sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wajib tahu, ini uraian lengkap tentang badai sitokin

Badai sitokin bukanlah penyakit, melainkan masalah medis serius yang dapat terjadi karena beberapa penyebab tertentu. 

Clarissa Ethania
Clarissa Ethania Rabu, 01 Sep 2021 15:32 WIB
 Wajib tahu, ini uraian lengkap tentang badai sitokin

Istilah badai sitokin pada pasien Covid-19 menjadi perbincangan hangat di masyarakat, terlebih setelah adanya public figure seperti Deddy Corbuzier mengaku sempat terkena badai sitokin. Badai sitokin menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai dan harus segera ditangani. Karena masalah ini dapat menyebabkan kegagalan pada organ bahkan kematian.

Melansir dari Very Well Health, badai sitokin bukanlah penyakit, melainkan masalah medis serius yang dapat terjadi karena beberapa penyebab tertentu. 

Apa Itu badai sitokin?

Nama 'sitokin' sendiri berasal dari kata Yunani untuk sel (cyto) dan gerakan (kinos). Secara garis besar, badai sitokin (Cytokine Storm) adalah riam respons imun yang berlebihan yang dapat menyebabkan masalah serius.

Sistem kekebalan mengandung banyak komponen berbeda yang membantu Anda melawan infeksi. Ini mencakup berbagai jenis sel, yang berkomunikasi satu sama lain melalui molekul sinyal, yang dikenal sebagai sitokin.

Ada banyak sitokin berbeda yang melakukan berbagai macam fungsi. Beberapa membantu merekrut sel-sel kekebalan lainnya, dan beberapa membantu dengan produksi antibodi atau sinyal rasa sakit.

Dalam keadaan normal, sitokin ini membantu mengoordinasikan respons sistem kekebalan Anda untuk menangani zat menular, seperti virus atau bakteri. Masalahnya, terkadang respons peradangan tubuh bisa lepas kendali. Tubuh memproduksi terlalu banyak sitokin inflamasi, mengaktifkan lebih banyak sel imun yang mengakibatkan hiperinflamasi, yang pada akhirnya bisa menyebabkan terlalu banyak peradangan yang dapat menimbulkan banyak kerugian daripada kebaikan.

Badai sitokin adalah komplikasi umum, tidak hanya dari Covid-19 dan flu, tetapi juga penyakit pernapasan lain yang disebabkan oleh coronavirus, seperti SARS dan MERS. Keduanya juga terkait penyakit tidak menular, seperti multiple sclerosis dan pankreatitis.

Sponsored

Badai sitokin mungkin menjelaskan mengapa beberapa orang memiliki reaksi parah terhadap coronavirus sementara yang lain hanya mengalami gejala ringan. Mereka juga bisa menjadi alasan mengapa orang yang lebih muda kurang terpengaruh, karena sistem kekebalan mereka kurang berkembang, sehingga menghasilkan tingkat sitokin pemicu peradangan yang lebih rendah.

Gejala sindrom badai sitokin

Badai sitokin dapat menyebabkan gejala yang berbeda. Terkadang hanya gejala ringan seperti flu. Di lain waktu, bisa parah dan mengancam jiwa. Gejala-gejala yang biasa ditemui adalah demam dan kedinginan, kelelahan, pembengkakan ekstremitas, mual dan muntah, sakit otot dan sendi, sakit kepala, ruam, batuk, sesak napas, napas cepat, kejang, sulit mengendalikan gerakan, kebingungan dan halusinasi, serta kelesuan dan respons yang buruk.

Selain itu, tekanan darah yang sangat rendah dan peningkatan pembekuan darah juga bisa menjadi tanda dari sindrom badai sitokin yang parah. Jantung mungkin tidak memompa sebaik biasanya. Akibatnya, badai sitokin dapat memengaruhi beberapa sistem organ, berpotensi menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Penyebab

Hingga saat ini banyak ilmuwan dan juga ahli-ahli kesehatan lainnya yang masih bekerja untuk memahami jaringan kompleks penyebab yang dapat menyebabkan badai sitokin dimulai. Ini dapat disebabkan oleh beberapa jenis masalah kesehatan yang mendasarinya.

Sindrom genetik

Orang dengan sindrom genetik tertentu cenderung mengalami badai sitokin. Misalnya, ini berlaku untuk orang dengan kondisi yang disebut familial hemophagocytic lymphohistiocytosis (HLH). Cacat genetik ini menyebabkan masalah spesifik pada sel sistem kekebalan tertentu.

Orang yang memiliki kondisi genetik dalam kelompok ini cenderung mengembangkan badai sitokin sebagai respons terhadap infeksi, biasanya dalam beberapa bulan pertama kehidupan. 

Infeksi

Jenis infeksi tertentu juga dapat memicu badai sitokin pada beberapa orang, termasuk yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan agen lainnya. Salah satu jenis yang paling umum dipelajari adalah badai sitokin dari virus influenza A (virus yang menyebabkan flu biasa). Jenis infeksi influenza yang parah, akan lebih memungkinkan menyebabkan badai sitokin. 

Penyakit autoimun

Orang dengan sindrom autoimun tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom badai sitokin. Misalnya, ini dapat terjadi pada penyakit still, pada arthritis idiopatik remaja sistemik (JIA), dan pada lupus. Dalam konteks ini, badai sitokin sering disebut sebagai "sindrom aktivasi makrofag." 

Badai sitokin juga terkadang merupakan efek samping dari terapi medis tertentu. Misalnya, kadang-kadang terjadi setelah terapi leukemia yang dikenal sebagai terapi CAR-T (sel T reseptor antigen chimeric). 

Badai sitokin juga dapat terjadi dalam situasi medis lainnya, seperti setelah menerima transplantasi organ atau sel induk. Jenis kanker tertentu juga dapat menyebabkan sindrom badai sitokin, seperti halnya kondisi yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti AIDS. 

Covid-19

Kebanyakan orang dengan Covid-19 tidak mengembangkan badai sitokin dan gejalanya. Orang-orang tertentu mungkin lebih rentan mengembangkan badai sitokin dari Covid-19, jika mereka memiliki gen spesifik yang membuat sistem kekebalan mereka bereaksi dengan cara tertentu. Untuk alasan yang belum sepenuhnya jelas, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 tampaknya lebih rentan menyebabkan badai sitokin dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh beberapa virus lain. 

Penanganan badai sitokin

Untuk mengetahui badai sitokin diperlukan berbagai rangkaian pemeriksaan menyeluruh terhadap pasien. Hal ini guna mengetahui gejala ataupun titik awal diagnosa, sehingga dapat mengetahui apa saja yang harus ditangani dan dilakukan. Mengingat badai sitokin dapat mempengaruhi begitu banyak sistem tubuh yang berbeda. Terutama bagi orang-orang yang memiliki komorbid, ataupun memiliki riwayat penyakit genetik.

Penderita Covid-19 yang mengalami badai sitokin memerlukan perawatan yang lebih intensif. Beberapa langkah penanganan yang akan dilakukan dokter, meliputi:

- Pemantauan tanda-tanda vital, yang meliputi tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh, secara intensif,

- Pemasangan mesin ventilator,

- Pemberian cairan melalui infus,

- Pemantauan kadar elektrolit,

- Cuci darah (hemodialisis),

- Pemberian obat anakinra atau tocilizumab (actemra) untuk menghambat aktivitas sitokin

Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penanganan yang tepat terhadap penderita Covid-19 yang mengalami badai sitokin.

Pada penderita Covid-19, badai sitokin dapat menyebabkan kerusakan organ yang bisa mengancam nyawa. Agar terhindar dari kondisi serius ini, Disarankan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan kapan saja dan di mana saja.

Bila Anda atau anggota keluarga mengalami gejala Covid-19, seperti batuk, demam, pilek, lemas, sesak nafas, anosmia, atau gangguan pencernaan, diharapkan untuk segera lakukan isolasi mandiri dan melakukan konsultasi untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Hal ini guna mencegah kerusakan yang lebih parah lagi.

Sumber: Verywellhealth.com dan News Scientist

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid