

Patung yang terkenal di dunia sebagai simbol perlawanan dan kebebasan

Seni patung menjadi salah satu media manifestasi pikiran dan kritik. Beberapa patung yang ada di dunia melambangkan perlawanan rakyat terhadap penindasan dan ketidakadilan. Patung-patung ini menjadi peringatan peristiwa-peristiwa bersejarah atau tokoh-tokoh yang memperjuangkan kebebasan dan hak asasi manusia. Berikut 5 patung di dunia yang menyimbolkan perlawanan dan kebebasan.
Patung Liberty di New York, Amerika Serikat
Patung Liberty adalah hadiah dari Prancis untuk Amerika Serikat. Menurut At America, gagasan membuat patung itu muncul dari seorang ahli hukum dan sejarawan Prancis, Edouard Rene de Laboulaye. Di tengah perjuangan Amerika untuk menghapus perbudakan, pada 1865 dia mengusulkan gagasan untuk memberi hadiah kepada Amerika Serikat untuk memperingati 100 tahun kemerdekaannya.

Patung itu dibuat seniman Prancis, Frederic Auguste Bartholdi, yang mulai didesain pada 1870. Proses pembangunan patung berlangsung di Prancis antara 1876 dan 1884. Patung itu diresmikan pada 1886.
Patung ini simbol nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Sosok perempuan mengenakan jubah panjang, sebagai wujud patung, terisnpirasi dari dewi kebebasan Romawi, Libertas. Pilihan seorang perempuan mencerminkan ide kebebasan adalah ibu dari segala kebajikan. Obor yang dipegang di tangan kanan melambangkan pencerahan kebebasan yang menerangi dunia. Sementara prasasti yang dipegang di tangan kiri tertulis hari kemerdekaan Amerika Serikat.
Patung Persatuan di Gujarat, India
Patung Persatuan menggambarkan sosok Vallabhbhai Patel, seorang pemimpin dalam gerakan kemerdekaan India yang menjabat sebagai wakil perdana menteri pertama India. Dengan tinggi 182 meter, patung ini memegang predikat sebagai patung tertinggi di dunia. Konstruksi pertama pembangunan patung ini dimulai pada 2013. Tahun 2018, patung tersebut diresmikan.

Menurut Britannica, Patel yang dijuluki Manusia Besi India, bersama wakil presiden Menon, berjasa menggabungkan lebih dari 560 negara bagian kerajaan menjadi India yang bersatu selama transisi negara itu dari koloni Inggris menuju kemerdekaan pada 1947. Patung ini menggambarkan Patel tengah menatap dan melangkah ke arah Bendungan Sardar Sarovar, sembari mengenakan selendang tradisional dhoti.
Motherland Calls di Volgograd, Rusia

Patung menjulang tinggi ini bagian dari kompleks peringatan di Mamayev Kurgan. Visit Russia, menyebut, patung setinggi 2,5 kali lebih tinggi dari Patung Liberty ini menggambarkan sosok perempuan yang melangkah maju sambil mengangkat pedang. Patung ini melambangkan Ibu Pertiwi yang memanggil putra-putranya—warga Soviet—untuk berperang melawan musuh. Pembuatan patung dimulai pada 1959 dan selesai pada 1967.
Latar belakang sejarah pembangunan patung ini adalah pertempuran Stalingrad pada 1942-1943, mempertahankan Kota Stalingrad—sekarang Volgograd—selama Perang Dunia II dari Nazi Jerman.
Monumen Renaisans Afrika di Dakar, Senegal
Monumen ini berdiri di ketinggian 49 meter di tepi pantai Dakar, Senegal. Dibangun pada 2009, diresmikan pada 2010. Monumen tersebut menggambarkan tiga sosok—seorang pria, perempuan, dan anak—yang seolah mengekspresikan kemenangan.
Sosok pria yang berada di tengah, menatap ke Samudera Atlantik, mengenakan topi gaya kufi dengan balutan di pinggangnya, memperlihatkan dadanya yang tegap dan otot-otot super. Dengan satu tangannya memegang tangan perempuan, satu tangan lagi mengangkat seorang anak.

Menurut Art in America, Presiden Senegal Abdoulaye Wade yang menjabat dari 2000 hingga 2012 mengatakan, monumen itu adalah peringatan dari masa lalu, perayaan masa kini, dan merkusuar masa depan yang melambangkan kemenangan pembebasan Afrika dari lima abad ketidaktahuan, intoleransi, dan rasisme. Menurut Wade, orientasi patung yang menghadap ke Atlantik bermakna untuk menghubungkan populasi kulit hitam benua Afrika dengan mereka yang menjadi diaspora, terutama di Amerika.
Monumen ini berakar dari filosofi politik Renaisans Afrika, sebagai konsep Pan-Afrika yang awalnya dikembangkan dalam serangkaian esai oleh sejarawan Senegal Cheikh Anta Diop, yang ditulis antara 1946 dan 1960 saat dia belajar di paris.
Monumen Kebebasan di Budapest, Hungaria
Dirancang pematung Hungaria, Zsigmond Kisfaludi Strobl dan diresmikan pada 1947. Patung di bagian tengah memperlihatkan sosok perempuan berdiri di atas alas yang tinggi dan mengangkat daun palem yang besar. Patung perunggu ini menjulang setinggi 14 meter, melambangkan perdamaian.

Di dua sisinya terdapat patung-patung ekspresif dari sosok laki-laki, yang diletakkan di atas alas yang lebih kecil. Satu sosok sedang memegang obor, melambangkan kemajuan. Satu sosok lagi merupakan representasi alegoris dari kejahatan.
Mulanya, monumen ini dikenal dengan nama Monumen Pembebasan untuk menghormati tentara Soviet yang membebaskan Budapest pada 1945. Setelah Soviet pecah pada 1989, sebagian besar monumen dan simbol Soviet di Budapest disingkirkan. Kecuali monumen tersebut.


Tag Terkait
Berita Terkait
Puan Maharani minta keselamatan wisatawan jadi prioritas
Rijeka: Kota sungai yang menyimpan lautan cerita
Milan dengan wajah baru, Ikonik dan semakin cantik
Milan dengan wajah baru, Ikonik dan semakin cantik

