sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemulangan WNI dari Wuhan, Kemlu minta masyarakat bersabar

Pemerintah berupaya melakukan semua dengan baik sampai pada waktunya bisa dilakukan pemulangan.

Akbar Ridwan Rizki Febianto
Akbar Ridwan | Rizki Febianto Kamis, 30 Jan 2020 17:26 WIB
Pemulangan WNI dari Wuhan, Kemlu minta masyarakat bersabar

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengakui pemulangan warga negara Indonesia dari Provinsi Hubei, khususnya Kota Wuhan, China tidaklah mudah. Apalagi akses transportasi dibatasi. Hal itu berkenaan dengan pemberangkatan dari satu titik ke titik pengumpulan utama, sebelum terbang ke Indonesia.

"Kami juga mengingatkan masyarakat bahwa proses (pemulangan WNI dari Wuhan) tidak mudah," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah, di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Kamis (30/1).

Penjemputan satu lokasi ke tempat lainnya bisa berjarak 500 kilometer dari pusat yang dijadikan tempat penampungan. Oleh karena itu dibutuhkan pengelola perjalanan dari beberapa titik lokasi tersebut.

Teuku tidak bisa menjelaskan lebih rinci nama kota di sana. Namun, Teuku memastikan pemerintah sedang mengusahakan segala kebutuhan untuk melakukan pemulangan WNI. Oleh karena itu, masyarakat diimbau bersabar.

"Kami mengimbau masyarakat untuk bersabar. Pemerintah berupaya melakukan semua dengan baik sampai pada waktunya bisa dilakukan (pemulangan) dengan hasil (yang) baik," ujar dia.

Terkait dengan itu, TNI Angkatan Udara menyiagakan tiga pesawat untuk mengevakuasi warga negara Indonesia yang terisolasi di Wuhan, Hubei, China. Kepala Dinas Penerangan TNI AU atau Kadispenau Marsekal Pertama Fajar Adriyanto mengatakan, menanti instruksi untuk menjalankan misi ini. Lantaran China melarang transportasi dari dan ke luar wilayah Wuhan.

"Kami sudah siapkan pesawat Boeing 737 dan C130 Hercules. Hal ini berdasarkan hasil rapat bersama Kemenko Polhukam, Kemenkes, dan Kemenlu," kata Fajar di Jakarta.

Sementara Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengaku siap membantu pemerintah mengevakuasi WNI yang berada di Wuhan, China. MER-C juga telah membentuk tim khusus berkompeten untuk melakukan evakuasi. 

Sponsored

"Kami sudah coba tawarkan diri ke pemerintah. Kami punya tim solid dan berpengalaman dalam evakuasi wabah atau yang berkaitan dengan kesehatan,” ujar Ketua Presidium MER-C, Sarbini dalam konferensi pers di kantor MER-C pada Kamis (30/1).

Bantuan evakuasi yang dilakukan MER-C, adalah respons dari permintaan evakuasi oleh beberapa pihak, terutama WNI yang berada di Wuhan. 

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Presidium MER-C Yogi Prabowo, menyebutkan, evakuasi tidak bisa asal dilakukan. Pemerintah harus menyiapkan tempat karantina untuk para WNI yang telah berhasil dievakuasi. 

"Evakuasi itu bisa dilakukan dengan beberapa persyaratan, antara lain di Indonesia harus ada tempat karantina. Kalau korban sakit, maka harus dirawat di ruang isolasi, di rumah sakit tentunya," ujar Yogi. 

Nantinya, WNI yang berhasil dievakuasi akan diinkubasi sekitar 20 hari, untuk memastikan apakah mereka terjangkit coronavirus atau tidak. 

"Pada dasarnya semua orang di Wuhan pada saat ini adalah pembawa. Artinya suatu waktu bisa terinfeksi apabila kondisinya mengalami penurunan," ujarnya. 

Jika pemerintah kesulitan menyediakan cukup rumah sakit yang menyediakan tempat isolasi, Yogi memberikan opsi tempat inkubasi bagi WNI yang dievakuasi,

"Ada beberapa opsi yang bisa kami berikan. Paling ekstrem di tempatkan di pulau atau di kapal laut untuk sementara, sampai masa inkubasi usai," ujarnya.

Untuk evakuasi ini, Yogi akan bekerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah, kementerian, kantor kesehatan pelabuhan, kalangan profesional, dan militer. 

Berita Lainnya
×
tekid