Terry Bollea—yang lebih dikenal dunia dengan nama panggungnya, Hulk Hogan—telah meninggal dunia pada Kamis di usia 71 tahun. Pria berambut pirang dan berkumis lebat yang menjadi simbol maskulinitas dan kegilaan gulat profesional selama empat dekade itu meninggalkan warisan yang tak tertandingi, baik di dalam ring maupun di luar. Dunia gulat berduka, penggemar merintih, dan dunia hiburan kehilangan salah satu bintang terbesarnya.
Dari Clearwater menuju sunia
Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh WWE (World Wrestling Entertainment). Menurut pernyataan dari kota Clearwater, Florida—tempat Hogan menetap di masa tuanya—petugas medis dipanggil ke rumahnya karena laporan henti jantung. Ia sempat dirawat dan dibawa ke Rumah Sakit Morton Plant, namun nyawanya tak tertolong.
Tak ditemukan indikasi adanya tindak mencurigakan, namun kehilangan ini tetap mengguncang banyak pihak. WWE mengenangnya sebagai “salah satu tokoh budaya pop paling dikenal di dunia yang membawa gulat profesional ke panggung global.”
Era Keemasan Hulkamania
Lahir dari dunia gulat regional yang segmented, Hogan masuk ke dunia WWF (sekarang WWE) di awal 1980-an dengan kepribadian yang jauh dari biasa. Bertubuh besar, berotot, mengenakan pakaian kuning-merah mencolok, dan selalu mengobarkan semangat dengan slogan: “Say your prayers, eat your vitamins, and believe in yourself.”
Momen-momen ikonik pun bermunculan—dari kerja sama dengan Mr. T di WrestleMania pertama hingga aksi mengangkat André the Giant di WrestleMania III. Hogan tidak hanya menciptakan karakter; ia menciptakan fenomena. Hulkamania menjalar ke mana-mana, dari ring gulat hingga layar kaca, bahkan menjadi serial animasi Hulk Hogan’s Rock ‘n’ Wrestling dan figur aksi yang kini menjadi barang koleksi.
Namun kejayaan di WWE tidak berlangsung selamanya. Di pertengahan 1990-an, Hogan melakukan langkah mengejutkan: hijrah ke WCW (World Championship Wrestling), kompetitor berat WWE. Di sinilah ia menjalani "heel turn" paling terkenal dalam sejarah gulat, menjadi Hollywood Hogan, tokoh antagonis yang membentuk aliansi ikonik New World Order (NWO) bersama Kevin Nash dan Scott Hall.
Transformasi ini mengubah arah gulat profesional dan sempat membuat WCW menyalip WWE selama 83 minggu berturut-turut dalam rating televisi. Namun, seperti kisah klasik, kejayaan itu tidak bertahan lama. Insiden Fingerpoke of Doom—di mana Hogan "menyentuh" Nash dan langsung menang—menjadi simbol kemunduran WCW. Gulat menjadi terlalu dipaksakan, terlalu dibuat-buat. Penonton muak. Dan WWE pun kembali bangkit dan akhirnya membeli WCW.
Setelah WCW tumbang, Hogan kembali ke WWE. Momen pertarungannya dengan Dwayne The Rock Johnson di WrestleMania X8 pada 2002 menjadi salah satu pertemuan antar generasi paling epik. Hogan bahkan sempat menjadi juara WWE lagi dan dilantik ke dalam Hall of Fame pada 2005.
Ia juga tampil dalam reality show "Hogan Knows Best", yang memperlihatkan kehidupan keluarganya. Namun, masa tenang itu tak berlangsung lama. Kontroversi pun menyergap.
Pada 2015, video berisi pernyataan rasis Hogan bocor ke publik. WWE memutus kontrak, menghapus namanya dari situs, dan menjauhinya. Meski ia kemudian meminta maaf secara publik dan mengklaim penyesalan yang mendalam, banyak pegulat—terutama yang kulit hitam—mengaku tak bisa memaafkan. Salah satu yang bersuara lantang adalah Titus O’Neill, yang mengatakan bahwa permintaan maaf Hogan "tidak cukup dan tidak tulus."
Tak berhenti di sana, rekaman seks Hogan juga dipublikasikan oleh situs Gawker dan memicu gugatan hukum besar. Hogan menang dalam gugatan privasi tersebut, yang membuat Gawker bangkrut. Namun kasus ini semakin membuka sisi gelap kehidupan pribadinya ke mata publik.
Momen terakhir, dan dukungan politik
Di tahun-tahun terakhir hidupnya, Hogan jarang tampil. Ia sempat membuat penampilan mengejutkan di Konvensi Nasional Partai Republik, mengenakan tank top merah bertuliskan “Trump-Vance” dan menyebut Donald Trump sebagai "pahlawan"-nya. Dukungan ini menuai reaksi keras dari berbagai kalangan, meski Trump sendiri menyebut Hogan sebagai "sahabat karib" yang akan sangat dirindukan.
Meskipun reputasinya tercoreng oleh kontroversi, tak bisa disangkal bahwa Hulk Hogan adalah salah satu ikon budaya pop dan bintang gulat paling berpengaruh sepanjang masa.
Ia mengubah gulat dari hiburan kecil yang hanya dinikmati segelintir orang menjadi mainstream spectacle yang dinikmati di seluruh dunia. Ia membuka pintu bagi crossover antara gulat dan dunia hiburan. Ia menjadi simbol keberanian, kekuatan, dan daya tarik panggung yang tak pernah padam.
Dan meski Hulk Hogan telah tiada, warisan Hulkamania akan terus hidup dalam ingatan para penggemar yang pernah menyaksikannya merobek baju, meninju lawan, dan memekik, “Whatcha gonna do when Hulkamania runs wild on you?!”