close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Foto Pixabay.
Nasional
Rabu, 17 Agustus 2022 18:40

Update Covid-19 17 Agustus 2022: Ada penambahan 5.253 kasus positif

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 53.132. terlihat naik dari posisi 31 Juli 2022, yang berjumlah 48.703 kasus. 
swipe

Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus Covid-19 pada Rabu (17/8) pukul 12:00 WIB. Total ada penambahan 5.253 kasus positif dan 19 kematian. Sedangkan tingkat kesembuhan per 17 Agustus berjumlah 4.324 orang. 

Berdasarkan data Kemenkes tersebut, diketahui kalau kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 53.132. terlihat naik dari posisi 31 Juli 2022, yang berjumlah 48.703 kasus. 

Dari total kasus positif per 17 Agustus 2022, penambahan kasus baru paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan 2.404 kasus, disusul Jawa Barat 1.071 Kasus, dan Banten dengan 654 Kasus. 

Kematian tertinggi terjadi di Bali sebanyak tujuh kasus. Kemudian, DKI Jakarta empat kasus, Jawa Timur dua kasus. Serta Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Aceh yang masing-masing satu kasus. 

Sedangkan kasus kesembuhan tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 2.141 Kasus, Jawa Barat 930 kasus, dan Jawa Timur 408 Kasus. 

Dengan begitu, maka per 17 Agustus 2022, 6.297.484 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Di mana 6.087.056 di antaranya sembuh, dan 157.296 meninggal dunia.

Pandemi Covid-19 telah mengajarkan bahwa tak ada satupun orang yang di dunia yang aman. Dibutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih siaga, antisipatif, responsif dan tangguh dalam menghadapi ancaman masalah kesehatan yang terjadi saat ini maupun di masa yang akan datang.

Hal ini mengingat selain fokus pada penanganan pandemi Covid-19, pada saat yang sama Kemenkes juga dihadapkan pada penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM).

Berangkat dari gagasan ini, Kementerian Kesehatan menyusun langkah konkrit dengan melakukan transformasi sistem kesehatan yang fokus pada enam pilar, salah satunya transformasi layanan rujukan yang bertujuan untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat.

Sebagai wujud transformasi layanan rujukan, Kementerian Kesehatan mengembangkan layanan unggulan dan jejaring pelayanan rujukan untuk penanganan empat penyakit tidak menular yakni stroke, kanker, jantung dan ginjal yang jumlahnya terus meningkat serta menjadi penyebab utama kematian dan berkontribusi pada besarnya biaya kesehatan.

''Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan layanan kesehatan terhadap penyakit katastropik terutama di Daerah Terluar, Pedalaman dan Kepulauan (DTPK). Kita perlu dorong, karena pelayanan rujukan rumah sakit sangat penting untuk masyarakat,'' kata Wamenkes Dante Saksono dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu.

Untuk layanan penyakit jantung misalnya, sekarang ini belum banyak Kabupaten/Kota yang mampu melakukan pemasangan ring jantung. Tak jarang pasien harus menunggu dalam jangka waktu yang lama bahkan ada juga yang memilih berobat ke luar negeri.

''Transformasi Ini harus segera kita lakukan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan di Indonesia. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengantre lama demi bisa berobat,'' kata Wamenkes.

Melalui transformasi ini, 514 Kabupaten/Kota ditargetkan memiliki RS yang mampu melakukan pelayanan kesehatan untuk keempat penyakit tersebut.

''Visi mempercepat cakupan pelayanan rumah sakit untuk 4 penyakit katastropik sedang kita lakukan dengan mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Kita targetkan 34 provinsi memiliki minimal 1 RS tingkat paripurna/utama dan 507 kabupaten/kota memiliki minimal 1 RS tingkat menengah,'' ujar Wamenkes.

Demi mencapai target tersebut, pengembangan layanan rumah sakit akan dilakukan bertahap. Tahap pertama, progresnya ditargetkan mencapai 50% di 2025, sedangkan tahap kedua ditargetkan rampung 100% di 2027.

Guna mencapai target tersebut, Wamenkes menekankan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan komitmen dan kolaborasi lintas sektor termasuk sektor swasta untuk membantu pemerataan akses dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

''Banyaknya rumah sakit swasta dengan sumber dayanya diharapkan dapat berperan aktif untuk mendukung program pemerintah yakni mengembangkan center of excellence dan mengembangkan layanan prioritas Kardiovaskular, Kanker, Stroke dan Uronefrologi. Kita perlu perkuat dalam kerangka penyediaan layanan kesehatan yang bermutu, berkualitas dan mudah diakses masyarakat,'' harap Wamenkes. 

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan