sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mereka yang tetap bekerja saat Lebaran

Tak semua profesi kerja di Jakarta bisa menikmati ritual mudik dan berlebaran bersama keluarga di kampung halaman.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 13 Jun 2018 18:49 WIB
Mereka yang tetap bekerja saat Lebaran

Menjelang hari raya Idul Fitri, jalanan dalam Kota Jakarta relatif lengang. Tiada lagi kemacetan di jalan-jalan utama Jakarta pada pagi dan sore hari, yang membuat senewen pengendara kendaraan pribadi. Kepadatan hanya terlihat di dekat pusat-pusat perbelanjaan. Jakarta laiknya kota mati yang ditinggalkan penduduknya berlibur ke kampung halaman.

Namun, tidak semua pekerja di Jakarta memiliki kemewahan untuk mudik saat Lebaran tiba. Beberapa profesi tertentu masih tetap dituntut untuk bekerja, bahkan saat hari raya Idul Fitri. Di antaranya, polisi, bankir, dan wartawan, yang alih-alih mudik, tapi harus bertahan di Ibu Kota.

Memang tidak semua polisi diterjunkan untuk mengawal ritual mudik setiap Lebaran. Azis Sena, polisi yang Alinea temui di daerah Menteng misalnya, masih tetap bekerja hingga H-2 Lebaran, Rabu (13/6). Saat ditemui, Azis tengah beristirahat di pos polisi taman Suropati, setelah mendapat jadwal patroli malam. Ia tengah menunggu atasannya yang masih berpatroli.

"Kami tidak ada libur, paling nanti gantian aja dirolling," ujar Azis. Ia baru diberikan libur pada H+4 Lebaran. Di hari Idul Fitri nanti pun ia akan tetap bertugas menjaga Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.

Walaupun Jakarta lengang pada musim Lebaran, bukan berarti pekerjaan polisi di dalam kota seperti Azis menjadi lebih mudah. Di musim lebaran seperti ini, Azis yang ditempatkan di Menteng harus lebih waspada berpatroli mengawasi rumah-rumah kosong, yang ditinggalkan pemiliknya mudik. Hari ini misalnya, ia telah berpatroli sejak Selasa malam. "Patroli kami lakukan biar rumah-rumah kosong itu tidak dimasuki pencuri," ucapnya.

Selama lima tahun bekerja sebagai polisi, Azis belum pernah sama sekali ditempatkan di posko-posko mudik selama musim Lebaran. "Kalau itu (mengawal mudik) polisi biasanya ditempatkan di stasiun-stasiun dan terminal," ujarnya.

Azis mengakui dirinya telah ditinggal keluarganya terlebih dahulu mudik ke Solo, kota asal ibunya. Kedua orang tua Azis tidak berasal dari Jakarta. Ayahnya berasal dari Surabaya dan ibunya asli Solo. Jika tidak mudik ke Solo, maka keluarganya akan mudik ke Surabaya. Saat mendapatkan giliran liburan nanti, ia akan segera menyusul keluarganya ke Solo. “Nanti mudiknya nyusul waktu liburan pakai kereta,” imbuhnya.

Sama seperti Azis Sena, Arrijal Rachman, salah satu wartawan Viva yang Alinea temui di posko mudik Kementrian Perhubungan (Kemenhub), juga masih bekerja hingga H-2 Lebaran. Pekerjaan sebagai wartawan yang baru dilakoninya selama lima bulan menuntutnya untuk mencari berita-berita seputar mudik lebaran di posko mudik Kemenhub.

Sponsored

Kecuali menjelang lebaran ini, Rijal sapaan akrabnya, biasanya ditempatkan di kanal ekonomi makro sehari-harinya. “Biasanya di makro, menjelang Lebaran ini aja baru ke Kemenhub,” ucapnya.

Rijal yang lahir dan besar di Jakarta biasanya mudik bersama keluarganya menuju Kota Padang. Tahun ini, keluarganya memilih untuk merayakan Lebaran di Jakarta saja.

Saat hari Lebaran nanti, Rijal masih harus bekerja. Kantornya menugaskan ia untuk meliput halal bi halal yang akan diadakan di rumah Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Tentu saja Rijal tidak bekerja sendirian saat Lebaran nanti. Banyak wartawan yang juga ditugaskan oleh kantor masing-masing untuk meliput hari Lebaran.

Walaupun ia tetap bekerja saat Lebaran hingga dua hari setelahnya, kantor tempat Rijal bekerja memberi jatah kompensasi. Ia diberikan libur sebanyak delapan hari setelah lebaran, terhitung sejak 17 Juni nanti. “Ya libur benar-benar libur tanpa harus kirim berita,” ucap alumni UIN Jakarta tersebut.

Berita Lainnya
×
tekid