sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

CH Institute apresiasi kiprah dan dedikasi Romo Magnis untuk keindonesiaan

Romo Magnis datang dengan nilai-nilai Katolik yang kuat dan harus menghadapi saat-saat sensitif di era berkembangnya komunis di Indonesia.

Hermansah
Hermansah Jumat, 02 Jun 2023 17:50 WIB
CH Institute apresiasi kiprah dan dedikasi Romo Magnis untuk keindonesiaan

Bertempat di Auditorium Jaya Suprana School of Performing Arts, Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, diselenggarakan perayaan 87 Tahun Frans Magnis Suseno atau yang kerap disapa dengan Romo Magnis.

Founder CH Institute Marsekal TNI Purn. Chappy Hakim, turut menghadiri kegiatan yang diisi dengan berbagi kesan dan pengalaman Romo Magnis, terutama ketika memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Romo Magnis sendiri dikenal sebagai ahli filsafat dan penulis yang concern dengan masalah-masalah Pendidikan, kebudayaan, serta peradaban kemasyarakatan di Indonesia.

Pada perayaan 87 tahun Romo Magnis kali ini, Begawan Pianis Indonesia Jaya Suprana, bertindak sebagai moderator dalam sesi talkshow mengenai perjalanan hidup Romo Magnis sejak kecil, sampai dengan dewasa.

Dengan gaya yang khas dan penuh dengan pendekatan kekerabatan, Jaya Suprana mampu membawa hadirin yang hadir untuk larut dalam narasi Romo Magnis yang berkisah mengenai proses dan dinamika perjalanan hidup, baik sebagai misionaris, maupun sebagai akademisi profesional di bidang filsafat.

Romo Magnis menyatakan, betapa khawatirnya dia dalam menjalani periode-periode genting yang pernah terjadi di Indonesia, utamanya pada tahun 1960-an dan ketika terjadinya proses reformasi di Indonesia. Sebagai orang yang “berasal dari barat”. 

Romo Magnis datang dengan nilai-nilai Katolik yang kuat dan harus menghadapi saat-saat sensitif di era berkembangnya komunis di Indonesia, sehingga dapat ditelaah betapa besar perang batin yang dirasakan dalam menjalani hidup dan berkiprah di Indonesia. Periode kritis lain yang pernah dirasakan adalah ketika gelombang reformasi mulai terjadi di Indonesia pada medium 1998.

Pergulatan kuat di dalam pikiran Romo Magnis utamanya mengenai mampukah Bangsa Indonesia menjalani proses reformasi dengan damai, dan terlepas dari ancaman-ancaman disintegrasi bangsa yang saat itu rentan terjadi.

Romo Magnis berpandangan, jika Bangsa Indonesia termasuk berhasil dalam mempertahankan persatuan dan kesatuannya. Keberagaman dan heterogenitas yang ada di Indonesia mampu bertransformasi menjadi kebersamaan dan kesadaran diri bangsa untuk tetap bersama dan terus melangkah dalam harmonisasi yang kuat serta tangguh.

Sponsored

Dia berharap dan menekankan pentingnya wujud aplikasi sila kelima dalam Pancasila yakni, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, sebagai hal yang tidak dapat dilepaskan dalam stabilitas perdamaian dan kesatuan di Indonesia.

“Saya yakin jika permasalahan intoleransi maupun radikalisme akan dapat diminimalisir dengan hadirnya keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran yang merata dan dapat dirasakan oleh seluruh elemen Bangsa Indonesia,” begitu salah satu penekanan dan harapan Romo Magnis terhadap perkembangan Indonesia ke depan. Dia optimistis Indonesia mampu merealisasikan hal tersebut sehingga NKRI tegak berdiri sampai kapanpun.

Founder CH Institute, Marsekal TNI Purn. Chappy Hakim, menyatakan kebanggaannya dapat menghadiri serta menyimak secara langsung perayaan ulang tahun ke-87 Romo Magnis, dan penyampaian-penyampaian yang disampaikan kepada generasi penerus bangsa.

Sebagai institusi yang ingin menjadi bagian dalam ruang besar mencerdaskan bangsa, CH Institute melihat jika kiprah dan dedikasi Romo Magnis bagi Bangsa Indonesia menjadi contoh nyata bagaimana seharusnya perjalanan Indonesia ke depan. Pendidikan dan keadilan sosial menjadi hal yang digaris bawahi sebagai sebuah syarat mutlak untuk kemajuan Indonesia di masa mendatang, terutama untuk bisa bersaing di tingkat regional dan global.

“CH Institute sangat bangga Indonesia memiliki tokoh seperti Romo Magnis. Dedikasi dan pemikiran beliau masih sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, terutama bagaimana pemikiran-pemikiran dalam hal merawat kebhinekaan dan persatuan yang selama ini kerap menjadi PR besar bagi Pemerintah dan segenap Bangsa Indonesia,” demikian diutarakan oleh KSAU periode 2002-2005 ini.

Marsekal TNI Purn. Chappy Hakim menganggap, jika pendidikan, terutama kesadaran literasi, kemauan serta kemampuan untuk membaca dan menulis dapat menjadi salah satu pendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Oleh karena itu penyelenggaraan Literasi Akhir Pekan yang saat ini diupayakan oleh CH Institute dan sudah berlangsung selama lima kali sejak Desember 2022 akan terus ditingkatkan dan diperluas kualitas serta kuantitasnya, sebagai bentuk komitmen untuk meneruskan cita-cita Romo Magnis terkait keindonesiaan.

Berita Lainnya
×
tekid