sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemberlakuan tiket kertas diwarnai kericuhan di sejumlah stasiun

Para penumpang mengeluhkan antrean panjang akibat pemberlakuan tiket kertas.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Senin, 23 Jul 2018 10:47 WIB
Pemberlakuan tiket kertas diwarnai kericuhan di sejumlah stasiun

Pemberlakuan tiket kertas KRL Commuter Line menimbulkan antrean panjang di sejumlah stasiun. Bahkan sempat terjadi kericuhan karena penumpukan calon penumpang di loket-loket pembelian tiket.

Tak sedikit pula calon penumpang yang kebingungan dengan pergantian sistem tiket ini. Petugas memberi penerangan lewat pengeras suara, dan menyampaikan informasi tersebut secara langsung pada para calon penumpang yang bertanya.

Di Stasiun Bekasi, antrean panjang sudah mengular selepas Subuh. Para calon penumpang makin menumpuk sejak pukul 06.00 WIB, untuk membeli tiket ke Jakarta.

"Penumpang di pintu Selatan Stasiun Bekasi menumpuk. Sempat rusuh karena sebagian besar penumpang tidak tahu ada tiket harian yang harus dibeli," kata Arie Budiawati, penumpang KRL yang sehari-hari bekerja di kawasan Tebet, Jakarta Selatan di Stasiun Bekasi, Senin (23/7).

Di Stasiun Bogor, para calon penumpang bahkan sempat menerobos gerbang tiket karena tak sabar dengan antrean yang mengular. Mereka khawatir terlambat sampai di tempat kerja karena harus lama menunggu antrean.

Endang (50), seorang calon penumpang tujuan Stasiun Sudirman, mengaku kecewa karena harus mengantre lama untuk mendapatkan tiket. Menurutnya, sosialisasi perubahan tiket ini minim diberikan  PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

"Minim sosialisasi juga, saya tidak mengetahui tiket ini masih bisa dipakai atau bagaimana. Saya disuruh beli tiket lagi," kata Endang.

Sponsored

Para calon penumpang yang sudah mengetahui adanya perubahan sistem tiket sementara ke tiket kertas, umumnya datang lebih awal ke Stasiun agar tidak terlambat sampai di tujuan. Namun, Yulia Citra mengatakan, upayanya menghindari antrean panjang tak berhasil karena para calon penumpang lain juga melakukan hal yang sama.

"Saya tiba di Stasiun Depok pukul 05.30 WIB, terlihat antrean sudah panjang," ucapnya.

Arie Budiawati mengatakan, PT KCI harusnya mengantisipasi antrean panjang para calon penumpang yang hendak membeli tiket. Terlebih di jam-jam kerja, para calon penumpang tergesa-gesa karena tak mau terlambat sampai di tempat kerja.

Hal senada disampaikan seorang penumpang yang bekerja di kawasan Jl. Kapten Tendean, Jakarta Selatan bernama Hendera. Menurutnya, seharusnya PT KCI lebih profesional dengan memberlakukan perubahan sistem tiket di akhir pekan.

"Seharusnya lebih profesional. Upgrade sistem tiket itu seharusnya cukup 1 x 24 jam. Padahal Sabtu dan Minggu (21-22 Juli) kan sudah ada waktu menggunakan karcis kertas konvensional," katanya.

Pemberlakuan tiket kertas ini dilakukan karena PT KCI tengah melakukan pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik, sejak Sabtu (21/7). Tiket kertas dijual seharga Rp3.000 untuk semua stasiun tujuan.

Vice President Komunikasi Perusahaan PT KCI, Eva Chairunisa, mengatakan tiket kertas ini diberlakukan di 79 stasiun KRL, dari perjalanan kereta pertama hingga terakhir. Ia pun menyampaikan permohonan maaf perusahaan atas ketidaknyamanan yang dialami para pengguna KRL.

"Permintaan maaf, khususnya kami sampaikan kepada para pelanggan setia kami, pemilik Kartu Multi Trip (KMT) maupun kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung," katanya.

Sumber: Antara

Berita Lainnya
×
tekid