sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Berusia seabad lebih, Pemprov DKI akan revitalisasi Gereja Immanuel

Gereja Immanuel memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan perkembangan Kota Jakarta.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 02 Agst 2021 11:07 WIB
Berusia seabad lebih, Pemprov DKI akan revitalisasi Gereja Immanuel

Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta telah menerbitkan Surat Rekomendasi Pemugaran Nomor 2109/-1.853.15 tanggal 21 April 2021 kepada pihak Gereja Immanuel Jakarta. Revitalisasi arsitektur dan lanskap Gereja Immanuel merupakan bagian dari perlindungan bangunan cagar budaya.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya, proses pemugaran harus didampingi arsitek yang memegang IPTB A.

Revitalisasi gereja protestan yang terletak di Jalan Merdeka Timur No. 10, Gambir, Jakarta ini dikerjakan arsitek Shandy Penamanan Hasoloan Sihotang dari PT. Tri Bagan Kemitraan.

“Pekerjaan ini tidak mudah, karena yang diniatkan dan dikerjakan bukan hanya fisik semata, tapi bagaimana memuliakan keberadaan Gereja Immanuel sebagai bangunan cagar budaya yang memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan perkembangan Kota Jakarta," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana dalam keterangan tertulis, Senin (2/8).

Gereja Immanuel Jakarta berstatus Cagar Budaya ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 475 Tahun 1993. Diharapkan, revitalisasi dapat meningkatkan kenyamanan Gereja Immanuel sebagai sarana ibadah umat Kristiani, seiring dengan pelestarian nilai kesejarahan dan pemanfaatan ruang publik.

Gereja Immanuel Jakarta memiliki halaman cukup luas, bergaya arsitektur Imperial (Neo Klasik) yang mendapat pengaruh Barok dan Rokoko pada interiornya. Bangunan gereja berdenah lingkaran simetris dengan 4 pintu masuk, dan atap kubah berpenutup sirap dengan cupola di puncaknya.

Atap pada sedimen dan teras belakang merupakan perisai dengan penutup genteng. Struktur bangunan terdiri dari dinding pemikul berupa susunan bata yang diplester dengan campuran kapur dan pasir. Terdapat entablature di sekeliling dinding bagian atas bangunan gereja. Lantai bangunan gereja pun dibuat lebih tinggi 3,2 m dari halaman.

Diketahui, umat Protestan Lutheran dan Hervormd di Batavia membangun Gedung Gereja Immanuel pada 1834. Gedung Gereja Immanuel dirancang seorang kepala kantor pegadaian dan pengukur tanah bernama J.H. Horst, dengan imbalan sebesar f 10.000,-.

Sponsored

Meski sempat meminjam dana dari pemerintah pada 1838, gereja ini akhirnya dapat diselesaikan dan diresmikan pada tahun 1839 dengan nama Willemskerk. Nama ini diberikan untuk menghormati Raja Willem I yang ingin mempersatukan umat Protestan dalam persaudaraan, toleransi, dan kesamaan kedudukan.

Selain umat protestan Hervormd dan Lutheran, gereja ini juga digunakan umat protestan Evangeli sebagai tempat ibadahnya. Lalu, pada masa pendudukan Jepang, gereja ini sempat digunakan untuk menyimpan abu jenazah tentara Jepang yang gugur dalam peperangan. Saat itu, gereja tersebut dikenal dengan nama Kuil Churei-do. Setelah kemerdekaan, gereja ini dikembalikan fungsinya sebagai tempat beribadat umat Kristen dan namanya diubah menjadi Gereja Immanuel pada 1948.

Berita Lainnya
×
tekid