Komnas HAM buka sejumlah temuan di kasus Brigadir J

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap sejumlah materi yang diperoleh dari hasil pemantauan dan penyelidikan dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J. Materi tersebut ditunjukkan dalam konferensi pers di Komnas HAM, Jakarta, Kamis (1/9).

Beberapa materi tersebut berupa foto dan potongan rekaman video CCTV yang sebelumnya belum pernah diungkap ke publik, salah satunya yakni foto jenazah Brigadir J usai ditembak di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Pada foto tersebut, tampak jenazah Brigadir J terkapar di samping tangga. Adapun tubuh bagian atas Brigadir J dalam foto tersebut disamarkan sebagaimana prinsip HAM terhadap foto korban pembunuhan.

"Ini yang kami dapatkan, foto tanggal 8 Juli 2022, (foto ini diambil) kurang dari satu jam setelah peristiwa penembakan," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, Kamis (1/9).

Selain foto jenazah Brigadir J, Komnas HAM juga membuka potongan video rekaman CCTV di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling III. Anam mengatakan, video tersebut merupakan bagian penting yang seharusnya masuk ke dalam rangkaian peristiwa.

"Video ini sengaja kami potong untuk menampilkan bagian penting yang seharusnya masuk ke dalam video yang disebarkan ke publik. Kalau video yang tersebar di publik ini tidak ada, padahal video ini yg sangat penting untuk konstruksi peristiwa," ujar Anam.

Potongan video tersebut menunjukkan dua ajudan Irjen Ferdy Sambo yang terlibat keluar masuk lift atau elevator. Anam mengatakan, video itu menceritakan momen saat Irjen Ferdy Sambo memanggil ajudannya, termasuk Bharada Eliezer, untuk mengetahui informasi terkait kejadian di Magelang.

Anam menyebut, saat rekonstruksi pada Senin (29/8), ada adegan yang diperagakan di lantai 3 rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo. Adegan di rekonstruksi tersebut sama dalam potongan video CCTV yang tidak diungkap ke publik itu.

Selain itu, imbuh Anam, hal itu juga dikonfirmasi saat pihaknya menemui Irjen Ferdy Sambo untuk meminta keterangan terkait peristiwa yang terjadi.  
"Seperti yang kami tanyakan ke FS, ketika datang ke Saguling, (FS bertanya ke ajudan) apa yang terjadi di Magelang. Peristiwa itulah yang mewarnai apa yang terjadi di Duren Tiga 46," tuturnya.