Seorang gadis Palestina meninggal pada hari Sabtu di Rumah Sakit Al-Rantisi di Kota Gaza karena kekurangan gizi dan dehidrasi parah. Sementara, Israel terus mempertahankan blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air, dan bantuan medis kepada penduduk selama lebih dari dua bulan.
Sebuah sumber medis mengatakan kepada Anadolu bahwa anak tersebut, Janan Saleh Al-Saqafi, meninggal sebagai akibat langsung dari kelaparan dan kekurangan air bersih.
Beberapa pejabat Palestina dan badan PBB telah berulang kali memperingatkan tentang konsekuensi bencana dari penutupan perbatasan Gaza yang terus berlanjut oleh Israel yang mencegah masuknya makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan air sejak awal Maret.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Kantor Media Pemerintah di Gaza menyatakan bahwa Israel "secara sistematis menghancurkan infrastruktur makanan dengan menargetkan toko roti, pusat bantuan, dapur umum, sumur air, gudang makanan, dan lahan pertanian sebagai bagian dari kebijakan kelaparan terhadap penduduk Palestina."
Sejak 2 Maret, semua penyeberangan utama ke Gaza tetap ditutup untuk pasokan kemanusiaan yang memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, menurut berbagai laporan pemerintah, hak asasi manusia, dan internasional.
Lebih dari 52.400 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.(aa)