Nadine Angerer, Carli Lloyd, Alex Morgan, Birgit Prinz, dan Homare Sawa menjadi bintang ketika FIFA menggali angka-angka di balik final Piala Dunia Putri. Berikut rangkumannya:
90.000
Rekor penonton untuk final tercatat pada tahun 1999, ketika 90.185 memadati Stadion Rose Bowl untuk menyaksikan kemenangan adu penalti Amerika Serikat atas China. 63.000 penonton yang menyaksikan AS mengalahkan Norwegia untuk menaklukkan pemegang mahkota edisi perdana itu berada di urutan kedua, tetapi akan dilampaui oleh 76.000 penonton di Stadium Australia.
116
Seratus enam belas menit dan sembilan detik telah berlalu pada tahun 2015 ketika Homare Sawa mencetak gol balasan di final. Gol itu mengirim Jepang-AS ke baku tembak, yang dimenangkan oleh Nadeshiko. Satu-satunya pemenang perpanjangan waktu lainnya adalah gol emas Nia Kunzer untuk Jerman pada tahun 2003. Untuk sundulan luar biasa itu, dia tetap menjadi satu-satunya wanita yang memenangkan penghargaan Goal of the Year di tanah airnya.
34
Megan Rapinoe, pada usia 34 tahun lebih dua hari, menjadi pencetak gol tertua di final Piala Dunia Putri tatkala dia mencetak gol penalti melawan Belanda pada 2019. Rekor itu tidak terancam, tetapi Jenni Hermoso yang berusia 33 tahun dapat melampaui Carli Lloyd dan menjadi pemain tertua yang mencetak gol dalam permainan terbuka di final.
32
Spanyol-Inggris akan menjadi yang perdana menampilkan dua finalis pertama kali dalam 32 tahun. Sejak AS dan Norwegia berkompetisi di final pertama, setidaknya satu tim di final sudah bermain di pertandingan puncak tersebut.
20
Spanyol-Inggris akan menjadi final pertama dalam 20 tahun untuk tim berlawanan dari benua yang sama. Dua sesama benua sebelumnya juga semuanya Eropa: Jerman-Norwegia pada 1995 dan Jerman-Swedia pada 2003.
20
Marianne Pettersen berusia 20 tahun dan 67 hari ketika dia entah bagaimana menguasai bola di depan tiga pemain Jerman untuk keunggulan Norwegia 2-0 pada penentuan tahun 1995. Itu membuatnya menjadi penembak jitu termuda di final. Dia diikuti Simone Laudehr dari Jerman dan Alex Morgan dari AS, yang masing-masing berusia 21 dan 22 tahun. Salma Paralluelo, yang akan berusia 19 tahun dan 280 hari pada hari Minggu nanti, akan memecahkan rekor Pettersen jika dia mencetak gol.
17
Birgit Prinz dari Jerman adalah pemain termuda yang tampil di final, baru berusia 17 tahun dan 236 hari pada tahun 1995. Yang tertua adalah Christie Rampone dari AS, yang 11 hari melewati ulang tahunnya yang ke-40 pada tahun 2015. Tak satu pun dari rekor itu akan pecah tahun ini.
12
Carli Lloyd secara sensasional mencetak hat-trick dalam 12 menit dan 29 detik melawan Jepang pada 2015. Dia membuat AS unggul pada menit ketiga dan membuat mereka unggul 4-0 pada menit ke-16. Satu-satunya pemain lain yang mencetak banyak gol di final adalah Michelle Akers, yang mencetak dua gol dalam kemenangan 2-1 atas Norwegia pada 1991.
7
Kemenangan 5-2 AS atas Jepang adalah final dengan skor tertinggi. Putri Amerika mencetak lebih dari dua kali lipat di Vancouver daripada yang berhasil dilakukan tim lain dalam penentuan.
7
Sydney dengan penasaran akan menggelar final ketujuh berturut-turut di luar ibu kota negaranya, yang dalam kasus Australia adalah Canberra. Kota ini mengikuti Pasadena (Washington, DC adalah ibu kota AS), Carson (Washington, DC), Shanghai (Beijing), Frankfurt (Berlin), Vancouver (Ottawa) dan Decines-Charpieu (Paris). Satu-satunya ibu kota yang menggelar pertandingan final adalah Stockholm pada 1995.
3
Enam pemain masing-masing telah bermain di tiga final yang tak tertandingi: Birgit Prinz (1995, 2003, dan 2007), Tobin Heath, Ali Krieger, Carli Lloyd, Alex Morgan dan Megan Rapinoe (semuanya 2011, 2015, dan 2019).
2
Dua tim bangkit dari ketertinggalan di final untuk mengangkat trofi. Jerman bangkit untuk menenggelamkan Swedia 2-1 pada 2003, sementara Jepang, yang tertinggal dua kali, memenangkan pertandingan 2011 melalui adu penalti.
2
Dua pemain mencetak gol dari luar kotak penalti di final: Hege Riise, menyusul dribel yang memukau, untuk Norwegia melawan Jerman pada 1995 dan Carli Lloyd dari garis tengah untuk AS melawan Jepang pada 2015.
1
Satu penalti telah diselamatkan selama waktu normal atau tambahan waktu dalam penentuan. Nadine Angerer terkenal menggagalkan tendangan penalti Marta untuk Brasil guna membantu Jerman menguasai dunia.