sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah diminta perbaiki pola koordinasi dalam penanganan corona 

Pemerintah, diminta perbaiki pola koordinasi antar instansi.

Akbar Ridwan
Akbar Ridwan Selasa, 17 Mar 2020 14:52 WIB
Pemerintah diminta perbaiki pola koordinasi dalam penanganan corona 

Koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) dalam penanganan coronaviru kurang baik. Pemerintah diminta lebih tanggap dan perbaiki pola koordinasinya dengan pihak-pihak terkait. Misalnya, imbauan tetap di rumah dan bekerja dari rumah. Namun, itu  tidak diindahkan oleh sebagian masyarakat. Akibatnya, kebijakan tersebut kurang berjalan maksimal.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai, pemerintah pusat dan daerah kurang koordinasi terkait imbauan kerja di rumah. Menurutnya, pascabeberapa perusahaan menerapkan saran tersebut, tetapi yang terjadi malah banyak orang jalan-jalan.

Imbauan tersebut, muncul setelah pandemi coronavirus jenis baru atau Covid-19. Terutama di Jakarta, berdasar data resmi pemerintah memiliki jumlah kasus terbanyak. Rata-rata, seruan bekerja di rumah berlaku selama dua pekan dan berakhir antara 30-31 Maret 2020.

"Jelas itu enggak ada koordinasi. Secara otomatis orang malah sekarang berpergian. Meski Gubernur DKI, menyarankan supaya tidak meninggalkan. Tapi, tetap pergi mudik lah istilahnya," jelas dia kepada Alinea.id saat dihubungi, Jakarta, Selasa (17/3).

Kerja di rumah, juga berlaku bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal itu merujuk pada Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Penyebaran COVID-19 di lingkungan instansi pemerintah.

Trubus menjelaskan, apabila mereka berkesempatan kerja di rumah, tetapi malah berpergian dikhawatirkan akan menyebarkan virus berasal dari Wuhan, China tersebut. Sebab, tidak semua orang tahu statusnya terhadap Covid-19.

Oleh sebab itu, dia berpandangan, bekerja di rumah kurang efektif dan lebih baik menerapkan saran Wolrd Health Organization (WHO) tentang social distancing atau sakit melakukan kontak dengan orang sehat guna mengurangi peluang penularan penyakit.

"Karena kan yang terjadi bukannya bekerja, malah mereka holiday. Namanya Puncak, Bogor, Jawa Barat macet semua. Sebab, orang pada pergi ke sana. Liburan. Kan itu bukan hal yang perlu ditutup-tutupi karena kenyataan seperti itu," jelas dia.

Sponsored

Seperti diketahui, per Senin (16/3) kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 134. Rincian tambahannya, masing-masing satu berasal dari Jabar, Banten, dan Jateng. Selain itu, ada 14 kasus baru yang terdeteksi di Jakarta. 

Dari 134 pasien, lima dinyatakan meninggal dunia dan sembilan lainnya berhasil melawan virus tersebut sehingga dinyatakan sembuh.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid