sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Soal wabah penyakit mulut dan kuku, PPSDS Jatim: Sudah lama kita ingatkan!

PPSDS Jawa Timur sejak 2016 sebenarnya menolak daging kerbau impor diperjual-belikan di Jawa Timur.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Sabtu, 07 Mei 2022 07:46 WIB
 Soal wabah penyakit mulut dan kuku, PPSDS Jatim: Sudah lama kita ingatkan!

Para peternak sapi di Jawa Timur tidak terlalu kaget dengan kabar bahwa penyakit menular pada hewan, yakni Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), mewabah di Jawa Timur. PMK telah menyerang 1.247 ekor sapi yang tersebar di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto. 

Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Provinsi Jawa Timur Muthowif menjelaskan, melihat kondisi hewan setelah Idulfitri 1443 Hijriah di Jawa Timur, memang ada indikasi ditemukan wabah PMK.

Muthowif menduga, PMK yang masuk ke Jawa Timur berawal dari daging kerbau impor asal India yang masuk ke provinsi itu sejak tahun 2016. Saat itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo melarang daging kerbau impor masuk ke wilayah tersebut. 

Faktanya, kata Muthowif, daging kerbau impor asal India tetap masuk dan diperjualbelikan secara bebas. PPSDS Jawa Timur sejak 2016 sebenarnya menolak daging kerbau impor diperjual-belikan di Jawa Timur.

"Karena hal seperti ini yang kami takutkan. Sekarang ini benar-benar terjadi," kata Muthowif, dikutip dari ikihlojatim, Sabtu (7/5).

Muthowif memastikan, akibat PMK Jawa Timur akan mengalami kerugian besar. Baik secara ekonomi maupun kesehatan hewan.

"Berapa kerugian yang menimpa para peternak kita? Berapa anggaran yang akan dikeluarkan oleh pihak terkait dalam menseterilkan wilayah yang terkena PMK?” tanya Muthowif.

Mewabah di 4 kabupaten

Sponsored

Diberitakan sebelumnya, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur membenarkan adanya wabah (outbreak) penyakit menular yang menyerang 1.247 ekor sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Sapi-sapi itu dipastikan telah terkonfirmasi mengidap positif PMK.

Hal ini diketahui dari surat Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, 5 Mei 2022. Surat Indyah mendasarkan surat Kepala Pusat Veterinaria Farma No.: 05001/PK.310/F4.H/05/2022 tanggal 5 Mei 2022 tentang Jawaban Hasil Uji Sampel Suspect PMK. 

Indyah menjelaskan, kasus pertama kali dilaporkan di Gresik pada 28 April 2022. Saat itu dilaporkan, sebanyak 402 ekor sapi potong yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa yang memiliki tanda klinis PMK.

Kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Lamongan. Kasus menimpa 102 ekor sapi potong yang tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa. Selanjutnya, tanda klinis serupa ditemukan di Sidoarjo pada 595 ekor sapi potong, sapi perah, dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa.

Kasus ketiga dilaporkan pada 3 Mei 2022 di Mojokerto. Sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa dilaporkan memiliki tanda klinis sesaui dengan penyakit PMK.

Usulan status wabah

Ternak yang terdiagnosa positif mengidap PMK, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur telah menyediakan obat-obatan untuk melanjutkan pengobatan simtomatis pada ternak yang terjangkit. Tujuannya, tulis Indyah, untuk mengurangi potensi panic selling.

Lalu, mengusulkan penetapan status wabah penyakit PMK pada 4 kabupaten yang terjadi outbreak (wabah). Berikutnya, menanggulangi dan memberantas penyakit PMK sesuai SOP wilayah status wabah mencakup empat langkah.

Selain pembatasan lalu-lintas ternak masuk dan keluar dari dan menuju daerah wabah, juga ada penutupan sementara pasar hewan pada daerah wabah. 

Langkah ini diikuti pemusnahan terbatas (focal culling) pada ternak terinfeksi sesuai dengan ketersediaan anggaran. Juga penyiapan vaksinasi terhadap seluruh ternak sehat pada daerah terancam dengan cakupan minimal 70%.

Berita Lainnya
×
tekid