sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Palagan politik Jateng: Garuda dan anak raja vs banteng-banteng PDI-P

Dominasi PDI-P dan elektabilitas Ganjar yang tinggi di Jateng digoyang Prabowo-Gibran yang dibekingi Jokowi.

Kudus Purnomo Wahidin Ummu Hafifah
Kudus Purnomo Wahidin | Ummu Hafifah Selasa, 31 Okt 2023 16:04 WIB
Palagan politik Jateng: Garuda dan anak raja vs banteng-banteng PDI-P

Jawa Tengah (Jateng) mulai dibidik Gibran Rakabuming Raka. Setelah resmi menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu langsung turun bersafari ke sejumlah kota di provinsi tersebut.  

Gibran mengakui Jateng bakal jadi palagan politik yang sulit ditaklukkan. Sejak lama, PDI-Perjuangan mendominasi Jateng. Selama dua periode, Jateng dipimpin Ganjar Pranowo, kader PDI-P. Dalam dua kali pilpres terakhir, Prabowo pun selalu kalah telak dari Jokowi dan pasangannya di Jateng. Pada 2019, Prabowo bahkan hanya mampu meraup 22,74% suara. 

"Ini tidak mudah, (Jawa Tengah) bukan basis kita. Tapi, saya yakin dengan semangat bapak-ibu semua, dengan semangat teman-teman semua, Jawa Tengah bisa kita taklukkan," kata Gibran dalam sebuah dialog di Joglo Jembar, Muntilan, Magelang, Jateng, Ahad (29/10) lalu.

Khusus untuk Jateng, sejumlah survei menemukan Ganjar masih jadi kadidat terkuat pilihan publik Jateng. Namun demikian, survei Indo Riset mencatat elektabilitas Ganjar di Jateng dan DI Yogyakarta turun signifikan dari 70% pada Agustus 2023 menjadi 65,6% pada September 2023. 

Meski begitu, Jateng masih tetap dalam cengkeraman Ganjar dan PDI-P. Gibran pun menyadari itu. "Kenapa Jawa Tengah harus saya putari dulu? Karena Jawa Tengah ini paling berat. Makanya, bapak-ibu semua, teman-teman relawan ini nanti kerja kerasnya lebih difokuskan di Jawa Tengah," ujar Gibran.

Berbeda dengan pilpres sebelumnya, Prabowo punya tambahan amunisi untuk menaklukkan Jateng. Selain Gibran yang masih berstatus sebagai Wali Kota Surakarta, Prabowo juga bisa memainkan pengaruh Jokowi. Survei Litbang Kompas menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi di Jateng berada di atas 70%. 

Politikus PDI-Perjuangan Aria Bima optimistis Jateng bisa dipertahankan. Kader PDI-P, kata dia, sudah siap bertarung dengan kelompok-kelompok relawan Jokowi yang kemungkinan akan memihak Prabowo-Gibran di Jateng. Meskipun mengklaim netral dan satu partai dengan Ganjar, Jokowi dianggap sudah condong ke Prabowo-Gibran. 

"Seberapa optimis? Kita tetap optimis. Ini seolah ada garuda yang dinaikki anak raja terus terbang-terbang ke wilayah Jawa Tengah dan ingin mematuk banteng-banteng. Banteng ini punya semangat dan ideologi. Itu yang tidak bisa dikalahkan," ujar Aria saat berbincang dengan Alinea.id di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/10).

Sponsored

Garuda merupakan simbol dari Partai Gerindra. Adapun anak raja merupakan simbolisasi Gibran, putra Jokowi yang ditengarai tengah membangun dinasti politik lewat skandal putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Di Pilpres 2024, Prabowo-Gibran diusung empat parpol penghuni parlemen, yakni Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat. Di lain kubu, Ganjar-Mahfud hanya diusung dua parpol penghuni parlemen, PDI-P dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Meski tak gentar, Aria mengingatkan agar kompetisi elektoral di Jateng berlangsung dengan jujur dan adil. "Kami pasti akan bertanding secara fair dan pasti kita akan melawan kalau ada sesuatu yang tidak benar, terutama penggunaan aparat untuk (pemenangan Prabowo-Gibran) itu," ucap Aria.

Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Sunanto membocorkan sejumlah strategi yang bakal dijalankan untuk mempertahankan Jateng sebagai kandang banteng. Salah satunya ialah memperkuat soliditas daerah-daerah yang selama ini menjadi lumbung suara PDI-P. 

"Lalu, ditambah suara yang selama ini belum mendukung banteng, misalnya, ada PPP, Perindo, dan lain-lain. Jadi, basis-basis itu (kita datangi) door to door dan tentu memastikan basis suara Ganjar sangat tinggi," kata Cak Nanto, sapaan akrab Sunanto, kepada Alinea.id.

Diakui Cak Nanto, Prabowo-Gibran menghadirkan ancaman bagi dominasi PDI-P di Jateng dan potensial menggerus elektabilitas Ganjar. Apalagi, ada eks pendukung Jokowi yang kini berkubu menjadi kelompok relawan pengusung Prabowo. 

"Tapi, banyak juga (pendukung Jokowi) yang tetap mendukung Ganjar. Tentu kami akan memenangkan suara di rumah sendiri. Bagi kami, semua suara itu berpengaruh, ya. Tidak hanya Jawa tengah. Kan ada Jawa barat, Jawa timur, DKI Jakarta yang jumlah suaranya juga sangat besar," ujar dia. 

Bakal calon presiden Prabowo Subianto (kiri) bersama bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka (kanan). /Foto Instagram @prabowo

Efek Gibran 

Pakar komunikasi politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad menilai Jateng bakal jadi medan tempur politik yang sengit di Pilpres 2024, terutama bagi pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran. Menurut dia, kecil kemungkinan suara eks pendukung Jokowi lari ke pasangan Anies-Muhaimin. 

"Bagi pasangan Anies–Muhaimin, basis dukungan di Jawa Tengah itu kelihatannya justru semakin menipis. Tidak seperti sebelum Prabowo–Gibran itu dideklarasikan," kata Nyarwi saat dihubungi Alinea.id, Senin (30/10). 

Menurut Nyarwi, Ganjar dan PDI-P saat ini dalam posisi bertahan. Untuk Ganjar, misalnya, terjadi penurunan elektabilitas setelah Ganjar tak lagi menjadi Gubernur Jateng. Di lain sisi, Ganjar juga harus mempenetrasi provinsi-provinsi di luar Jateng yang didominasi Prabowo atau dikuasai Anies. 

"Pemilih Ganjar, saya kira, akan sangat potensial, ya, untuk digerogoti dukungannya. Tentunya berbagai cara bisa digunakan oleh tim resmi atau pun tim tidak resmi yang mendukung Prabowo–Gibran. Sekarang pun, basis suara PDI-P di Jawa Tengah itu sudah sangat tergerus," jelas Nyarwi. 

PDI-P dan TPN Ganjar-Mahfud, kata Nyarwi, harus terus berinovasi dalam kampanye dan program. Secara khusus, ia menyinggung Gibran yang saat ini tengah membidik anak muda Jateng sebagai sasaran. Dari total 28.289.413 orang, KPU Jateng mencatat sekitar 60% pemilih di provinsi itu berasal dari kalangan milenial dan gen Z. 

"Di segmen ini kan juga ada Anies–Muhaimin yang, saya kira, penetrasinya makin kuat juga. Di situ, saya kira Ganjar–Mahfud dan tim nya belum bekerja ekstra keras lagi untuk menjaga basis Jawa Tengah, termasuk juga menjaga suara di Jawa Timur, dan juga penetrasi ke daerah luar," kata dia. 

Pendapat berbeda diutarakan pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati. Meskipun dibekingi Jokowi, menurut Wasisto, Prabowo Gibran bakal sulit menggerus dominasi Ganjar dan PDI-P di Jateng. 

"Gibran sendiri kan sementara ini masih berputar di sekitar Solo Raya. Artinya, di sini masih ada perbedaan yang jelas soal persentase suara yang akan digapai. Soal jam terbang dan juga soal pengalaman yang menjadi faktor penting bagi publik untuk bisa melihat polanya mau ke mana," kata Wasisto kepada Alinea.id.

Kehadiran Gibran sebagai cawapres Prabowo, menurut Wasisto, justru bisa menguntungkan Ganjar. Ia mencontohkan reaksi Ketua DPC PDI-P Solo F.X. Hadi Rudyatmo yang blak-blakan kecewa dengan keputusan Gibran menerima pinangan Prabowo.

"Kemudian, muncul aspirasi (kekecewaan) yang sama di akar rumput. Ini semacam sinyal bahwa potensi suara bisa terkonsolidasi ke Ganjar. Ini saya jelaskan mengenai di akar rumput yang juga kecewa, ya. Tetapi, kalau segmen pemilih lain belum bisa kita raba," kata Wasisto. 

Wasisto meyakini Prabowo-Gibran bakal sulit menggoyahkan elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jateng. Apalagi, Ganjar menuntaskan dua periode kepemimpinannya di Jateng tanpa banyak catatan negatif. "Di Jawa Tengah, publik sudah lebih tahu kinerja Ganjar," imbuhnya. 
 

Berita Lainnya
×
tekid