakni Singapura lebih parah lagi. Setelah tahun lalu pertumbuhan ekonominya 0,7% dan menjadi terendah selama sejak 2009 lalu. Tahun ini ekonomi Singapura diramal tumbuh minus yakni -4% hingga -1% karena pandemi Covid-19.

Bagaimana dengan kondisi ekonomi Indonesia? Bayang-bayang resesi di depan mata, dengan nilai tukar rupiah terus melemah, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi dalam. Hampir seluruh bisnis di berbagai sektor pun terpukul imbas pandemi ini.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, resesi bisa saja terjadi apabila pemerintah tidak kunjung bisa mengendalikan pandemi Covid-19 dengan segera. 

Meski ada harapan selama setahun ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh, angkanya dipastikan Abra tidak di angka 5%. 

"Maka harus segera ada stimulus ekonomi ke masyarakat," kata Abra kepada Alinea.id
 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid