Polri minta maaf atas intimidasi wartawan peliput baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo
Tindakan tersebut dilakukan karena anggota Propam kurang paham. Propam akan memberikan sanksi kepada anggotanya tersebut.

Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, memohon maaf atas tindakan anggotanya yang mengintimidasi jurnalis di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Intimidasi dilakukan saat peliputan oleh jurnalis terkait adu tembak dua anggota polisi di sana.
Kepala Biro Provos Divpropam Polri Brigjen Benny Ali mengatakan, tindakan tersebut dilakukan karena anggotanya kurang paham. Pihaknya akan memberikan sanksi kepada anggotanya tersebut.
"Saya selaku Karo Provos mengucapkan permohonan maaf atas tindakan anggota kami yang kurang pemahaman terhadap kejadian kemarin. Selanjutnya terkait dengan kejadian tersebut, kami akan melakukan tindakan disiplin terhadap anggota tersebut," kata Benny kepada wartawan, Jumat (15/7).
Kendati ia mengakui kejadian itu bukan di TKP, namun itu merupakan tempat yang ditinggali. Menurutnya, anggotanya tengah melaksanakan pengamanan terstruktur.
"Mungkin pemahaman anggota kami ini dengan pemberitaan-pemberitaan itu, ini sudah menyangkut privasi, empati," ujar Benny.
Benny menyebut, anggotanya merasakan kondisi psikis ataupun psikologis dari keluarga Sambo. Bagi sang anggota, hal itu yang dijaga, sehingga anggotanya tersebut melakukan tindakan yang berlebihan.
"Jadi bukan di TKP, sekali lagi kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya," ucap Benny.
Sebelumnya, jurnalis CNNIndonesia.com dan 20Detik diintimidasi oleh tiga pria saat meliput kasus penembakan Brigadir J, Kamis (14/7) siang. Titik intimidasi itu tak jauh dari rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menjadi lokasi penembakan, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ponsel kedua wartawan itu dirampas. Rekaman hasil wawancara, foto dan video pun dihapus. Keduanya juga dilarang meliput terlalu jauh dari area rumah Sambo.
Intimidasi bermula saat kedua jurnalis tersebut mewawancarai Asep, petugas kebersihan yang biasa bekerja di kompleks kediaman Sambo. Wawancara berlangsung sambil berjalan kaki. Wawancara belum lima menit, tiga pria berkaus hitam tiba-tiba datang menghampiri.
Ketiga orang itu berbadan tegap dan berambut cepak. Mereka muncul dari arah belakang dengan mengendarai sepeda motor dan memepet. Tak ada tanda pengenal identitas yang mereka tunjukkan.
Wawancara pun terhenti. Dua orang di antaranya langsung merampas ponsel kedua wartawan. Sementara satu orang lainnya mengobrol dengan petugas kebersihan itu.
Wartawan CNNIndonesia.com sempat menolak dirampas ponselnya. Ia juga mempertanyakan maksud kehadiran ketiga pria itu. Namun mereka enggan menjelaskan.
"Bisa ditanyakan langsung," kata salah satu pria itu tanpa menjelaskan maksudnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Fenomena ‘remaja jompo’: Saat sakit tak hanya dialami lansia
Rabu, 27 Sep 2023 12:51 WIB
Ketika relawan capres saling beralih dukungan
Selasa, 26 Sep 2023 06:36 WIB