sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

La Nyalla tak setuju negara disebut gagal tangani pandemik

Menurutnya, pemerintah berhasil mempertahankan keseimbangan antara sektor kesehatan dan sektor ekonomi.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 16 Agst 2021 12:25 WIB
La Nyalla tak setuju negara disebut gagal tangani pandemik

Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti menyatakan, tidak setuju bila Indonesia disebut gagal menangani pandemik Covid-19. Hal itu disampaikannya dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR & DPD pada Senin (16/8).

"Tentu tidak mudah menjaga keseimbangan pada sektor kesehatan dan sektor ekonomi, oleh karena itu kami tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa negara telah gagal dalam menangani pandemik," jelasnya. 

Dia menyatakan, tetap ada kekurangan dalam penanganan yang harus diakui.

Lebih lanjut, La Nyalla memberikan apresiasi atas kerja keras terkait pemulihan sektor ekonomi nasional.

"Indonesia mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi meskipun masih didominasi belanja konsumsi," sebutnya.

La Nyalla berharap, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh indikator  Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang baik. 

"Hal itu akan menunjukkan apakah mesin ekonomi Indo berjalan," katanya. "Sebab bila industri dan manufaktur berjalan, berarti supply chain juga berjalan, kredit bank bergulir, buruh bekerja, dan market menyerap barang," kata dia lagi.

Selain itu, La Nyalla juga berharap industri yang berjalan tidak hanya didominasi industri farmasi tetapi juga industri yang padat karya lainnya.

Sponsored

Dia menilai, di balik musibah Covid-19, tetap ada hikmah yang dapat diambil.

"Pandemik Covid-19 ini memberikan hikmah terbesar yakni kita sebagai bangsa mengetahui kelemahan-kelemahan fundamental yang selama ini belum terungkap secara terang-benderang," tutur dia.

Hikmah tersebut, lanjutnya, menjadi titik awal pekerjaan besar bangsa Indonesia ke depannya. 
"Dengan pandemik ini, kita dapat melihat bagaimana ketahanan sektor kesehatan ketika terjadi ledakan Covid-19, rumah sakit nyaris kolaps, tenaga medis berguguran, serta fasilitas kesehatan dan alat medis kekurangan di mana-mana," sebutnya.

Berita Lainnya
×
tekid