sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

3 hal yang memengaruhi perilaku pemilih kaum santri dalam pilpres

Pendekatan calon presiden atau wakil presiden harus dilakukan lewat perilaku pemilik kaum santri, termasuk santri perempuan.

Hermansah
Hermansah Jumat, 27 Okt 2023 10:20 WIB
3 hal yang memengaruhi perilaku pemilih kaum santri dalam pilpres

Pondok pesantren dan santri diyakini bakal menjadi salah satu penentu kemenangan bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden. 

"Pertanyaan ini harus kita uji dengan data, menggunakan dua pemilu presiden. Pertama, pilpres di 2004 yang sudah selesai. Datanya bisa kita lihat di KPU. Kedua, Pilpres 2024 yang kini sedang berproses," jelas pendiri LSI Denny JA, Denny Januar Ali, dalam keterangan resminya, Jumat (27/10). 

Mengapa Pilpres 2004 dipilih? Karena menurutnya di momen tersebut, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, menjadi salah satu pelaku utama pilpres. Ia menjadi calon wakil presiden bagi Megawati Soekarno Putri.

Berdasarkan data, kata dia, di putaran pertama Mega dan Hasyim mendapatkan dukungan 28,17% di Jawa Timur, ini wilayah yang menjadi lumbungnya NU. Sementara di wilayah yang sama, Jawa Timur,  SBY-JK mendapatkan 35 3%. Perolahan SBY-JK lebih tinggi.

Di putaran kedua, Mega dan Hasyim mendapatkan 40,35%. Sedangkan SBY-JK mendapatkan 59,65%, di Jawa Timur.

"Kita lihat di sini, bahkan Ketua Umum PBNU dan Megawati dikalahkan oleh SBY-JK dengan selisih hampir 20%, di Jawa Timur, di pusat komunitas NU. Telak sekali marginnya,"  ucap dia.

Sementara, menghadapi Pilpres 2024, Anies Baswedan memiliki tokoh NU sebagai wakilnya: Muhaimin Iskandar. Ganjar Pranowo memiliki wakilnya juga tokoh NU: Mahmud MD.

Sedangkan Prabowo Subianto, dan wakilnya: Gibran Rakabuming Raka, dua-duanya bukan tokoh  NU, tidak berdarah NU seperti halnya Mahfud dan Muhaimin.

Sponsored

Bagaimana pilihan pemilih NU terhadap tiga pasang ini? Dia pun mengungkap hasil survei LSI Denny JA, pada September 2023. Di mana pada kalangan pemilih NU, Prabowo-Gibran mendapatkan 44 69%. Ganjar dan Mahfud mendapatkan 35,5%. Anies dan Muhaimin mendapatkan 15%.

"Bagaimana menjelaskannya. Mengapa di komunitas pemilih NU, Prabowo dan Gibran itu bisa menang? Sebagaimana sebelumnya, SBY dan JK bisa menang di NU?" tanya dia. 

Menurut dia, pendekatan harus dilakukan lewat perilaku pemilik kaum santri, termasuk santri perempuan. Di mana, ada tiga hal yang kini memengaruhi perilaku pemilih kaum santri.

Pertama, para santri memiliki handphone di tangan. Itu yang membuat mereka punya akses informasi di luar dunia para Kiai. Mereka kini mempunyai sumber informasi lain.

Kedua, para santri pun semakin terekspos ke dunia luar yang begitu berbeda, begitu beragam. Dengan sendirinya, mereka kini bisa membanding-bandingkan. Pandangan para kiai atau pengurus NU hanya salah satu patokan saja. 

Ketiga, para santri sekarang ini punya begitu banyak informasi dan percakapan, dengan jendela dunia yang jauh lebih luas. Pandangan mereka sudah melampaui tembok pesantren.

"Akibatnya, dalam perilaku politik mereka, dan pilihan pasangan capres-cawapres kini relatif mandiri. Itu sebabnya, mengapa tak hanya pedoman para kiai yang mempengaruhi perilaku pemilih mereka. Bahkan jika tokohnya, Sang Kiai itu sendiri, ikut menjadi capres atau cawapres, pun mayoritas pemilih NU juga tetap menimbang-menimbang," papar dia.

Untuk komunitas NU yang total populasinya kini di atas 50% pemilih Indonesis, Anies menawarkan Cak Imin. Ganjar menawarkan Mahfud. Prabowo-Gibran menawarkan Dana Abadi Santri yang lebih diperluas.

Berita Lainnya
×
tekid