sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Panglima TNI pimpin upacara pemakaman Djoko Santoso

Prosesi pemakaman Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso tetap mengikuti standart protokol kesehatan.

Hermansah
Hermansah Minggu, 10 Mei 2020 17:44 WIB
Panglima TNI pimpin upacara pemakaman Djoko Santoso

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memimpin upacara pemakaman secara militer mantan Panglima TNI periode 2007-2010 Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso di Tempat Pemakaman Umum (TPU) San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Minggu (10/5).

Prosesi pemakaman Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso tetap mengikuti standart protokol kesehatan, untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran Covid-19. Dalam Prosedur Tetap (Protap) Upacara Pemakaman Militer pasukannya berjumlah satu kompi atau 120 personel, namun dengan adanya Covid-19 maka jumlahnya hanya 40 personel dengan jarak antara pasukan peserta upacara yaitu dua meter.

Sebagai Inspektur Upacara (Irup), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto membacakan Apel Persada di depan pusara Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso. 

"Saya Panglima Tentara Nasional Indonesia atas nama Negara, Bangsa dan Tentara Nasional Indonesia dengan ini mempersembahkan ke Persada Ibu Pertiwi jiwa raga dan jasa-jasa Almarhum. Nama: Djoko Santoso. Pangkat: Jenderal TNI (Purn). Jabatan: Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia. Kesatuan: Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Putra dari Bapak H Djoko Soedjono (almarhum). Yang telah meninggal dunia demi kepentingan serta keluhuran Negara dan Bangsa pada Minggu 10 Mei 2020 pukul 06.30 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto karena sakit. Semoga jalan Dharma Bhakti yang ditempuhnya dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua dan arwahnya mendapat tempat yang semestinya di alam baka," papar Panglima TNI.

Selama berdinas, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso  dianugerahi berbagai penghargaan Bintang Jasa/Tanda Jasa diantaranya Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Utama, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya dan Satyalencana Seroja.

Sebagai wujud penghormatan terakhir dan bela sungkawa atas meninggalnya mantan Panglima TNI ke-16, Tentara Nasional Indonesia menyatakan berkabung mengibarkan bendera setengah tiang selama tujuh hari (10-17 Mei 2020) di seluruh jajaran TNI di seluruh Indonesia.

Sementara, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan, almarhum Jenderal TNI (Purnawirawan) Djoko Santoso, yang pernah menjabat Panglima TNI 2007-2010, sudah menunjukkan dedikasi dan loyalitas sebagai prajurit dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Selama berkarier di militer, almarhum sudah menunjukkan dedikasi dan loyalitas sebagai prajurit dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Setelah pensiun, almarhum tetap berkiprah untuk bangsa dan negara melalui jalur politik membesarkan dan berjuang di Partai Gerindra sejak tahun 2015 hingga kini menutup mata," ujar Bamsoet dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Sponsored

Di masa setelah pensiun dari dinas kemiliteran itu, kata Bamsoet, pengabdian almarhum tidak turut. Sebagai Ketua Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden 2019, tak sekalipun provokasi apalagi agitasi propaganda terucap oleh almarhum.

"Justru di saat kondisi sosial politik sempat memanas, almarhum turut mendinginkan," kata Bamsoet.

Lulusan Akademi Militer Magelang tahun 1975 itu telah mengabdikan hidupnya pada berbagai bidang. Tak hanya sebagai prajurit dengan mengemban amanah sebagai Panglima TNI yang menjabat sejak 2007 hingga 2010, almarhum juga mengabdikan hidupnya pada bidang olahraga dengan menjadi Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada 2008-2012 maupun di organisasi sosial lainnya.

\Bamsoet menyampaikan duka citanya yang mendalam atas kabar wafatnya Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Minggu pagi tadi.

Sebagai teman satu angkatan di Lemhannas KSA XIII tahun 2005, Bamsoet mengaku sangat kehilangan.

Tak lupa, ia pun mengajak masyarakat mendoakan kepergian almarhum semoga dapat diterima di sisi-Nya.

"Mari doakan almarhum agar diterima segala amal ibadahnya, serta diampuni segala khilafnya. Kepergian almarhum di bulan suci Ramadhan ini, semoga turut memudahkan dibukanya pintu surga oleh Allah SWT," kata mantan Ketua DPR RI itu. (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid