sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Anut Katolik, Waketum Gerindra anggap wajar ceramah UAS soal salib

UAS disebut punya perangai baik hati dan berhati lembut.

Christian D Simbolon
Christian D Simbolon Senin, 19 Agst 2019 16:01 WIB
Anut Katolik, Waketum Gerindra anggap wajar ceramah UAS soal salib

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra FX Arief Poyuono menilai Ustadz Abdul Somad (UAS) tidak bermaksud menciptakan perpecahan dengan ucapannya terkait salib. Menurut Arief, pernyataan itu hanya dimaksudkan menjadi konsumsi bagi para pengikut UAS. 

"Itu sah-sah saja. Apalagi, itu diucapkan di sebuah pengajian yang eksklusif dan sangat tertutup. Saya percaya kok kalau UAS yang baik hati dan lembut, santun perangainya itu tidak bermaksud untuk menciptakan perpecahan umat beragama di Indonesia," ujar Arief di Jakarta, Senin (19/8). 

Pernyataan UAS terkait salib kini viral di media sosial. Dalam sebuah video, UAS terlihat tengah menanggapi pertanyaan dari salah seorang pengikutnya mengenai cara menyikapi salib. Ia menyebut ada 'jin kafir' di dalam salib. 

Sebagai penganut agama Katolik, Arief mengaku biasa saja saat mendengar ucapan UAS itu. "Apa yang diucapkan UAS, menurut saya, agar makin menguatkan iman kepercayaan kita terhadap Yesus Kristus," kata dia. 

Lebih jauh, Arief pun meminta kepolisian tidak perlu menindaklanjuti laporan masyarakat yang melaporkan UAS yang dianggap menista agama Nasrani.

Gerindra diketahui 'dekat' dengan UAS. Jelang pemungutan suara pada 17 April lalu, UAS sempat menyatakan dukungan terbuka terhadap pasangan Prabowo-Sandi yang diusung Gerindra pada Pilpres 2019.

Ketua Setara Insitute Hendardi mengatakan, dalih dakwah internal tidak bisa digunakan dalam kasus UAS. "Pernyataan itu disampaikan pada situasi yang memungkinkan orang lain dapat mendengar. Jadi, jelas apa yang disampaikan UAS memenuhi unsur di muka umum," ujarnya.

Namun demikian, Hendardi menolak penerapan pasal penistaaan agama dalam kasus UAS. Ia berharap kasus UAS bisa diselesaikan dengan permintaan maaf dan tidak menjadi polemik berkepanjangan.

Sponsored

Karena ceramahnya itu, UAS dilaporkan sejumlah organisasi masyarakat ke Bareskrim Polri.  Terakhir, UAS dilaporkan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) karena dianggap melecehkan tanda salib.  (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid