sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tepis coronavirus, pedagang sebut cara konsumsi kelelawar berbeda dengan China

Cara mengonsumsi kelelawar di Indonesia bukan diolah menjadi sup seperti di China.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Senin, 27 Jan 2020 14:44 WIB
Tepis coronavirus, pedagang sebut cara konsumsi kelelawar berbeda dengan China

Beredarnya isu coronavirus yang menyebar melalui kelelawar atau jenis codot (Jawa) tak membuat khawatir pedagang di Pasar Burung Depok Solo, Jawa Tengah.

Haerulloh (40) salah satu pedagang setempat menyebut kelelawar banyak dicari warga karena diyakini bisamenyebuhkan penyakit asma atau sesak nafas.

"Pedagang di Solo tidak khawatir karena kasus virus itu, di Indonesia belum ada. Selain itu, cara mengonsumsi di Indonesia bukan untuk makanan seperti sup di China, tetapi untuk pengobatan alternatif penyakit," tutur Haerulloh di Pasar Burung Depok Solo, Jateng, Senin (27/1).

Para pedagang di pasar Depok, sambung dia, sebenarnya sudah banyak yang mendengar soal berita kelelawar diduga menjadi penyebab virus corona di China itu, tetapi hingga sekarang belum ditemukan adanya kasus virus khususnya di wilayah Solo.

Harga jual kelelawar kecil alias codot, lanjut Haerullah, Rp10.000 per ekor, sedangkan yang berukuran besar atau kalong mencapai Rp100.000 per ekor. Jumlah kelelawar yang dijual kini mencapai 60 ekor, dan didatangkan dari penjaring lokal Solo.

"Kami sejak berjualan kelelawar di Solo, belum ada pelanggannya yang terindikasi virus yang diduga berasal dari kelelawar ini," katanya.

Yanto (53), salah satu pengunjung di Pasar Burung Depok Solo, menuturkan pembeli kelelawar biasanya mengolah kelelawar untuk pengobatan sesak nafas. Warga menyakini kelelawar bisa menyembuhkan penyakit sesak nafas.

Cara mengolahnya, jelas dia, kelelawar tersebut setelah dipotong dan dikuliti, tersisa dagingnya kemudian kemudian dikukus. Daging itu, kemudian diberikan mereka yang mempunyai penyakit asma.

Sponsored

Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta, Evi Nur Wulandari Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor telah mengambil sempel kotoran dari kelelawar di Pasar Burung Depok Solo.

Evi menambahkan kotoran kelelawar tersebut diambil dijadikan sampel oleh Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor, dan sekarang masih menunggu hasilnya tes penelitian laboratorium itu. (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid