sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Update Covid-19 27 Agustus 2022: Ada penambahan 4.170 kasus positif dan 15 kematian

Dari total kasus positif per 27 Agustus 2022, penambahan kasus baru paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan 1.912 kasus.

Hermansah
Hermansah Sabtu, 27 Agst 2022 18:47 WIB
Update Covid-19 27 Agustus 2022: Ada penambahan 4.170 kasus positif dan 15 kematian

Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus Covid-19 pada Sabtu (27/8) pukul 12.00 WIB. Total ada penambahan kasus positif 4.170 dan 15 kematian. Sedangkan tingkat kesembuhan per 27 Agustus berjumlah 2.514 orang. 

Berdasarkan data Kemenkes tersebut, diketahui kalau kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 48.189.

Dari total kasus positif per 27 Agustus 2022, penambahan kasus baru paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan 1.912 kasus, disusul Jawa Barat 879 kasus, Banten dengan 462 kasus.

Kematian tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan sebanyak tiga kasus. Diikuti, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali yang masing-masing dua kasus. Serta Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Papua Barat, dan Bangka Belitung masing-masing satu kasus.

Sedangkan, kasus kesembuhan tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 713 kasus, Jawa Barat 536 kasus, dan Jawa Tengah 332 kasus. 

Dengan begitu, maka per 27 Agustus 2022, 6.343.076 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Di mana 6.137.394 di antaranya sembuh, dan 157.493 meninggal dunia.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia termasuk salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu mengatasi gelombang Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 dengan baik.

“Untuk yang gelombang ini, Indonesia menjadi satu negara, dari segelintir negara, dari beberapa negara, dari sedikit negara di dunia yang sudah berhasil melampaui gelombang BA.4 (dan) BA.5 dengan sangat baik,” ujar Menkes dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/8), usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Sponsored

Menurut Menkes, keberhasilan ini disebabkan oleh tingginya level imunitas masyarakat karena vaksinasi yang gencar dilakukan serta tingkat infeksinya yang tinggi saat gelombang Omicron melanda.

“Kombinasi antara vaksinasi di bulan November, Desember, Januari dan infeksi di Februari dan Maret, itu membuat di Juni, Juli, Agustus, kadar antibodi masyarakat Indonesia itu tinggi sekali. Sehingga boleh dibilang, pada saat BA.4 (dan) BA.5 masuk, kita tidak terganggu sama sekali kasusnya,” ujarnya.

Hasil Sero survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pada Juli 2022 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki titer antibodi yang tinggi.

“Desember (2021) hanya 88% dari masyarakat yang memiliki antibodi, sekarang naik ke 98,5%. Level antibodinya yang tadinya cuma sekitar 400-an unit per mililiter, sekarang naik lebih dari 2.000 unit per mililiter. Akibatnya memang terbukti populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi dari level antibodinya,” jelas Menkes.

Meski demikian, Budi mengatakan bahwa tingginya kasus konfirmasi harian di berbagai negara lain akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan munculnya varian baru yang diperkirakan terjadi pada awal tahun 2023. Budi pun mengimbau masyarakat untuk waspada terkait munculnya varian baru tersebut salah satunya dengan menjaga level imunitas.

“Ujiannya adalah enam bulan lagi, sekitar Januari, Februari, Maret 2023. Kalau kita benar-benar bisa melampaui itu, sama seperti sekarang, Indonesia adalah, menjadi, mungkin a selected few negara yang bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turut,” ujarnya.

Budi menambahkan, menjaga imunitas masyarakat adalah salah satu faktor kunci dalam menghadapi munculnya varian baru virus Corona. Oleh karena itu, lanjutnya, Presiden Jokowi telah menginstruksikan jajarannya untuk kembali menggencarkan vaksinasi bagi daerah-daerah yang kadar imunitas masyarakatnya sudah menurun.

“Jadi nanti November, rencana kita melakukan Sero survei lagi, untuk melihat daerah-daerah mana yang imunitasnya sudah menurun kadarnya, kemudian orang-orang mana yang berisiko tinggi. Nanti itu yang akan kita berikan vaksinasi, agar bisa meningkatkan, mempersiapkan, memperbaiki kadar imunitas masyarakat populasi tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menginstruksikan jajarannya untuk menjajaki vaksinasi bagi anak-anak berusia di bawah enam tahun. Kemudian, vaksinasi bagi kelompok lanjut usia (lansia) serta komorbid juga akan terus ditingkatkan.

“Vaksinasi untuk yang kelompok-kelompok yang lansia, yang komorbid, kemudian yang nanti kadar imunitasnya sudah turun atau sudah lebih dari enam bulan, karena kita sudah tahu by name, by address, nanti kita akan segera berikan alternatif vaksinnya adanya, agar bisa meningkatkan kadar imunitasnya untuk menjaga level imunitas populasi Indonesia,” pungkasnya

Berita Lainnya
×
tekid