Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Panji Virgianto, mengatakan kualitas konstruksi sekolah yang direnovasi Pemprov DKI mengalami penurunan. Menurutnya, penurunan kualitas konstruksi pada 147 gedung sekolah yang direnovasi pada 2019, akan berdampak panjang.
"Seperti penggunaan genting beton. Memang enggak salah. Tapi, spesifikasi yang dipakai sekarang layaknya 1990-an, mundur peradaban kita. Kenapa enggak sekalian pakai terpal?" kata Panji dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (9/10).
Dia mempersoalkan hal ini, karena anggaran untuk renovasi telah disediakan dalam nilai yang cukup besar. Proyek renovasi yang disertai penegadaan mebel baru, memakan anggaran hingga Rp2,02 triliun.
Menurut Panji, spesifikasi konstruksi yang tidak menggunakan kualitas terbaik akan mengurangi waktu pemakaiannya. Dengan demikian, Pemprov DKI harus lebih sering menganggarkan biaya renovasi.
"Ini jadi potensi untuk bancakan. Nanti yang dikorbankan dan dirugikan masyarakat. Seharusnya ada anggaran untuk hal bermanfaat lain, malah dialokasikan untuk rehab sekolah terus-terusan," katanya.
Dia pun berharap Pemprov DKI memperbaiki kualitas konstruksi renovasi sekolah menjadi lebih baik. Menurutnya, masih ada waktu untuk memperbaikinya agar tidak timbul potensi kerugian dari hal ini.
Panji mengaku telah melakukan inspeksi ke sejumlah sekolah yang direnovasi, seperti SMP Negeri 32 di Tambora, Jakarta Barat, dan sejumlah sekolah di Pancoran, Jakarta Selatan. menurutnya, mayoritas pekerjaan masih dalam tahap pembangunan fondasi.
"Mumpung pengerjaan belum besar, sebaiknya dievaluasi dan dikoreksi sekarang. Jangan nanti-nanti. Terlalu besar risikonya," ujarnya.
Panji pun mengaku akan berkoordinasi dengan Fraksi PDIP agar memanggil pihak-pihak yang terkait dengan proyek ini, seperti Dinas Pendidikan dan Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov DKI.
"Kalau perlu, Gubernur juga kita kasih tahu, supaya segera ada perbaikan dan enggak terulang di kemudian hari," kata Panji.