Bilbao menjadi panggung luka bagi Manchester United, dan sekaligus pesta kecil bagi Liverpool. Di final Liga Europa yang digelar Rabu malam waktu setempat, United kembali gagal merengkuh trofi. Kali ini, Tottenham Hotspur yang jadi eksekutor, menang tipis 1-0 lewat gol Brennan Johnson di babak pertama. Sebuah trofi perdana bagi Spurs dalam 17 tahun terakhir—dan kekalahan kedua beruntun United di final Liga Europa setelah tumbang dari Villarreal pada 2021.
Tak butuh waktu lama bagi para pendukung Liverpool untuk menertawakan nasib rival bebuyutan mereka itu. Di media sosial, suasana meriah menyelimuti lini masa. Di antara suara-suara sorak itu, satu nama mencuri perhatian: Mohamed Salah.
Lewat akun X miliknya, penyerang Mesir itu menulis pendek namun mengena. “Dia bilang akan menang di musim keduanya. Selamat!” tulis Salah. Yang dimaksud “dia” jelas adalah Ange Postecoglou, pelatih Spurs yang pernah sesumbar akan meraih trofi di musim kedua bersama klub mana pun.
Ucapan selamat itu tak bisa dipisahkan dari nada menyindir, yang dalam kultur rivalitas Inggris tak jauh beda dengan menabur garam di atas luka. Postingan Salah dengan cepat menyebar, menambah getir bagi suporter Setan Merah yang masih terpukul oleh performa tim yang datar dan tanpa nyawa di San Mames.
Sementara itu, di sisi merah Merseyside, euforia tak hanya karena hasil di Bilbao. Liverpool tengah bersiap mengangkat trofi Liga Primer Inggris akhir pekan ini di Anfield, saat menjamu Crystal Palace dalam laga penutup musim. Sebuah penegasan dominasi—dan penutup sempurna bagi pekan penuh ironi: ketika satu Merah berpesta, Merah lainnya tenggelam dalam duka. (caughtofside)