Data pemilih diduga diretas, KPU periksa server
Informasi ini kali pertama disampaikan akun Twitter @underthebreach.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengecek keamanan server menyusul dugaan jutaan data pemilih diretas dan bocor. Pemeriksaaan data internal dilakukan per Kamis (21/5) malam.
"(KPU) menelusuri berita tersebut lebih lanjut, melakukan cek kondisi internal (server data), dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Informasi lebih lanjut akan disampaikan kemudian," kata Komisioner KPU, Viryan Aziz, Jumat (22/5).
Terkait dengan unggahan salah satu akun media sosial (medsos) terkait data pemilih itu, menurut Viryan, data tersebut merupakan fail komputer (soft file) daftar pemilih tetap Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Dokumen berformat pdf.
"Soft file data KPU tersebut dikeluarkan sesuai dengan regulasi dan untuk memenuhi kebutuhan publik bersifat terbuka. Picture ini, berdasarkan meta datanya, tanggal 15 November 2013," paparnya.
Menyinggung soal jumlah datar pemilih tetap pada Pemilu Presiden 2014, dia mengatakan bahwa data itu tidak sampai 200 juta jiwa, tetapi 190 juta jiwa.
Seorang peretas sebelumnya mengklaim, telah membobol 2,3 juta data warga negara Indonesia (WNI) dari KPU. Informasi disampaikan akun Twitter @underthebreach, sempat mengabarkan kebocoran data Tokopedia pada awal Mei.
Actor leaks information on 2,300,000 Indonesian citizens.
data includes names, addresses, ID numbers, birth dates, and more.
Appears to date back to 2013.
Actor claims he will leak 200,000,000 additional citizens information soon. pic.twitter.com/xVWhOGOhtX — Under the Breach (@underthebreach) May 21, 2020
"Aktor (peretas) membocorkan informasi 2.300.000 warga Indonesia. Data itu termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan lainnya," kicau @underthebreach.
Akun ini juga menyebutkan, data tampaknya tahun 2013. Peretas pun mengklaim bakal membocorkan 200 juta data lainnya. (Ant)