close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Foto: Pixabay
Peristiwa
Rabu, 02 Juli 2025 22:10

Enam sifat yang membuat Anda menonjol dari orang lain

Penelitian soal “keren” juga menunjukkan bahwa dorongan untuk jadi keren paling kuat saat remaja.
swipe

Apa rahasia di balik orang-orang yang kelihatan pede dan keren — baik itu yang di sekitar kita, atau yang sering kita lihat di media dan layar kaca?

Sebuah studi baru mengungkap bahwa orang-orang yang dianggap keren biasanya punya enam sifat utama: mereka cenderung ekstrovert, suka bersenang-senang, percaya diri, doyan tantangan, terbuka terhadap hal-hal baru, dan mandiri.

Penelitian ini dimuat hari Senin di Journal of Experimental Psychology: General, dan melibatkan hampir 6.000 responden dari 12 negara. Menariknya, persepsi tentang siapa yang dianggap keren ternyata mirip-mirip, meskipun peserta berasal dari latar belakang budaya, usia, pendapatan, pendidikan, dan jenis kelamin yang berbeda.

“Yang bikin saya kaget, hasilnya nyaris sama di semua negara,” kata Caleb Warren, dosen di University of Arizona dan salah satu penulis riset ini. Ia sudah lebih dari 20 tahun meneliti soal psikologi konsumen.

Dalam penelitian ini, setiap peserta diminta mengenali kata “cool” dalam bahasa Inggris—tanpa diterjemahkan. Ini menunjukkan bahwa banyak dari mereka sudah akrab atau bahkan mengidolakan konsep “keren” ala negara Barat, terutama Amerika.

Menurut Joseph Henrich, seorang antropolog dari Harvard yang tidak terlibat dalam studi ini, penelitian ini memperlihatkan bagaimana budaya populer menyebar dari satu tempat ke tempat lain.

“Keberhasilan budaya Amerika telah membuat musik, gaya hidup, dan konsep keren mereka menyebar ke seluruh dunia,” ujarnya.

Padahal, topik soal keren ini sebenarnya belum banyak diteliti. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa orang yang keren itu umumnya dianggap menyenangkan, pintar, modis, dan menarik. Tapi Warren dan timnya ingin menggali lebih dalam: apa sih yang bikin seseorang benar-benar terlihat keren, bukan cuma baik aja?

Jadi, mereka meminta peserta untuk memikirkan empat tipe orang: satu yang keren, satu yang nggak keren, satu yang baik, dan satu yang nggak baik. Lalu, mereka diminta menilai keempat orang ini lewat kuesioner yang mencakup 15 ciri kepribadian berbeda.

Hasilnya, orang keren dan orang baik memang punya beberapa kesamaan. Tapi dibandingkan orang keren, orang baik dinilai lebih patuh aturan, lebih tradisional, suka yang aman, ramah, menyenangkan, perhatian terhadap sesama, teliti, dan tenang.

Sementara itu, orang yang dianggap “kompeten” atau bisa diandalkan biasanya juga dinilai sebagai keren dan baik.

Namun, ada satu keterbatasan dari studi ini: orang yang nggak tahu apa itu arti kata "cool" otomatis nggak bisa ikut serta. Jadi, penelitian ini nggak bisa mengukur seberapa sering istilah ini digunakan di tiap negara, atau bagaimana status sosial “keren” dipandang di budaya yang berbeda. Selain itu, mayoritas peserta masih muda, rata-rata usianya 30 tahun ke bawah.

Penelitian lain menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya juga berpengaruh terhadap sifat-sifat yang dianggap penting.

“Di beberapa budaya Barat, sikap agresif bisa membuat seseorang jadi lebih dihormati. Tapi di banyak budaya Timur, justru dianggap negatif,” jelas Mitch Prinstein dari American Psychological Association, yang pernah menulis buku soal popularitas.

Penelitian soal “keren” juga menunjukkan bahwa dorongan untuk jadi keren paling kuat saat remaja. Hal ini bisa memengaruhi gaya bicara, pilihan barang, hingga cara bersenang-senang.

Tapi perlu diingat, yang dianggap keren secara umum oleh masyarakat belum tentu sama dengan yang menurut kamu pribadi itu keren. Karena itu, Warren dan timnya meminta peserta memikirkan orang yang mereka anggap keren, bukan sekadar mengikuti tren umum.

Menariknya, orang-orang yang suka membantu dan punya sifat baik, lebih sering dinilai “baik” dibandingkan “keren”.

Jadi, apakah keren itu penting untuk dikejar?

“Saya sendiri agak ragu,” kata Warren.

Saat remaja, sikap sok dewasa atau nekat bisa bikin populer, tapi satu studi tahun 2014 menemukan bahwa banyak remaja seperti ini justru kesulitan di usia 20-an. Mereka cenderung mengalami masalah seperti kecanduan alkohol, narkoba, atau hubungan yang berantakan. “Mereka jadi makin ekstrem demi terlihat keren,” kata salah satu peneliti.

Buat anak-anak yang populer di sekolah, ukuran status biasanya adalah dominasi, jadi pusat perhatian, dan tampil menonjol. Tapi menurut Prinstein, kemampuan disukai oranglah yang lebih berperan dalam kesuksesan jangka panjang.

“Anak yang nggak populer sekalipun tetap bisa sukses asalkan dia punya satu sahabat sejati,” ujarnya.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan