sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tanpa generasi emas, Iran bisa maju

Klub-klub asal Jerman dulu banyak mendongkrak kualitas pesepakbola Iran naik ke papan atas.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Kamis, 13 Okt 2022 11:35 WIB
 Tanpa generasi emas, Iran bisa maju

Kurang dari 40 hari enam jam 57 menit, peluit Piala Dunia 2002 akan berbunyi. Iran di Grup B menghadapi duo Britania: Inggris dan Wales, serta Amerika Serikat.

Dengan Inggris, Iran belum pernah duel di semua ajang. Sementara rekornya menghadapi Wales tetap bisa diingat kendati sudah afkir. Saat bersiap ke Piala Dunia 1978, Wales jadi lawan uji coba dan Iran kalah 0-1 pada 18 April 1978.

Kurang dua bulan kemudian, bekal latih tanding itu terbukti berguna saat Iran mengimbangi sesama negeri Britania, Skotlandia, 1–1 di Piala Dunia perdana mereka. Persahabatan internasional itu satu-satunya pertandingan dalam sejarah Iran versus Wales.

Sementara dalam politik, AS berlawanan Iran, mereka saling membelakangi. Program nuklir Iran terus dikritisi pemimpin Paman Sam. Kerusuhan domestik tengah membara di sela persiapan Iran ke Qatar 2022. AS pun dituding ikut campur dalam gejolak politik dalam negeri Iran.

Serangkaian protes dan kerusuhan sipil yang sedang berlangsung terhadap pemerintah Iran dimulai di Teheran pada 16 September 2022 sebagai reaksi atas kematian Mahsa Amini, 22 tahun. Hari itu, dia ditangkap Patroli Syariah karena mengenakan jilbab "tidak pantas" — melanggar hukum wajib jilbab Iran — saat mengunjungi Teheran dari Saqqez. Menurut saksi mata, Amini dipukuli habis-habisan oleh petugas — sebuah pernyataan yang dibantah oleh otoritas Iran.

Pemain Klub Jerman

Hanya sepakbola yang bisa mempertemukan Iran dengan AS. Ajangnya langsung Piala Dunia 1998, Iran unggul 2-1. Mereka mengulanginya lagi dalam persahabatan internasional pada 16 Januari 2000, AS belum berhasil revans, hasilnya 1-1.

Tapi sekarang kesebelasan Iran tidak sekuat skuadnya yang lama. Era generasi emas telah berlalu. Seiring menghilangnya jajaran pemain Negeri Persia dari Bundesliga.

Sponsored

Klub-klub asal Jerman dulu banyak mendongkrak kualitas pesepakbola Iran naik ke papan atas. Semua itu sejalan kemunculan mereka kembali ke level dunia dalam 20 tahun.

Mengawali kiprah perdana di Piala Dunia 1978, Iran hanya membuat skuad domestik saja. Saat itu, tak ada pemainnya yang berkelana ke luar negeri.  Empat edisi berikutnya absen, mereka lolos lagi Piala Dunia Prancis 1998.

Diperkuat trio kunci: gelandang Karim Bagheri dan striker Ali Daei asal klub Arminia Bielefeld serta pemain terbaik Asia 1996 Khodadad Azizi (FC Koln). Iran mulai membuka mata publik dunia lewat kemenangan 2-1 atas Amerika Serikat, meski kalah dari Yugoslavia 0-1 dan Jerman 0-2.

Partisipasi ketiga di Piala Dunia Jerman 2006, mereka seperti bermain di kandang sendiri. Betapa tidak, lima bintang Iran ketika itu membela klub-klub Bundesliga. Mehdi Mahdavikia di Hamburg SV, Ferydoon Zandi (FC Kaiserslautern), Ali Karimi (Bayern Munich), Vahid Hashemian (Hannover 96), dan Moharram Navidkia (VfL Bochum).

Selain itu, pemain terbesar Asia sepanjang masa Daei masih jadi kapten walaupun sudah pulang kampung dari bertualang di Bielefeld, Bayern Munich, dan Hertha Berlin. Namun, hasil Jerman 2006 malah jeblok, imbang dengan Angola serta tumbang dari Portugal dan Meksiko.

Kesebelasan kini betah dilatih oleh Carlos Queiroz. Manajer asal Portugal menangani Tim Melli, julukan Iran, sejak 2011. Sempat putus kontrak 2019, Queiroz pindah sebentar membesut Kolombia dan Mesir. Tahun ini, dia diminta kembali menyiapkan Piala Dunia ketiganya bersama Iran setelah 2014 dan 2018.

Klub Jerman tidak lagi dominan mewarnai skuad Iran. Di Piala Dunia 2014, tinggal Daniel Davari yang bermain untuk tim kasta kedua, Eintracht Braunschweig. Aroma Bundesliga kemudian lenyap habis dari skuad 2018.

Tapi penampil lima Piala Dunia itu nyaris lolos ke 16 Besar Rusia 2018 dalam performa terbaik mereka. Iran ditahan Portugal 1-1 pada laga pemungkas Grup B, harus puas menduduki peringkat ketiga. Selisih tipis klasemen akhir: Spanyol di posisi pertama dengan 5 angka, Portugal kedua juga 5, dan Iran hanya empat.

Kemungkinan Lolos Terbuka

Padahal tim bersebelas yang dikapteni Ehsan Haji Safi mulai gagah, menang 1-0 atas Maroko di partai pembuka. Iran kemudian menelan pilu karena dengkul Diego Costa! Striker Spanyol itu tidak sengaja terkena bola yang coba disapu keluar oleh bek Iran. Kesialan makin sempurna karena gol Saeid Ezatolahi dianulir wasit. Pertandingan sengit mereka berakhir 0-1 di Kazan Arena.

Trisula depan, sisa Kazan 2018, tetap di ujung tajam serangan mereka. Sardar Azmound, Mehdi Taremi (Porto), dan Karim Ansarifard (Omonia, Siprus). Khusus Azmound, musim ini diambil Bayer Leverkusen, sekaligus menandai kembalinya penyerang asal Persia ke Bundesliga. Ia dipuji karena keahlian duel udaranya, kreativitasnya, dan luar biasa akselerasinya.

Dijuluki sebagai Zlatan Ibrahimovi muda dan juga digelari sebagai Messi Iran oleh sebagian besar media Inggris. Azmoun disebut-sebut pewaris striker legendaris Ali Daei. Terbanyak di Tim Melli, 41 golnya melebihi Ansarifard (29) dan Taremi (28).

Tiga pola dimainkan Coach Queiroz di Rusia 208 mulai 3-4-3, kemudian 4-2-3-1, dan terakhir 4-5-1. Trio ini selalu dia variasikan. Tapi cuma Ansarifard yang mencetak skor lewat penalti, satu gol lainnya dari bunuh diri pemain Marokko.

Pencetak gol yang dianulir wasit di Kazan Arena, Ezatolahi, masih mempertebal baris belakang sebagai pivot. Kapten Haji Safi tetap penggalang pertahanan andalan.

Usai Pra-Piala Dunia, di ujung Maret 2022, Iran langsung membuka kamp pelatihan di Qatar. Sekali di Doha mencoba Aljazair, mereka kalah 1-2 medio Juni. Selanjutnya dua serial laga hari FIFA September, Queiroz mengajak pemainnya ke Austria. Mereka memenangkan pemanasan atas Uruguay 1-0, lalu seri 1-1 dengan Senegal.

Minimnya uji coba, tiga kali saja, masih menyulitkan Iran untuk mencari formula inti terutama pada penjaga gawang. Alireza Beiranvand selalu jadi pilihan utama di Piala Dunia empat tahun silam. Saingannya kini, Amir Abedzadeh dan Hossein Hosseini. Ketiganya berpeluang sama besar untuk berkiprah di Qatar 2022.

Potensi Iran maju pertama kali ke 16 Besar sangat terbuka. Hanya Inggris yang lebih ramah wasit akan payah dicuri angkanya. Poin penuh dari Wales dan AS menjadi bekal Tim Melli untuk berangkat pada 3 Desember ke Khalifa International Stadium, Al Rayyan, menantang juara Grup A.

Jadwal Iran
Grup B Piala Dunia 2022:

21 November 2022 vs Inggris
25 November 2022 vs Wales
29 November 2022 vs AS

Berita Lainnya
×
tekid