Kucing memiliki umur hidup rata-rata 13 hingga 20 tahun, sedangkan anjing hanya punya usia 10 hingga 13 tahun. Mengapa kucing punya hidup lebih lama ketimbang anjing?
Penelitian terbaru yang diterbitkan jurnal Scientific Reports (2025) berjudul “Maximum lifespan and brain size in mammals are associated with gene family size expansion related to immune system functions” menemukan, umur mamalia seperti kucing yang lebih panjang dapt dikaitkan dengan otak mereka yang lebih besar dan sistem kekebalan tubuh yang lebih kompleks.
Penelitian yang dipimpin para peneliti dari Universitas Bath tersebut mempelajari perbedaan evolusi antara spesies mamalia dan menemukan, mereka yang memiliki otak lebh besar dan rentang hidup lebih panjang cenderung lebih banyak berinvestasi pada gen yang berhubungan dengan kekebalan tubuh. Temuan mereka menunjukkan, perubahan genomik yang luas, bukan gen individual, membentuk umur panjang.
Para peneliti mengamati potensi rentang hidup maksimum dari 46 spesies mamalia dan memetakan gen spesies-spesies tersebut. Potensi rentang hidup maksimum adalah rentang hidup terpanjang yang pernah tercatat dari suatu spesies, bukan rentang hidup rata-rata, yang dipengaruhi faktor-faktor seperti pemangsaan, ketersediaan makanan, serta sumber daya lainnya.
Para peneliti menemukan, spesies yang berumur panjang punya lebih banyak gen yang termasuk dalam keluarga gen yang berhubungan dengan sistem imun, yang menunjukkan ini sebagai mekanisme utama penggerak evolusi rentang hidup yang lebih panjang di antara mamalia.
Misalnya, lumba-lumba dan paus, dengan otak yang relatif besar, kedua hewan itu memiliki rentang hidup maksimum masing-masing 39 hingga 100 tahun. Sedangkan mereka yang memiliki otak lebih kecil seperti tikus, mungkin hanya hidup satu atau dua tahun.
Akan tetapi, ada beberapa spesies, seperti tikus mol, yang menentang tren ini. Hewan tersebut hidup hingga 20 tahun, meski otaknya lebih kecil. Kelelawar juga hidup lebih lama. Setelah dianalisis, kedua spesies ini memiliki lebih banyak gen yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh.
Dalam penelitian pada 2023 yang diterbitkan di jurnal Genome Biology and Evolution, para peneliti menemukan, evolusi yang cepat telah menyederhanakan genom kelelawar untuk bertahan melawan infeksi dan kanker.
"Kelelawar telah meredam alarm sistem imun dengan melepaskan gen yang memproduksi interferon-alfa," ujar salah seorang peneliti Armin Scheben dalam situs Cold Spring Harbor Laboratory.
“Ini mungkin menjadi penyebab tingginya toleransi mereka terhadap virus. Ini mencegah respons imun yang terlalu aktif yang merusak jaringan sehat, salah satu alasan mengapa infeksi sangat merusak manusia.”
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports ditemukan, sistem imun berperan penting dalam mempertahankan umur panjang. Selain mengendalikan infeksi, sistem imum pun bermanfaat untuk membuang sel-sel yang menua dan rusak serta mencegah pembentukan tumor.
Bukan hanya mutasi kecil—seperti pada gen atau jalur tunggal—tetapi perubahan genom yang lebih besar—duplikasi dan perluasan seluruh keluarga gen—yang dapat menjadi krusial dalam membentuk rentang hidup.
“Sudah diketahui sejak lama bahwa ukuran otak relatif berkorelasi dengan umur panjang. Kedua karakteristik tersebut memiliki jalur evolusi yang sama, dan memiliki otak yang lebih besar berpotensi menawaran keuntungan perilaku,” ujar peneliti studi itu sekaligus periset di Pusat Evolusi Milner dan Departemen Ilmu Hayati Universitas Bath, Benjamin Padilla-Morales, dikutip dari situs University of Bath.
“Namun, penelitian kami juga menyoroti peran mengejutkan dari sistem imun tidak hanya dalam melawan penyakit, tetapi juga dalam mendukung umur yang lebih panjang dalam evolusi manusia.”
Penelitian sebelumnya, menggunakan basis data global yang terdiri dari 493 spesies, yang diterbitkan di Journal of Evolutionary Biology pada 2010 sudah membuktikan, mamalia dengan otak yang besar hidup lebih lama dan memiliki masa reproduksi yang lebih panjang.
“Spesies berotak lebih besar, tidak hanay hidup lebih lama karena alasan ekologis. Genom mereka juga menunjukkan perluasan paralel pada gen yang terkait dengan kelangsungan hidup,” kata Padilla-Morales.
“Hal ini menunjukkan, ukuran otak dan ketahanan imun tampaknya berjalan beriringan dalam perjalan evolusi menuju umur yang lebih panjang.”