sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Misa Natal doakan korban tsunami Selat Sunda

"Semoga para korban yang meninggal dunia diberikan kebahagiaan abadi, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan."

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Selasa, 25 Des 2018 11:00 WIB
Misa Natal doakan korban tsunami Selat Sunda

Ribuan pemeluk Katolik memadati Gereja Katedral Jakarta untuk mengikuti Misa Natal bersama uskup Agung atau Misa Pontifikal, Selasa (25/12).

Dalam salah satu rangkaian prosesi Misa Pontifikal, Uskup Agung Katedral Jakarta Mgr. Ignatius Suharya memimpin doa bagi para korban dan keluarga yang terdampak tsunami di Selat Sunda.

"Semoga para korban yang meninggal dunia diberikan kebahagiaan abadi, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," katanya di Katedral Jakarta, Selasa (25/12).

Selain menyampaikan duka cita dan doa bagi para korban yang terdampak tsunami Selat Sunda, Uskup Ignatius juga berdoa agar musibah bencana alam tersebut dapat menggerakkan kepedulian sosial masyarakat. "Semoga kejadian ini menggerakkan kita semua untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah," ujar dia.

Berlangsung khidmat

Sementara itu, perayaan Natal di berbagai daerah berlangsung khidmat. Di Gereja Katedral Perawan Maria, Paroki Bogor, Jawa Barat, ribuan pemeluk Katolik melaksanakan ibadah secara tertib, aman dan lancar. Misa di gereja terbesar milik umat Katolik itu telah dilangsungkan mulai pukul 05.30 WIB. Setiap misa berlangsung selama satu setengah jam, lalu berganti ke misa jam berikutnya. "Hari Natal ini Gereja Katedral menggelar tujuh kali misa. Misa pertama dari pagi pukul 05.30 WIB, nanti misa yang malam pukul 19.00 WIB," kata Ketua Komunikasi Sosial (Komsos) Gereja Katedral Bogor, Ignatius Herzamzam.

Misa dilaksanakan bergantian setiap jam, agar seluruh jemaat tertampung dan bisa melaksanakan misa di jam-jam yang disesuaikan dengan jadwal. Misa jam pertama mulai pukul 05.30 WIB, lalu jam 07.00, 09.00, 11.00, 14.00, 17.00 dan 19.00 WIB. Herzamzam menyatakan setiap misa dipimpin oleh Romo berbeda-beda yang ada di Gereja Katedral, salah satunya Romo Paulus Haruna.

Dalam Misa Natalnya Romo Paulus Haruna berpesan kepada seluruh jemaat untuk selalu bersyukur atas rahmat Tuhan dalam kehidupan yang dijalani. "Yesus telah lahir dan membawa keselamatan," katanya. Romo Paulus juga meminta umat Katolik Gereja Katedral Bogor untuk bersikap rendah hati seperti Yesus adalah Tuhan yang memilih lahir di kandang domba yang hina.

Sponsored

Gereja Katedral Paroki Bogor mengangkat tema Natal 2018 ini "Air sebagai sumber kehidupan". Romo mengajak umat untuk mensyukuri air sebagai karunia Tuhan, bersikap mensyukuri nikmat, tidak berlebih-lebihan, hingga menyebabkan mati raga.

Jemaat gereja juga diingatkan untuk meningkatkan solidaritas kepada sesama, terutama saat ini Indonesia dilanda banyak bencana, dan baru-baru ini Tsunami Selat Sunda yang menghantam pesisir Banten dan Lampung Selatan. Sesuai dengan pesan Paus Fransiskus di Vatikan Roma yang meminta dukungan masyarakat Internasional untuk membantu korban yang dilanda Tsunami Selat Sunda.

Di Gereja Katedral Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), misa Natal dipimpin Romo Ambros Lanjar Pr. Dalam misa itu, dibacakan surat Gembala Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang. Uskup Petrus dalam pesan natalnya yang dibacakan Romo Ambros mengatakan perayaan Natal sebagai peristiwa iman agar dijadikan refleksi untuk merenung kembali tentang perjalanan hidup kristiani yang disatukan dalam kasih Allah.

"Kita harus bergembira dan bersukacita atas kelahiran Yesus Kristus. Kita mendulang kembali pengharapan dalam perjalanan hidup yang sering terperangkap dalam kegelapan akibat kesombongan dan ingat diri," jelasnya.

Melalui kelahiran Yesus Kristus yang hadir dalam kehidupan kristiani untuk mendorong kembali hati yang baru untuk mengasihi Allah dengan segenap hati yang tulus iklas.

"Kita berjumpa kembali dengan arahan kemanusiaan baru agar perilaku kita sesuai dengan pangilan kristiani dalam mewujudkan kebenaran, keadilan dan perdamaian," tegasnya.

Menurut Uskup Turang, Yesus Kristus menjelma menjadi manusia agar umat Katolik belajar bagaimana menjadi manusia yang baik dan benar dalam hidup sesama.

Uskup menambahkan, persoalan kemanusian yang datang silih berganti menuntut umat kristiani untuk menjadi sesama yang baik dan benar dalam perjuangan hidup.

"Kelahiran kristus dalam kesederhanaannya merupakan kabar gembira bagi kita semua untuk mewartakan kebenaran dalam kehidupan sesama di dunia ini," lanjutnya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid