sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

SP kecam kekerasan-perampasan sumber kehidupan perempuan Wadas

"Kehadiran aparat hari ini di bumi Wadas menunjukkan bahwa negara tidak hadir untuk pemenuhan hak dan kesejahteraan warganya."

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Rabu, 09 Feb 2022 07:48 WIB
SP kecam kekerasan-perampasan sumber kehidupan perempuan Wadas

Solidaritas Perempuan (SP) mengecam kekerasan dan perampasan sumber kehidupan perempuan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng).

Pernyataan tersebut disampaikan seiring adanya ribuan aparat kepolisian yang mengepung Wadas pada Selasa (8/2). Bahkan, kehadiran mereka disertai kostum dan senjata lengkap. Puluhan orang pun ditangkap dengan berbagai dalih.

"Kehadiran mereka menimbulkan goncangan dan trauma bagi warga, terlebih dengan penangkapan setidaknya 60 orang warga dan pendamping, termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak yang sampai saat ini masih ditahan," ucap Solidaritas Perempuan dalam keterangan tertulis.

"Kehadiran aparat hari ini di bumi Wadas menunjukkan bahwa negara tidak hadir untuk pemenuhan hak dan kesejahteraan warganya, melainkan untuk merampas kehidupan warga," tambahnya.

Selain itu, ungkap Solidaritas Perempuan, aparat kepolisian juga sempat menurunkan spanduk protes penolakan tambang batu andesit (kuari), yang menjadi ekspresi perlawanan warga. "Mereka juga sempat mengambil paksa alat pertanian dan pisau-pisau yang biasa digunakan untuk menganyam besek."

Di sisi lain, Solidaritas Perempuan berpendapat, pernyataan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang mengklaim kedatangan polisi untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat bertentangan dengan fakta, seperti pengepungan, penangkapan warga dan pendamping, intimidasi, serta kekerasan oleh aparat di Desa Wadas.

"Penolakan Masyarakat Wadas, terutama perempuan atas penambangan Bendungan Bener dimulai sejak tahun 2015. Bagi mereka, tanah adalah ibu, darah daging mereka; sumber kebahagiaan, sumber keselamatan, dan sumber kebijaksanaan hidup," tegasnya.

"Maka, proyek penambangan batuan andesit dan Bendungan Bener akan menjadi petaka," sambung Solidaritas Perempuang.

Sponsored

Ia menyatakan, menganyam besek adalah simbol perlawanan perempuan yang bertekad mempertahankan vegetasi bambu yang terancam proyek penambangan.

"Menganyam juga mencerminkan tradisi yang dijaga oleh perempuan Wadas dalam merajut kebersamaan dan perjuangan merawat alam, termasuk menjaga ketersediaan air," tandasnya. 

Oleh karena itu, Solidaritas Perempuan menuntut beberapa hal. Pertama, menghentikan segala intimidasi dan kekerasan di Desa Wadas serta segera mengembalikan barang milik warga yang dirampas paksa oleh aparat kepolisian.

Kedua, tarik mundur personel Polri dari Desa Wadas. Kemudian, segera membebaskan warga dan pendamping yang ditangkap paksa oleh Polsek Bener.

Berikutnya, menuntut pengukuran tanah yang dilakukan tim pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo dan rencana pertambangan di Desa Wadas disetop. Terakhir, meminta adanya pemulihan trauma warga, terutama perempuan dan anak-anak.

Berita Lainnya
×
tekid