sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

YLKI kritik Pekan Raya Jakarta: Mahal tapi tak nyaman

YLKI berharap manajemen memperbaiki layanan dan kinerja dalam pelaksanaan PRJ.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Minggu, 23 Jun 2019 18:10 WIB
YLKI kritik Pekan Raya Jakarta: Mahal tapi tak nyaman

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengkritik pelaksanaan Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair 2019. Ia menilai manajemen PRJ hanya mengeruk keuntungan dengan pemberlakuan tarif mahal, tanpa membuat pengunjung merasa nyaman. 

Salah satu yang dikritisi oleh Tulus adalah manajemen parkir di area tersebut. Selain tidak nyaman, tarif yang diberlakukan juga dinilai mahal.

"Pada hari Sabtu, saya mengunjungi PRJ. Memasuki area PRJ sekitar jam 16.15, dengan kemacetan yang parah. Dan baru bisa parkir sekitar jam 17.15 WIB," kata Tulus dalam keterangan tertulis, Minggu (23/6).

Tarif parkir yang dipatok untuk setiap kendaraan dipatok Rp30.000. Padahal selain sesak sehingga menyulitkan untuk mencari tempat parkir, area parkir juga tidak nyaman karena berada di area terbuka dan berdebu. 

Tulus yang menilai tarif parkir tersebut mahal, menyatakan hal tersebut sama saja dengan menaikkan tiket masuk secara terselubung.

Adapun tarif masuk yang ditetapkan senilai Rp40.000 per orang. Dengan demikian, setiap orang yang membawa kendaraan harus merogoh kocek Rp70.000 untuk masuk ke area PRJ.

Selain itu, fasilitas penunjang seperti toilet dan musala juga dinilai kurang memadai. Minimnya penandaan membuat pengunjung kesulitan mengakses fasilitas tersebut.

"Jadi pengunjung harus mencari-cari petugas untuk bertanya, dimana keberadaan toilet dan mushola. Selain itu terjadi antrian yang panjang di toilet perempuan. Disaat pengunjung membludak seperti itu, seharusnya disiapkan portable toilet," katanya.

Sponsored

Tulus juga menyoroti keberadaan pramuniaga produk rokok. Mereka menawarkan potongan harga senilai Rp20.000 untuk dua bungkus rokok ditambah bonus wadah aksesorisnya. Selain itu, banyak orang yang merokok di area tersebut.

Tulus menyayangkan hal itu terjadi dalam acara yang diklaim berskala internasional. Dia pun membandingkannya dengan area pasar Chatuchak di Bangkok, Thailand, yang terbebas asap rokok. Pasalnya, area PRJ merupakan area kawasan tanpa rokok.

Tulus berharap manajemen PRJ memperbaiki gelaran tahunan dalam rangka perayaah HUT Ibu Kota tersebut. "Masih ada waktu seminggu lagi bagi manajemen PRJ untuk memperbaiki layanan dan kinerjanya," kata Tulus. 

Untuk diketahui, PRJ 2019 digelar mulai 22 Mei hingga berakhir pada 30 Juni 2019 nanti. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid