close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia sekaligus ilmuwan PT Bio Farma (Persero), Novilia Sjafri Bachtiar. Dokumentasi Bio Farma
icon caption
Ketua uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia sekaligus ilmuwan PT Bio Farma (Persero), Novilia Sjafri Bachtiar. Dokumentasi Bio Farma
Nasional
Jumat, 09 Juli 2021 10:25

Ketua uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia meninggal dunia

"Dia adalah lead scientist dan ketua dari puluhan uji klinis yang dilakukan Bio Farma, termasuk uji klinis vaksin Covid-19."
swipe

Ketua ilmuwan uji coba vaksin Sinovac di Indonesia, Novilia Sjafri Bachtiar, meninggal karena dugaan Covid-19 pada hari Rabu (7/8). Seorang pejabat PT Bio Farma (Persero) mengatakan, prosesi pemakaman almarhumah menerapkan protokol.

Meninggalnya Novilia saat kasus kematian harian Covid-19 mencapai rekor tertinggi di Indonesia, salah satu negara yang paling banyak menggunakan CoronaVax, vaksin produksi Sinovac.

Menteri BUMN, Erick Thohir, turut menyampaikan dukacita melalui Instagramnya. Namun, tidak memberikan penjelasan penyebab kematian Novilia.

"Dia adalah lead scientist dan ketua dari puluhan uji klinis yang dilakukan Bio Farma, termasuk uji klinis vaksin Covid-19 yang bekerja sama dengan Sinovac," katanya. "Sudah diproduksi dan disuntikkan ke puluhan juta orang di Indonesia, sebagai bagian dari upaya kita untuk bebas dari pandemi Covid-19 ini."

Bio Farma tidak segera merespons saat dikonfirmasi tentang meninggalnya Novilia, yang meninggal di awal usia lima puluhan. Infeksi dan kematian petugas kesehatan di Indonesia yang telah divaksin Sinovac menambah pertanyaan tentang efektivitasnya dalam mencegah rawat inap dan kematian.

Menurut kelompok data independen Lapor Covid-19, sebanyak 131 petugas kesehatan meninggal sejak Juni dan 50 lainnya pada Juli. Sebagian besar diantaranya telah diimunisasi menggunakan CoronaVac.

Indonesia melaporkan lebih dari 1.000 kematian akibat Covid-19 dalam sehari untuk pertama kalinya pada hari Rabu (7/7) dan rekor 34.379 infeksi. Gelombang infeksi terbaru makin diperparah oleh penyebaran varian delta.

Juru bicara Sinovac, Liu Peicheng, kepada Reuters pada Juni lalu mengatakan, hasil awal menunjukkan vaksin menghasilkan pengurangan tiga kali lipat dalam efek penetral terhadap varian delta. (CNN)

img
Eqqi Syahputra
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan