sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kisah sopir ambulans perempuan pertama di RSD Covid-19 Wisma Atlet

Ika mengatakan, setiap hari ia bekerja menjemput pasien Covid-19 dari rumah sakit rujukan atau rumah masing-masing sejak pukul 09.00 WIB.

Fandy Hutari
Fandy Hutari Selasa, 10 Nov 2020 15:13 WIB
 Kisah sopir ambulans perempuan pertama di RSD Covid-19 Wisma Atlet

Sembari menunggu wisuda di STIKES Hang Tuah Surabaya, Ika Dewi Maharani mendaftar sebagai relawan Satgas Penanganan Covid-19, ketika kasus Covid-19 baru terdeteksi di Indonesia. Singkat cerita, awal April 2020 ia diterima di bagian ambulans untuk menjemput pasien Covid-19 ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. Ketika itu, ia berpikir kalau Jakarta terdampak pandemi dan tak ditangani, maka akan menyebar ke daerah lain.

"Saya mendaftar di relawan ini, karena saya pikir dengan pengalaman saya sudah di rumah sakit juga. Saya punya basic, saya terjun ke ambulans, diterimalah di ambulans ini," kata dia dalam diskusi daring "Memperingati Hari Pahlawan dengan Pahlawan Kemanusiaan Covid-19", Selasa (10/11). 

Di RSD Covid-19 Wisma Atlet, Ika bukan hanya bekerja sebagai sopir ambulans pasien Covid-19. Ia juga diberikan tugas sebagai perawat pasien. "Jadi, double job," ujarnya.

Setelah diterima, Ika menjadi perempuan pertama relawan sopir ambulans di RSD Covid-19 Wisma Atlet. Banyak tantangan yang dihadapinya selama delapan bulan menjadi relawan sopir ambulans. Salah satunya jika jalanan Jakarta tengah macet.

"Pernah kemarin itu sirine mati. Tidak dikasih jalan. Untung sudah mau sampai di Wisma Atlet," tuturnya.

Ika mengatakan, setiap hari ia bekerja menjemput pasien Covid-19 dari rumah sakit rujukan atau rumah masing-masing sejak pukul 09.00 WIB hingga 00.00 WIB. Satu ambulans dipegang dua sopir, bekerja secara bergantian. Libur hanya satu hari dalam sepekan.

Menurut Ika, dalam sehari tim ambulans menangani sekitar 87 pasien. "Untuk saya sendiri sih satu hari minimal enam pasien, tapi sampai sekarang ini ada delapan pasien yang saya bawa," kata dia.

Meski lelah dan berpisah dari keluarganya berbulan-bulan, Ika tak putus asa dengan pekerjaannya. "Kita tetap enjoy, yang penting pasien bisa terselamatkan, mendapatkan pelayanan terbaik," ucapnya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid