close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Suasana salat berjemaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (5/10/2014). Dokumentasi Kemenag
icon caption
Suasana salat berjemaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (5/10/2014). Dokumentasi Kemenag
Nasional
Kamis, 19 Maret 2020 15:28

Fatwa MUI: Dikritik Gatot Nurmantyo, didukung PPP

Bagi awiek, imbuan itu untuk meminimalisasi penyebaran coronavirus.
swipe

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendukung Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan fatwa dalam merespons pandemi coronavirus baru (Covid-19). Salah satunya, salat di rumah masing-masing.

"Fatwa MUI yang meniadakan salat Jumat maupun salat berjemaah di masjid untuk daerah yang terkena virus corona, harus dimaknai dalam konteks kedaruratan. Yang itu diiperbolehkan dalam Islam," ucap Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP, Achmad Baidowi, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/3).

Menurutnya, fatwa MUI tersebut merujuk prinsip mencegah kemudaratan. Sebagaimana kaidah ushul fiqh dar'ul mafasid muqaddamu ala jalbil masholih (menghindarkan kerusakan/kerugian diutamakan atas upaya membawakan keuntungan/kebaikan).

"Mencegah penyebaran penyakit tidak bisa ditunda. Sementara untuk salat berjemaah, masih bisa dilakukan di rumah. Memakmurkan masjid masih bisa dilakukan saat situasi sudah kondusif," tutur Awiek, sapaannya.

Kebijakan senada, tambah dia, Juga dilakukan di mancanegara. Termasuk agama lain.

"Tidak hanya Islam. Tapi, juga umat agama lain. Bahkan, ibadah di Vatikan, di Betlehem, di gereja-gereja, juga ditutup," sambung Sekretaris Fraksi PPP DPR ini.

Dirinya pun meminta prinsip pencegahan diresapi secara rasional. Bukan emasional. Mengingat fatwa berlaku bagi daerah-daerah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi.

"Apalagi, MUI mengeluarkan imbauan tersebut untuk daerah-daerah yang terpapar corona secara masif. Dan tidak berlaku bagi daerah yang aman-aman saja," tutup Awiek.

Mantan Panglima TNI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo, diketahui kecewa dengan Fatwa MUI yang melarang salat berjemaah di masjid. Baginya, umat muslim mestinya menjadikan masjid sebagai tempat berlindung di tengah pandemi coronavirus.

"Ada apa ini dan pikiran siapa yang mengajak demikian? Hingga umat Islam lupa bahwa masjid adalah tempat yang paling aman untuk berlindung dari segala bencana," demikian isi keterangannya via akun Instagram pribadinya, @nurmantyo_gatot.

Sebagai pembenaran, dirinya membandingkan dengan keadaan di China–negara asal SARS-CoV-2 ditemukan. Masyarakat setempat masih berbondong-bondong ke masjid untuk beribadah.

"Namun di negeri mayoritas muslim juatru sebaliknya? Mereka beramai-ramai menggaungkan phobia dengan masjid. Seakan-akan masjid sebagai sumber penularan COVID-19?" bunyi keterangan selanjutnya.

img
Fadli Mubarok
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan