sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IPW: Istana sedang mempertimbangkan 2 nama balon Kapolri

IPW berharap proses pencalonan kapolri tetap melalui prosedur yang baku.

Hermansah
Hermansah Sabtu, 19 Des 2020 22:26 WIB
IPW: Istana sedang mempertimbangkan 2 nama balon Kapolri

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, kalangan istana sedang mempertimbangkan dua nama bakal calon Kapolri sebagai calon kuat pengganti Idham Azis. Diperkirakan pertengahan Januari 2021, satu dari dua nama calon Kapolri itu sudah dikirim ke Komisi III DPR untuk uji kepatutan.

"Indonesia Police Watch (IPW) mendapat informasi ini, tetapi mengingatkan kalangan Istana bahwa minimal 20 hari sebelum Kapolri Idham Azis pensiun, nama calon penggantinya sudah bisa diproses," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/12). 

Meskipun begitu, IPW berharap proses pencalonan kapolri tetap melalui prosedur yang baku. Yakni melalui dua arah, melalui Kompolnas yang mengusulkan nama bakal calon ke presiden. Lalu, Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri juga mengusulkan nama bakal calon ke presiden. Tidak seperti saat Idham Azis menjadi Kapolri, yang tidak melalui proses Wanjakti. Nama Idham Azis diperoleh presiden hanya melalui usulan Kompolnas. 

Untuk itu, saat ini sudah saatnya Wanjakti Polri memproses nama calon Kapolri pengganti Idham Azis, sehingga pada Minggu pertama Januari 2021, nama-nama bakal calon Kapolri sudah bisa diusulkan kepada Presiden Jokowi.

Dalam menilai calon Kapolri pengganti Idham Azis, IPW melihal ada tiga poin penting yang harus diperhatikan Presiden Jokowi maupun lingkaran dalamnya di Istana. Pertama, sejauh mana loyalitas dan kedekatan sang calon dengan Presiden Jokowi. Kedua, sejauh mana sang calon bisa mengonsolidasikan internal kepolisian, dengan jam terbang yang dimiliki, dengan kapasitas dan kapabilitasnya yang bisa diterima senior maupun yunior di tubuh Polri.

"Juga dengan kualitas kepemimpinan yang mampu menyelesaikan masalah di internal ataupun eksternal kepolisian. Ketiga, sejauhmana figur calon Kapolri itu tidak memiliki kerentanan masalah, terutama masalah yang bisa menjadi polemik di masyarakat di masa sekarang maupun ke depan," papar dia.

Ketiga kriteria ini, menjadi bahasan serius dalam menentukan dan memilih calon Kapolri setelah Idham Azis. Sebab masalah Polri ke depan tidak lagi sekadar menghadapi para kriminal dan ancaman keamanan zaman old. Di era milenial sekarang ini tantangan tugas Polri harus menghadapi dampak Covid-19 dan pasca-Covid-19, menghadapi maraknya kelompok radikal, intoleransi, terorisme, dan separatisme.

Jika Kapolri baru tidak bisa mengonsolidasikan Polri dengan kapabilitas dan jam terbang yang tinggi, tentu akan merepotkan Presiden Jokowi. Apalagi jika Kapolri pengganti Idham Azis itu memiliki kerentanan masalah yang akut, tentu Polri dan pemerintahan Jokowi akan menjadi bulan-bulanan kelompok tertentu yang ingin mengacaukan Kamtibmas.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid