close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi pedagang hewan kurban. /Foto Canva
icon caption
Ilustrasi pedagang hewan kurban. /Foto Canva
Peristiwa
Minggu, 08 Juni 2025 12:57

Jeritan pedagang hewan kurban Idul Adha 2025: "Pulang enggak bawa uang..."

Kenaikan harga hewan kurban turut menurunkan animo masyarakat untuk berkurban pada Idul Adha 2025.
swipe

Sehari setelah Idul Adha 2025, Saefullah, 41 tahun masih nongkrong di lapak hewan kurbannya di Kembangan, Jakarta Barat. Ipul, sapaan akrab Saefullah, masih berharap masih ada orang yang mau membeli kambing dan sapi yang ia bawa jauh-jauh dari Cirebon, Jawa Barat. 

"Biasanya mah ada aja yang belinya setelah hari raya. Ya, kalau enggak buat Idul Adha, buat perayaaan. Kawinan atau acara-acara lain," kata Ipul saat berbincang dengan Alinea.id di lapak hewan kurbannya di Kembangan, Jakarta Barat, Minggu (8/6). 

Untuk Idul Adha kali ini, Ipul mengaku membawa 80 ekor kambing dan 8 sapi dari sejumlah rekan bisnisnya di kampung. Namun, hanya kisaran 20 ekor sapi dan 2 ekor sapi yang sudah terjual. Padahal, ia mengaku sudah "banting harga".  

"Yang lain kan jual itu sampe Rp3 juta (per ekor) buat kambing. Kemaren-kemaren, kita tawarin Rp2,5 juta juga sepi pembelinya. Kalau pulang sekarang, ya, enggak bawa uang. Enggak bakal untunglah," kata pria yang sudah belasan tahun jadi pedagang hewan kurban itu. 

Lesunya bisnis jual-beli hewan kurban pada momen Idul Adha 2025 juga dikeluhkan Deden. Deden berjualan di daerah Pintu Air, Jalan Bina Marga, Jakarta Timur—lokasi itu terbilang strategis yang memudahkan pembeli untuk mengakses lapaknya.

“Biasanya dua minggu sebelum Idul Adha sudah mulai ramai, dan puncaknya 3-4 hari sebelum hari H. Tahun-tahun sebelumnya selalu habis terjual. Tetapi, tahun ini lebih sepi. Banyak yang masih tanya-tanya saja, belum berani beli,” ujar Deden kepada Alinea.id saat berbincang di lapaknya, Kamis (5/6) lalu. 

Deden sudah 15 tahun jadi pedagang hewan kurban. Menurut dia, penjualan hewan kurban pada Idul Adha 2025 jauh lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.  

"Saya rasa karena ekonomi masyarakat lagi berat, ya. Harga kebutuhan pokok naik, pengeluaran makin banyak. Jadi, orang lebih mikir-mikir buat beli hewan kurban. Mungkin ada juga yang masih recovery dari dampak pandemi kemarin," kata dia. 

Selain itu, Deden bercerita harga hewan kurban juga sedang mahal. Salah satu penyebabnya karena harga pakan juga ikut naik. Kambing, misalnya, dibanderol kisaran Rp3 juta per ekor. Tahun lalu, harganya masih Rp2 juta per ekor. 

"Saya harap pemerintah bisa bantu pedagang kayak kami, misalnya, dengan subsidi pakan atau penyediaan tempat jualan yang layak dan enggak mahal sewanya," ujar Deden. 

Berbeda, Bang Maeng merasa bisnis hewan kurban tahun ini tak berbeda jauh jika dibandingkan tahun sebelumnya. Berjualan hewan kurban sejak 2022, Bang Maeng membuka lapak tak jauh dari Masjid Jami Al Qaromah, Cililitan Kecil, Jakarta Timur. 

“Peminatnya memang terasa berkurang, tetapi enggak signifikan. Ada yang tahun lalu beli, tapi tahun ini enggak beli. Mereka bilang tabungannya pas-pasan,” kata Bang Maeng kepada Alinea.id. 

Ia sepakat naiknya harga hewan kurban tahun ini juga turut mempengaruhi animo masyarakat untuk membeli hewan kurban. "Masyarakat itu untuk kurban itu mencari harga yang ekonomis, hanya beberapa orang yang memang berani untuk harga mahal," kata dia. 

 

img
Ikhsan Bilnazari
Reporter
img
Adityia Ramadhani
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan