sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menalar trik Turkmenistan U-23 mengubur mimpi Indonesia

Lepas dari hadangan Jenner-Baggott, serangan mereka mulus lancar. Ancaman tercipta gol ke jala gawang Ernando Ari cukup besar.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Selasa, 12 Sep 2023 13:30 WIB
Menalar trik Turkmenistan U-23 mengubur mimpi Indonesia

Pertandingan terakhir Turkmenistan U-23 di Grup K kualifikasi Piala Asia U-23 2024 menghadapi tuan rumah PSSI U-23 di Stadion Manahan, Solo, Selasa (12/9). Laga hidup-mati akan menentukan kiprah selanjutnya bagi kedua kesebelasan.

Hasil seri berarti keuntungan bersama. Peringkat 4 Besar runner-up terbaik akan diambil Turkmenistan dengan total poin empat dan selisih gol plus empat. Itu berarti mereka lolos ke Piala Asia U-23 2024.

Sementara kemenangan Turkmenistan memastikan skuad besutan Ahmet Agamyradow meneruskan prestasi mereka melaju ke putaran final dua kali beruntun menyusul edisi Piala Asia U-23 di Uzbekistan 2022 lalu. Tapi kekalahan Indonesia bisa-bisa mengubur langkah Garuda Muda selamanya untuk gagal mengukir sejarah perdana maju ke putaran final turnamen U-23 tertinggi AFC.

Sebaiknya sebelum laga dimulai ofisial PSSI bertanya kepada pengawas pertandingan mengapa Turkmenistan U-23 memainkan kiper Batyr Gaylyev. Jika merujuk data Football Database dan Transfermarkt, Batyr kelahiran 26 Februari 2000.

Sedangkan Competition Regulations AFC U23 Asian Cup 2024 yang diterbitkan AFC di halaman 32 tertera poin batas umur pemain (22. Eligibility of Players -- 22.1.3. were born on or after 1 January 2001). Manual ini merupakan acuan regulasi kompetisi AFC U23 Piala Asia 2024 di mana pemain yang layak tampil adalah yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2001.

Artinya usia Gaylyev sudah melampaui batas bila data rujukan Football Database dan Transfermarkt dapat dipertanggungjawabkan. Apakah sah atau tidak kemenangan Turkmenistan U-23 atas China Taipei U-23 sebab Batyr juga dimainkan? Ini jadi urusan ofisial tim dan pengawas pertandingan.

Di lapangan nanti, Turkmenistan U-23 pasti tampil berbeda dari laga awal, versus China Taipei, yang mereka menangkan 4-0. Formasi solid padat tengah-belakang 5-4-1 kemungkinan menjadi pilihan mereka. Inti kekuatannya bertumpu pada duo pivot Mirza Beknazarov dan Teymur Charyyev. Di laga sebelumnya, Mirza tampil 86 menit, sementara Teymur dibangkucadangkan.

Senjata utamanya dapat berupa perubahan posisi di lini depan. Striker pencetak hattrick Shamammed Khydyrov sepertinya akan digeser ke sayap kiri. Sebaliknya sayap kiri Begenchmurat Muradov bertukar tempat sebagai striker. Empat variasi itu menentukan cara Turkmenistan U-23 menampilkan gaya main yang berbeda.

Sponsored

Serangan mereka niscaya dominan diawali bergantian antara Teymur-Mirza mengincar poros pendobrak mengandalkan kerja sama Khydyrov-Muradov. Jalur berbahaya mereka akan lancar dengan jalan menghindari area blokade Ivar Jenner-Elkan Baggott. Jadi, incaran kuartet itu tentu ke ruang kosong antara Rizky Ridho-Rio Fahmi.

Tipe bola yang mereka bawa satu saja: umpan satu-dua mendatar, pendek-pendek-panjang. Dua umpan pendek awalnya untuk memancing perhatian khusus Jenner-Baggott. Apabila duo tembok paling tebal Indonesia itu terpancing, umpan panjang akan terarah ke pemain kelima untuk menjauhi Jenner-Baggott, sekaligus mereka lebih leluasa merusak pertahanan tuan rumah. Siapa pemain kelima itu, tentu pelatih Turkmenistan U-23 merahasiakannya.

Lepas dari hadangan Jenner-Baggott, serangan mereka mulus lancar. Ancaman tercipta gol ke jala gawang Ernando Ari cukup besar. Apalagi bila Ernando berdiri agak ke depan bukan tepat di bawah mistar.

Seandainya unggul duluan, Turkmenistan U-23 dapat sangat liat mempertahankan skor sampai bubaran. Para penyerang tuan rumah pasti lebih emosional buat memenangkan laga bukan lagi berkonsentrasi menyamakan kedudukan. Itulah celah biang kegagalan asuhan Shin Tae Yong misalnya skenario ini benar-benar terjadi.

Berita Lainnya
×
tekid