sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jaringan pelaku perdagangan orang terbongkar

Korban tindak pidana perdagangan orang dari empat jaringan tersebut diduga lebih dari 1.200 orang.

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro Rabu, 10 Apr 2019 07:30 WIB
Jaringan pelaku perdagangan orang terbongkar

Badan Reserse dan Kriminal Polri mengungkap kasus tindak pidana perdagangan orang dengan tujuan negara-negara Timur Tengah seperti Maroko, Turki, Suriah dan Arab Saudi. Dalam membongkar kasus ini, diketahui, ada 4 jaringan yang bermain.  

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak, mengatakan sebanyak delapan tersangka dari empat jaringan berhasil ditangkap. Korban tindak pidana perdagangan orang dari empat jaringan tersebut diduga lebih dari 1.200 orang. Para korban tidak semuanya diketahui karena tidak melapor.

"Kami akan kembangkan, ini jaringan sudah dapat. Sementara ini, kalau jumlah korban dari empat jaringan itu mencapai ribuan, kami ketahui bahwa sudah banyak yang diberangkatkan dari keterangan mereka para tersangka," ujar Herry Nahak.

Para tersangka, kata dia, mengaku telah mengirim ratusan korban ke negara tujuan. Tetapi hanya sedikit yang berhasil kabur dan melapor ke KBRI atau konsulat jenderal.

Herry Nahak menduga para korban perdagangan orang di empat negara itu kerap menemui masalah, seperti kekerasan, pelecehan seksual, atau tidak mendapat gaji. Namun, ada juga yang berhasil menyelamatkan diri dan masih ada di negara-negara tersebut.

"Itu tersangka yang menyampaikan, bukan mengarang, yang ratusan tadi berdasar tersangka, para pelaku. Yang tidak bermasalah ya masih di sana," kata Herry Nahak.

Selain itu, Herry mengatakan, pihaknya juga melakukan pengembangan terkait dugaan pencucian uang melalui aset bisnis yang mungkin dilakukan para tersangka untuk melegalkan uang yang didapat dari penipuan.

Sementara salah satu korban berinisial EH, mengaku langsung mengiyakan penawaran bekerja ke Arab Saudi dengan gaji dan bonus sebesar Rp5 juta. Ia menerima tawaran tersebut karena terpaksa terdesak kebutuhan.

Sponsored

EH menceritakan perjalanannya dimulai dari Tangerang, kemudian ditampung di Surabaya sebelum diberangkatkan ke Malaysia. Selanjutnya, ia terbang dan bekerja di Dubai, Turki, Sudan dan Suriah. Selama setahun dipindah-pindah oleh agen ia tidak pernah menerima gaji. Tidak hanya itu, selanjutnya ia dikirim ke Irak dan mengalami kekerasan serta perkosaan. 

"Saya berpesan cukup di saya, jangan sampai ada lain lagi berangkat ke Timur Tengah," kata EH. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid